"T-tuan belum pulang?" Pasang mata bening Naya membola, melihat Laksamana Latif dan punggawanya datang lengkap dengan baju koko di hari kedua Mak dipulangkan. Naya pikir, tuannya ini telah kembali ke Gunung Jati, setelah kemarin ia dan Hasbi sempat sekali lagi berebut, di mobil mana Mak seharusnya menumpang. Orang dewasa kadang terlewat kekanakan. Atas rasa syukur yang Naya sekeluarga panjatkan, mereka berniat mengadakan syukuran sekaligus buka puasa bersama, dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah di ruang tamu Mak yang luas. Mengundang beberapa anak pesantren dan tetangga dekat. Naya memang tak punya uang mengadakan semua ini. Tapi Mak punya. Simpanan Mak, yang entah Naya tak tahu-menahu darimana Mak mendapatkannya, cukup untuk sekadar menjamu berbuka sekitar 20 orang tamu. Lak