23

1084 Words

Zenna menyusuri jalanan sepi dan gelap itu seorang diri seperti gadis yang tidak tahu arah jalan pulang. Zenna mendongak menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit lepas. Gadis itu duduk pada salah satu batu besar yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. “Tuhan, jika memang umurku tidak lama lagi, aku mohon izinkan aku untuk bahagia walau sejenak,” gumam gadis itu, matanya masih setia menatap kemerlap bintang di atas sana. Zenna menghembuskan napasnya pelan, lalu gadis itu beranjak dari batu itu. *** malam pun semakin larut, namun tidak ada tanda-tanda jika Zenna akan kembali. Nean sangat khawatir sekali dengan keadaan Zenna, terbukti ketika Nean mondar mandir di depan kamar rawat Lovinta dengan raut wajah yang cemas. “Nean, kamu kenapa ada di sini?” tanya Danial me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD