When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Jenazah Zenna sudah dikebumikan dan acara berlangsung dengan sangat khidmat. Danial memeluk batu nisan yang bertuliskan nama sang putri dengan sangat erat. Tangisnya masih saja pecah saat melihat tubuh sang putri yang terakhir kalinya. Walaupun tidak melihat wajahnya, namun Danial sudah cukup lega telah menyaksikan sang putri untuk yang terakhir kalinya. Diah pun sama, wanita renta itu juga memeluk nisan sang cucu untuk yang terakhir kalinya dengan derai air mata. Diah yakin, Zenna sudah bahagia di alam sana. Dalam kondisi yang lemah pun Diah masih tetap menghadiri acara pemakaman Zenna, meskipun tidak melihat wajah gadis itu untuk yang terakhir kalinya, namun Diah cukup bahagia bisa menghadiri makamnya. Sementara Nean, lelaki itu berdiri dengan perasaan yang kacau tidak menentu. Gadis