Rasanya kepala Gema berat bukan main ketika ia bangun pagi ini. Pusing bukan main hingga pandangannya berputar-putar dan ia pun harus memegangi kepalanya sembari mengerang keras. Butuh waktu beberapa saat bagi Gema hingga kesadarannya terkumpul dan ia pun bisa fokus dengan keadaan sekitar.
Walau kepalanya masih pusing dan ia pun merasa tubuhnya sangat lemas sehingga sekarang dirinya hanya mampu terbaring di atas tempat tidur, Gema mulai menyadari jika dirinya sekarang berada di kamar apartemennya sendiri. Seperti yang memang seharusnya terjadi.
Hanya saja, Gema tidak bisa mengingat kejadian semalam sama sekali. Yang terakhir kali diingatnya, ia tidak berada di apartemennya sendiri, melainkan berada di sebuah kelab malam dan memutuskan minum sendirian karena perasaannya yang sedang kacau akibat teringat Melvin. Gema sama sekali tidak ingat kapan dirinya pulang dan apa saja yang telah terjadi selama dirinya berada di kelab itu.
Satu hal yang bisa Gema tebak, semalam dirinya pasti mabuk berat hingga hangover yang dirasakannya pagi ini sangat luar biasa. Pusing, lemas, mual, bahkan lupa ingatan. Semua itu sudah cukup untuk menjadi indikator seberapa mabuknya Gema tadi malam. Bahkan saat ini, ia masih memakai pakaian kemarin, yang artinya begitu pulang, Gema langsung tidur.
Padahal, mulanya ia sama sekali tidak berniat untuk minum sampai mabuk karena pergi kesana sendirian. Tetapi dirinya kelepasan minum banyak dan tidak ada yang mengingatkannya untuk berhenti.
Masalahnya sekarang, apa saja yang sudah terjadi semalam? Bagaimana caranya Gema bisa pulang ke apartemennya?
Gema meraba-raba sisi tempat tidurnya, mencari ponsel yang biasanya tidak pernah ia letakkan jauh darinya ketika tidur. Namun, benda itu ternyata tidak berada di tempat tidurnya. Menyadari itu membuat Gema memilih bangkit dari posisi berbaringnya. Kedua matanya menyapu ke sekeliling kamar, mencari dimana dirinya meletakkan ponsel semalam.
Namun, ponsel bermerek apel digigit keluaran terbaru itu tidak ada dimana-mana di kamarnya. Tidak ada di tempat tidur, di nakas, juga di meja rias. Bahkan, Gema juga tidak melihat ia handbag yang dibawanya semalam.
"Shit...dimana?" erang Gema sembari memegangi kepalanya yang masih pusing. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam, namun belum ada satu pun yang terlintas di benak. Yang ada, semakin mencoba berpikir, kepala Gema justru semakin pusing.
Ketika Gema hendak turun dari tempat tidur dan keluar kamar guna mencari barang-barangnya, tiba-tiba saja pintu kamarnya sudah terbuka duluan. Gema terlonjak kaget, tapi kemudian bernapas lega begitu melihat Keanu, asistennya lah yang baru saja masuk.
"Baru mau dibangunin, ternyata udah bangun duluan ya, Bun," ujar Keanu dengan gaya genitnya yang biasa.
Gema mendengus. "Ish, ngagetin banget sih, Ken!"
Meskipun sedikit sebal karena dikagetkan oleh Keanu, tetapi tidak bisa dipungkiri juga jika Gema tidak merasa khawatir lagi karena kehadiran asistennya itu. Sepertinya semalam ia masih sempat menghubungi Keanu untuk menjemputnya sebelum benar-benar wasted. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi oleh Gema.
Yah, tapi Gema terlalu cepat berpikir begitu. Sebab sedetik setelah dirinya merasa lega, Keanu justru berjalan menghampirinya dan langsung saja memberikan sebuah cubitan gemas pada satu pipi Gema. Tentu saja Gema kaget karena tindakan tiba-tiba asistennya. Ini Keanu minta dipecat atau gimana sih?!
Langsung saja Gema melotot pada Keanu.
"What the hell, Ken???! Apa maksud lo nyubit pipi gue sekarang hah??! Gue lagi pusing banget!!!"
"Gemaniii cintakuuuu, you nggak berhak merong-merong ke eike sekarang after what you did last night! Harusnya eike yang merong-merong!" balas Keanu, kali ini ditambah dengan mencubit pipi Gema yang satunya. "Bisa-bisanya you semalem did something so stupid! Bikin eike pusyang tujuh keliling dan malu-maluin tau?!"
"Apaan sih, orang cuma minum doang."
"You amnesiyong apa?"
"Nggak usah pake bahasa bangsa lo ya, ngomong yang bener."
Keanu menghembuskan napas dan mengusap dadanya, mencoba untuk menyabarkan diri sebelum kembali mengulang, "You amnesia?"
Kini, Gema mulai sedikit panik. "Semalem gue emang cuma minum doang, kan?" tanyanya ragu.
"Minum doang kata you?! Helaw, mabuk-mabukkan sendirian di kelab itu nggak bisa dibilang cuma doang ya, Bun! You hampir celaka! Hampir dibawa sama orang asing! Untung aja ada yang nolongin you, kalau enggak, mungkin you udah abis sekarang dan jadi headline berita!"
Penjelasan dari Keanu sukses membuat Gema tercengang. Ia sama sekali tidak mengingat kejadian itu. Memori tentang semalam seolah tidak terdaftar dalam kepala Gema, mungkin belum karena efek hangover yang masih sangat terasa.
Gema memijat pelipisnya, seketika menyesali tindakan bodohnya semalam. Seharusnya ia memang tidak minum sendirian semalam, akan jauh lebih baik jika dirinya mengajak orang lain. Namun, Gema tidak merasa benar-benar punya teman dekat di Indonesia yang bisa diajaknya minum bersama karena memang dirinya baru pulang ke negara ini. Tetapi, seharusnya Gema mengajak Keanu saja. Membayangkan apa yang terjadi lewat cerita Keanu sudah sukses membuat Gema merinding.
"Sorry, Ken..." gumam Gema kemudian. "I wasn't in my right mind last night."
Keanu menggelengkan kepala. "Lain kali jangan begitu lagi ya, Bun! Karena belum tentu bakal ada pangeran yang nyelametin dua kali."
"Hah? Pangeran apaan?"
Raut wajah Keanu seketika berubah, yang semula judes karena baru saja selesai mengomeli Gema, kini jadi mesem-mesem sendiri, membuat Gema jadi curiga. Terlebih lagi ketika Keanu memilih untuk terlebih dahulu duduk di samping Gema dengan posisi seperti seorang remaja yang siap curhat dengan temannya.
"Jadi gini, semalem itu bukan eike yang jemput you di kelab itu, Bun."
"Terus?"
"You dijemput sama Mas Harlan! SAMA MAS HARLAN GANTENGKU! AAAAA!"
"HAH?!" Teriakan kaget Gema membalap teriakan gemas Keanu. "Gimana bisa sih?! Jangan ngaco ya lo, Ken!"
"Ih, eike serius! Yang nyelametin you semalam itu Mas Harlan. Doi yang bikin kabur lekong-lekong yang mau bawa you. Doi juga yang nganterin you pulang sampe bela-belain nelepon eike buat tanya dimana alamat you, Bun!!! Rasanya semalem tuh kayak mimpi deh eike dapat telepon dari Harlan sebelum capcus ke pulau kapuk. Terus yaudah deh, akhirnya eike cabut ke apartemen you, nungguin you dianter sama Mas Harlan. Eike diomelin karena bisa-bisanya ngebiarin you mabuk-mabukkan sendiri. Tapi eike ikhlassss, sumpah. Doi ngomel aja damage-nya beuhhhh, bagaikan serpihan angin surga. Ganteng banget! Pusing eike semalem kena serangan visual!"
Gema sudah meremas rambutnya sendiri dengan frustasi. Ia tidak peduli dan tidak terlalu mendengarkan lagi cerita Keanu tentang Harlan, sebab fokusnya hanya satu, yaitu fakta kalau Harlan lah yang menemukannya mabuk berat semalam dan mengantarnya pulang.
Menurut Gema, ini benar-benar memalukan. Ia tidak tahu seperti apa kelakuannya dan apa saja yang telah dikatakannya ketika mabuk di depan Harlan. Firasatnya mengatakan jika ia sama sekali tidak bersikap dengan baik selama mabuk semalam.
Seolah membenarkan tebakan Gema, Keanu menambahkan sebuah fakta lainnya.
"You semalem muntah, Bun. Di mobilnya Mas Harlan, sampai kena baju dan celananya doi. You harus berterima kasih sama Mas Harlan gantengku atas semua pengorbanan yang sudah doi lakuin buat you semalam."
"ARGHHH!" Gema mengerang keras, kemudian kembali menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Kepala Gema jadi semakin pusing tujuh keliling.
Dan lebih pusing lagi ketika tidak lama kemudian, Keanu yang ternyata menyimpan ponsel Gema, memberikan benda itu kepadanya karena ada sebuah telepon yang membuatnya berdering berisik.
Di layar ponsel Gema itu tertera;
Jagat Makin Ganteng is calling...
***
Jika ditanya apakah Harlan masih sebal karena Gema yang muntah di mobilnya semalam, maka jawabannya adalah iya, Harlan masih sebal sekali. Karena insiden muntah Gema semalam, ia jadi dibuat repot membersihkan muntahan Gema dari mobilnya juga dari pakaiannya sebelum mengantar perempuan itu pulang.
Secantik-cantiknya Gema, tetap saja Gema merupakan manusia. Dan mau bagaimana pun juga, yang namanya muntah manusia pasti bau. Jadilah sepanjang perjalanan Harlan harus bersabar karena mencium bau muntah yang menyengat, meski jendela mobilnya sudah dibuka. Harlan pun harus menahan diri untuk tidak ikut muntah dan untungnya ia berhasil.
Rasa sebal Harlan karena Gema yang muntah membuatnya jadi mengomeli Keanu, asistennya Gema, ketika mereka bertemu saat Harlan mengantarkan Gema ke apartemennya. Untung saja Keanu sepertinya tidak terlalu mengambil hati omelan Harlan dan masih bisa bersikap ramah ketika Harlan pada akhirnya menyerahkan Gema padanya.
Harlan memang tidak mengantarkan Gema sampai ke unit apartemennya, pekerjaan itu ia serahkan kepada Keanu. Namun, sebelum dirinya menyerahkan Gema pada Keanu, Harlan sudah terlebih dahulu menyimpan kontaknya di ponsel Gema dan begitupun sebaliknya. Sebab Harlan sudah berniat untuk meminta pertanggung jawaban pada Gema setelah perempuan itu dengan kurang ajarnya telah muntah di mobilnya.
Siang ini, setelah pulang dari tempat laundry dan juga tempat pencucian mobil, Harlan menghubungi Gema. Untuk merecokinya. Untuk mengingatkan Gema, sememalukan apa Gema ketika mabuk semalam.
Semula Harlan berpikir jika Gema tidak akan menerima teleponnya, setidaknya tidak pada telepon pertama. Ternyata dirinya salah, telepon pertama Harlan langsung diangkat. Ternyata Gema cukup tahu diri untuk tidak mengabaikan Harlan kali ini.
"Halo, Kutu. Udah sober?" sapa Harlan dengan cara yang dia tahu menyebalkan. "Udah inget apa aja yang terjadi semalem?"
Gema tidak menjawab, tetapi Harlan tahu jika telepon mereka masih tersambung karena deru napas perempuan itu yang masih terdengar.
"I think I deserve a thank you?" lanjut Harlan.
Helaan napas Gema terdengar. "Thanks," katanya. "Karena udah bantu gue semalem."
"Lo nggak terdengar ikhlas."
"Thank you very much, Harlan Jagat Erlangga. I owe you one."
Sudut bibir Harlan tertarik membentuk sebuah senyuman, atau lebih tepatnya disebut sebagai seringai menyebalkan.
"Gue tau dari Keanu kalau semalam gue muntah di mobil lo. Please send me your bank account, gue mau ganti rugi biaya cuci mobil sama laundry lo." Gema lanjut berujar.
"Nggak perlu, gue masih mampu bayar sendiri. Gue cuma mau dengar lo bilang makasih aja, karena jujur nih ya, gue bete nyium bau muntah lo semalem."
Dengusan Gema terdengar samar. "Karena itu, kirim nomor rekening lo. I insist."
"I don't want to."
"Whatever. I can find it by myself," ujar Gema yang sudah mulai terdengar kesal. "Lo mau ngomong apa lagi? Kalau nggak ada, tutup aja teleponnya. Gue mau tidur, masih hangover parah."
"Gue cuma mau ngingetin sih, jangan bego kayak semalem lagi. Lo hampir celaka, hampir diapa-apain orang asing. Jangan mentang-mentang lagi galau, lo jadi nggak mikir pake logika dan milih buat mabuk-mabukkan di kelab sendirian yang mana bisa ngebahayain diri lo sendiri."
"Noted," jawab Gema ogah-ogahan.
"Oh ya satu lagi, ada yang mau gue kasih tau sama lo, gue nggak tau lo inget ini atau enggak."
"Apa?"
"You hugged me last night."
Ada hening panjang setelah Harlan mengatakan itu.
Gema tidak memberikan respon apa-apa, hingga kemudian terdengar sebuah nada yang menandakan jika telepon itu telah diakhiri secara sepihak.
Harlan tertawa puas setelah menyadari jika Gema telah mengakhiri percakapan mereka. Sepertinya Gema sama sekali tidak ingat jika semalam ia memeluk Harlan. Dan dari reaksi yang ditunjukkan Gema, perempuan itu tentu saja terkejut dan tidak menyukai fakta itu.
Sedari dulu, mengusili Gema selalu saja terasa menyenangkan dan memberikan Harlan kepuasan tersendiri, bahkan hingga detik ini. Dan berhasil mengusili Gema setidaknya berhasil mengurangi rasa sebal Harlan padanya karena insiden muntah semalam.
Tetapi, keadaan dengan cepat berbalik ketika tidak lama kemudian Harlan mendapat sebuah notifikasi dari aplikasi mobile banking di ponselnya, mengabarkan kalau ada uang senilai dua juta yang baru saja ditransfer ke rekening Harlan. Sudah bisa ditebak, pelaku yang telah mengirimkan uang itu adalah Gemani Artanya Danakitri. Entah darimana perempuan itu bisa mendapatkan nomor rekening Harlan.
Ketika Harlan hendak menghubungi Gema untuk protes dan ingin mengembalikan uang itu, ia dibuat tercengang karena pesannya dan teleponnya tidak bisa diterima oleh Gema.
Karena apa?
This user has blocked you.
Yap, Gema telah memblokir kontak Harlan.
Semudah, secepat, dan setega itu.