Episode 3

1901 Words
"Lagi dimana?" WA, sudah dilihat 10 hari yang lalu, baru dibales. Mantan yang sudah tiga kali putus nyambung ini rupanya pengen balikan lagi. "Maafin Icha ya tayank, janji dah Icha gak bakalan cemburuan lagi, Icha bakalan belajar untuk saling percaya.. bla.... bla.... bla!!" Panjang, lebar diulang-ulang yang intinya Icha pengen balikan sama si Ganteng Athan. Karena Athan sudah tau dan dulu juga pernah baca kata seperti ini dari dia, Athan langsung balas mengalihkan pembicaraan. "Sudah maem?" Untuk menjawab satu pertanyaan ini, pasti si Icha bakalketik dari bangun pagi, semua aktivitasnya sampai ditik dia baca WA yang bakal dikirim ke Athan Belum selesai Icha menulis jawabannya, Athan sengaja telpon. "Icha sekarang ada dimana.. Share lok sekarang." Hp dimatikan. Athan menuju parkiran ngambil mobil, tancap gas. Setelah dilihat share lok ternyata Icha ada di parkiran itu. Athan keluar dari mobil, melihat-lihat sekitar lokasi. Icha mengawasinya tak jauh dari Athan dan tersenyum. Ketika didapatinya, Athan langsung menghampirinya. Memakai Hem lengan panjang putih tipis sedikit digulung,celana jeans ketat hitam memudar di bagian depan beberapa robekan tepat di lutut sebelah kanan dan memakai sepatu cat hitam dengan tali model silang serta rambut lurus dibiarkan terurai lepas.Serta kacamata dibiarkan nempel di ubun-ubun. Icha berlari kecil menyambut pujaan hatinya dan kemudian menggandengnya. Icha tau bakal diajak kemana oleh sang pangeran, tapi kali ini tebakan dalam hatinya mbleset. Setelah menyebrang jalan raya yang tidak terlalu ramai itu, Athan menunjuk sebuah rumah makan di samping cafe langganannya. Icha gak berani bertanya, apalagi protes. Pujaan hatinya mau meresponnya saja sudah bersyukur. Bagi dia yang penting bisa dekat si ganteng kayak Arjuna itu sudah merupakan karunia. Icha sendiri sebenarnya tergolong paling cantik diantara 70an pegawai wanita di kantor tempat dia bekerja. icha juga bukan tipe yang mengandalkan kekayaan orang tua, terbukti bahwa tempat dia bekerja adalah perusahan milik orang tuanya. Dia anak pertama dari dua saudara yang memiliki Cokro group. Salah satu usahanya di bidang Perusahaan cargo expedisi yang mengangkut expor-impor. "Cin?" "Ntar yayank maem duyu!!" Jawab Athan. "Maafin bebeb ea," Kata Icha Ditutupnya bibir mungil Icha dengan jarinya. Kemudian dicium bekas bibir di jarinya itu. Icha Pun tersenyum. Tak banyak kata yang terucap dari kedua sejoli ini, hanya tatapan mata mereka beradu mesra. Icha menggeser duduknya kesamping Athan, dan berbisik. "Kita rayain jadian kita hari ini... Icha akan undang enam sekawan ke ultah Icha. tapi bukan di rumah Icha." Kemudian dia bergeser duduk di tempat semula. Sejak awal jadian mereka berdua sampai menjelang putus waktu itu, mereka berdua sepakat untuk saling menjaga kehormatan dan tidak melakukan hal berlebihan dengan alasan sudah saling mencintai. Mungkin terlihat kuno.. Tapi ini yang memang telah disepakati sejak awal. Walau usia mereka bukan lagi remaja. Usai makan di restoran kecil itu, mereka duduk di taman. Icha banyak menceritakan kesedihan yang berkepanjangan sejak mereka berdua memutuskan hubungan karena ego mereka masing-masing. "Cin.. Papi ngasih bebeb tiket ke paris.. Mau gak nemenin bebeb kesana, gak enak kalau bebeb pergi sendiri."Mendengar kata *Paris*, Athan langsung berkata dalam hati: "Mungkinkah Icha memang Tuhan kirim Jodoh untuk mendampingi hidupku?" "Cin, kok diem?!" "Em... a.. saa." Telepon berbunyi, dilihatnya hp, ditutupnya lalu.. "Yuk ikut ke markas." Mereka berdua langsung berangkat. Ditengah perjalanan Icha telpon supir. "Hallo pak, saya minta tolong ambil mobil saya di … … .. Kunci serep ada di ruangan saya di atas meja, samping foto saya... Thanks." "Hay.... Cantik... Selamat datang di Markas kami." Sambutan hangat Carolina, Maurin Aulia Rany, Klaudy Rara Atmodjo. dan kedua cowok kece. "Kita ke Paris".. Mereka berlima jingkrak-jingkrak kayak anak SD yang diumumkan oleh gurunya boleh pulang pagi. Mendengar kata itu Icha sedikit bingung. Dlm hatinya berkata: "Darimana mereka tau kalau Icha sama pujaan hatinya mau ke Paris?" Katanya dalam hati "Tadi Papa ngasih tau, dan kapan kita siap ke Paris, kalau sudah siap segera hubungi Papa, biar semuanya disiapkan". Kata Olien si Kriwil hitam manis. "Mbak Icha boleh kok ikutan gabung bersama kami, biar kakak tertua Nathan gak manyun selama di perjalanan nanti." Kata Rara. "Iya kebetulan kami berdua juga bermaksud kesana... Sebenarnya sich papinya Icha sudah bulan yang lalu ngasih izin, tapi Icha nunggu pujaan hati Icha, seandainya dia gak mau.. Ya.. Icha gak jadi berangkat sih." "O iya nyambung permintaan Icha.. dia bermaksud besok sore mau ngadain acara Ultahnya disini." Sambung Nathan. "Asiiiiick,.. Besok makan-makan nich." Kata Dirga. "Sekaligus, acara pertunangan kami berdua... Tapi gak perlu kuatir Icha gak bakalan mencabut Kak Nathan dari Enam Sekawan kok." Canda Icha. "Makasih cinta." Kata Athan, lalu mencium kening Icha. "Beruntung banget kak Nathan dapetin gadis manis seperti Icha, bukan saja cantik tapi, anak pemilik perusahaan Cokro grup yang terkenal dermawan itu." Pikir Rara, tanpa terasa air mata haru menetes di pipi Rara. ________ Acara Ultah Icha berlangsung sederhana, tanpa hura-hura. Dan disambung dengan acara pertunangan mereka berdua. Satu lagi kejutan buat Icha & Nathan, sebelum acara pertunangan, Pemilik Perusahaan Cokro grup beserta istri, Pak Cokro Wardoyo dan bu Ajeng, yang tidak lain adalah Papi, Maminya Icha hadir. Tepat pada waktunya. Bersama pak Albert, papanya Olien. Semua hadir secara alami, tanpa undangan, pemberitahuan pun tidak. "Papi, mami kok tau, kalau Icha bakal tunangan?!" Kata Icha sambil meneteskan air mata. Dipeluk dan diciumnya kedua orang tua Icha. "Walau Papi, Mami sibuk mengurus perusahaan, tapi naluri orang tua, lebih peka dari yang kalian bayangkan.. Selamat ulang tahun anakku sayang, sekaligus papi, mami merestui hubungan kalian berdua." Kata CEO Cokro Papinya Icha. "Makaci pi, mi, Icha sayang Papi, Mami." Kata Icha. Setelah wejangan singkat dari papanya Icha, pak Albert papanya Olien juga mengucapkan selamat pada mereka berdua. _______________ Waktu yang diperlukan untuk tiba di Paris dalam penerbangan dari Jakarta yaitu sekitar 16 jam dalam penerbangan langsung. Tapi hari itu harus transit 2x. Penerbangan dari ke Paris - Bandara Charles de Gaulle, Perancis membutuhkan waktu penerbangan tercepat sekitar 21 jam untuk penerbangan 2 kali transit. Sesampainya disana. Pak Alit yang dipercaya untuk menjemput. Dia direkomendasikan oleh teman pak Cokro Wardoyo. "SELAMAT DATANG di PARIS". Sambut pak Alit. "Paris menawarkan banyak destinasi menarik. Sayang untuk dilewatkan. Ini rencananya berapa hari di sini." Tanya pak Alit. "Wah.. Kayaknya bisa dua bulan di sini." Kelakar, Dirga. "Emang kakak tertua yang mendanai?" Jawab Rara. Mereka pada ketawa cekikikan. "Sini neng, masukin di belakang saja semua barang bawaannya." Kata pak Alit, saat sampai di mobil yang bakal nganter kemanapun mereka mau. "Perjalanan kita menuju hotel masih cukup jauh, jadi bisa mampir dulu kalau mau lunch ada beberapa restoran Indo tak jauh dari sini." Saran pak Alit dengan logat khas Balinya. "Okey lah pak kalo gitu.. Kasihan adik-adik saya sudah pada kelaparan.. Takutnya pingsan nanti." Serentak mereka menjawab : "Asiiiiiiik!!!!" Lalu ketawa hahahahahaha "Siap." "Jangan lewatkan untuk mengunjungi Reims untuk liburannya. Jauhnya kira-kira 130 kilometer dari Paris, di sini hadir sejuta opsi tempat liburan yang menarik seperti Notre-Dame de Reims." Kata pak Alit dengan khas logat Balinya. Salah satu bangunan terkenal dunia yang ada di Paris adalah Gereja katedral notre Dome Bangunan ini sudah berusia lebih dari 850 tahun. "Waduh....sejuta kali sehari dibagi 365...Coba tolong dihitung, dik Lia yang dari tadi diem aja berapa tahun kita baru mengunjungi semua tempat yang menarik di sini?" Kata Dirga. "Ya sudah pilihin yang paling menarik siapa tau nanti adik cantik saya Lia yang dari tadi diam dapet jodoh disini, terus bisa hepi hepi, ketawa- ketiwi." "Okey ..Berada kurang lebih 180 kilometer dari Paris, Dolan Court juga tak kalah populer di antara pelancong. Jangan sampai melewatkan untuk berpetualang di Nigloland saat berada di sini." Jelas Pak Alit sambil fokus membawa mobilnya. "Nigloland merupakan faktor utama banyak pelancong datang ke tempat ini. Terus sejenak kita menjauhkan diri dari hingar bingar kota dengan menikmati keindahan alam sembari relaksasi di Foret de Paimpont yang mengesankan. Berjarak 350 kilometer dari Paris." Lanjutnya. "Heeeeeeeeeemmm.. Baru tau Mengapa Papi Robert sang mertua kok nggak langsung bokingin hotel sekaligus... Lha tempat wisata satu sama lain bukan 20-30 km, tapi ratusan kilo cek cek cek cek!!!" Kata Dirga. "Oooooooo.... ini tho yang bakal jadi jodohku?!!... Yakin siap jadi suamiku." Saut Si Kriwil Olien. "Ya kalau terpaksa gak berani nolak takut kualat.. Hahhahhahah." Sebenarnya siih Icha pengen ngasih rekomendasi tempat-tempat menarik secara berurutan, jadi gak memakan waktu banyak. Icha sendiri ke sini sudah 5x. Dan baru kali ini dia diizinkan pergi tanpa didampingi Papi, Mami. "Kayaknya bakal asik kalau kita juga mengunjungi terowongan yang penuh dengan tengkorak." Kata Dirga. "Hiiii sereeem," kata Rara. "Kalau cuman liat tengkorak aja ngapain mesti jauh jauh ke Paris mas bro.. di Bali juga ada." Saut Lia. "Tapi ini beda cantik." Jawab Dirga. "Iya..Wisata yang satu ini memang lain dari yang biasa saya lakukan. Melihat tengkorak di bawah tanah, dalam parit batu atau tambang sepanjang 1,7 km. Yang istimewa adalah tengkorak manusia ini ditata bagaikan dinding berukir, sehingga kita yang berada di dalamnya seolah terhimpit dari awal hingga akhir oleh tulang belulang manusia peninggalan sejak abad kelima." Jawab pak Alit pemandu wisata. Asli Bali, yang tinggal menetap di Paris. "Saya pernah baca Catacombes de Paris. Itu nama situs wisatanya." Kata Dirga. "Tempat ini justru sebenarnya pada awalnya sedikit enggan saya kunjungi, seram saja membayangkan berada di bawah tanah, dalam lorong, hanya disajikan pemandangan tengkorak manusia." Jelas pak Alit dengan logat khas Balinya. "Tapi berhubung anak saya yang sulung, justru malah pernah mendatangi Catacombes di Paris itu, saat masih kecil bersama nenek-kakeknya, waoooooo keren katanya.. Saya Pun penasaran..akhirnya jadilah, saat saya ke sini mengunjungi wisata penampungan tengkorak manusia zaman dulu kala... eeeee malah gak pulang-pulang dan memutuskan bekerja disini jadi guide, tamu-tamu dari Bali awalnya sampai sekarang banyak Tamu Indonesia." Tambahnya sambil tertawa. "Obyek wisata ini terkenal. siapa tau saya juga mengikuti jejak pak Alit.. jadi guide di sini....ayolah kita kesana ya..ya..ya..ya.. rugi kita ke Paris kalau cuman liat muter-muter mengelilingi menara eiffel." Pinta Dirga. "Terus Rara kesepian donk.. di indo?!" Semua pada ketawa. Perjalanan menuju hotel sudah sampai. "Semoga hotel yang bapak rekomendasikan itu bisa membuat kalian semua betah dan kerasan di sini." Kata pak Alit. "Wah ini sudah sangat lumayan buat kami." Kata Nico. "Terletak di distrik ke-12 di pusat kota Paris, hotel bintang 3 ini memiliki konservatori yang menghadap ke taman dengan deretan pepohonan dan kamar-kamar kontemporer. cukup luas dan nyaman." Jelas pak Alit. "Nanti bapak gabung saja tidur disini... cukup kok." Kata Dirga. Sambil merebahkan diri di tempat tidur. Sementara kaum hawa mengambil dua kamar buat berdua. dan dua kamar buat cowok. Athan sama pak Alit, Nico sama Dirga, Lia sekamar dengan Olien, sedangkan, Rata, satu kamar dengan Icha. Kamar-kamar ber-AC-nya memiliki dekorasi bergaya dan dilengkapi TV dengan saluran satelit. Setiap kamar memiliki fasilitas membuat teh dan kopi, dan beberapa kamar memiliki area tempat duduk. Hari yang cukup melelahkan. sehingga mereka semua memutuskan untuk rehat. Tinggal tiga orang saja yang ngobrol. Olien, Icha dan Athan. "Ternyata, anak pemilik perusahaan Cokro grup ini, enak juga diajak ngobrol, bercanda, lembut ayu, polos dan gak nyangka kalau dia sudah 5x datang ke kota ini bahkan sekali berkunjung hingga sebulan, Gak salah Athan mendapatkan dia, keluguan dan kesederhanaannya, tak terlihat bahwa Icha sebenarnya anak konglomerat." Kata Olien dalam hati. Saking asiknya sampai-sampai gak terasa pagi datang menjelang. Sebelum waktunya sarapan pagi, ternyata mereka semua sudah pada bangun. Bahkan sudah mandi, ayu, ganteng, ceriah semua. gak kusut kayak kemarin. Sarapan prasmanan disajikan di Le Quartier Bercy-Square. Gak terlalu banyak canda, mereka semua menikmati sajian dengan tanpa komentar, karena sesuai dengan lidah mereka. Hal itu dikarenakan sudah dipesan menu pagi itu aleh Olien yang ditunjuk Papa Albert, untuk mengatur semua. Ikuti terus perjalanan Enam sekawan + Icha pujaan hati Nathan selama berlibur di Paris. ______________Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD