Prolog

389 Words
Seorang wanita sedang bergelung dengan pekerjaanya, jari-jari tanganya dengan lentik menekan keyboard leptop yang kini berada dihadapannya. Matanya pun setia mengikuti setiap kata yang keluar dari ketikannya, mencari jika ada kesalahan kata yang diperbuat. Rambutnya dibiarkan tergurai menambah kesan cantik pada wanita itu, sesekali tanganya menggaruk bagian puncak kepalanya yang tak terasa gatal. Hingga sebuah suara membuatnya mau tak mau menoleh. "Maaaa, Babang mau bobok." Rengekan itu muncul dari seorang bocah yang sedang berdiri diambang pintu sambil memeluk boneka pisang. Senyum wanita itupun mengembang tak kala putranya mengucek-ucek matanya menuju dirinya. Ia pun merentangkan tangannya, membawa sang putra duduk dipangkuanya. Sambil mengelus-elus rambut sang anak yang berwarna hitam legam. "Mama buatin s**u dulu yah? Babang ke kamar aja duluan, nanti Mama nyusul." prempuan itu menurunkan putranya dari pangkuannya. Setelah sang anak pergi menuju kamarnya, perempuan itupun segera menuju dapur untuk membuatkan s**u untuk putranya. Padahal saat ini dirinya sedang ada pekerjaan dari kantornya yang harus diselesaikan malam ini juga, karena besok tugas itu akan diserahkan kepada atasanya. Seharusnya ia tak perlu bekerja. Saharusnya ia hanya berdiam diri dirumah, menjaga anaknya dengan baik. Melayani suami dengan baik. Suami? Cih, ia bahkan masih perawan sampai saat ini. Kenalkan. Namanya, Kinara Audi Pramesti. Biasa dipanggil Nara oleh teman-temannya. Umurnya baru menginjak 26 tahun. Badannya yang ramping, wajahnya yang cantik ditambah lesung pipit kiri dan kanan membuat banyak laki-laki yang jatuh hati padanya. Tapi mengapa sampai sekarang Nara masih menjomblo? Penyebabnya satu, ialah Razkana Putra. Jangan mengharapkan Razka adalah laki-laki yang kaya, tampan dan berkuasa sehingga menyebabkan Nara dijauhi laki-laki lain. Razka adalah putranya. Bukan putra kandungnya, tetapi anak dari sahabat terbaiknya. Ia telah berjanji pada sahabatnya itu untuk menjaga Razka. Jadilah sampai sekarang Nara masih betah sendiri. Razkana sangat menjaga Nara dari laki-laki berhidung belang, seolah tahu bahwa laki-laki itu tidak baik untuk Mamanya. Ia akan manangis jika Nara bertemu dengan laki-laki yang tak disukainya. Setelah selesai membuat segelas s**u rasa coklat untuk Razka, Nara kini melangkahkan kakinya menuju kamar sang anak. "Babang ini susunya," Babang merupakan panggilan sayang Nara untuk Razka, Nara menyerahkan segelas s**u rasa coklat pada Razka. Tapi disambut gelengan kepala dari bocah berumur 6 tahun itu. "Babang gak mau dari gelas." "Memang mau dari mana? Dari Dot bayi?" tanya Nara. Razka bukannya menjawab tapi malah menunjuk Nara. "Mau dari situ!!" rengek Razka seraya menujuk bukit kembar Nara. ---------------
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD