Kyoto, Japan Di tengah pegunungan sunyi serta tingkat kelembaban udara di pulau Honshu itu tengah berdiri seorang pria bertubuh tegap. Memegang kendali pada ujung runcing belati. Pelan, ia merentangkan kedua kaki. Meneliti tiap jarak permeter menciptakan detiknya. "Bunuh dia! Pamerkan kepalanya di depan semua orang!" Mata langka itu meneliti tiap tetes keringat dingin di pelipis seorang wanita dengan beberapa lilitan tali di sekujur tubuhnya. Jarak tempuh seratus meter untuk menancapkan ujung pisau berukuran sedang tengah ia perhatikan. Sorot keemasannya seakan menenggak habis hawa mencekam bagi wanita berambut blonde. "Kurang dari dua detik itu keahlian." Tutur kata dari assassin muda itu tak mendapat perhatian dari iris hazel pria bercadar. Sebilah belati itu