BAB 5 - Kehidupan David

1708 Words
Namanya David ben, dari keluarga Ben yang tinggal di amerika. Hampir semua kehidupan mereka berpusat di Amerika. Salah satu keluarga terkenal dan kaya disana. Memiliki banyak anak cabang perusahaan. Dari berbagai aspek. Davin sendiri memegang sebuah perusahaan besar yang sedang diatas langit. Berkat kerja kerad David dia bisa membuat perusahaan yang ia pimpin masuk kedalam jajaran perusahaan besar dan paling sukses disana. Hanya saya percintaan David tak sesukses perusahaannya. David tipe cowok yang setia, hampir bisa dibilang susah jatuh cinta walau dikelilingi banyak cewek cantik di lingkungannya. Tentu karyawan dan sekertarisnya, para gadis amerika yang seksi-seksi. Dengan body goalnya. Olahraga ketat. Menjaga aturan makan. Tapi hati David hanya untuk dan tertuju pada satu orang. Namanya Michele, dia teman lama David, teman satu kampus. Tau bagaimana kehidupan David sebelum akhirnya dia sukses memimpin perusahaan. Kembali bertemu dalam sebuah projek pemotretan. Perusahaan David mengiklankan sebuah real estate baru dan Michele adalah wanita yang menjadi dutanya. Ikon iklan yang mempromosikan. Sejak itu mereka berhubungan dekat hingga David melamarnya. "Would you to be my girlfriend." Itu ada di sebuah atap hotel milik David sendiri. Hotel tertinggi disana saat ini. Terdiri dari enam puluh lima lantai. David berlutut dan melamar sang kekasih. Dengan kotak merah yang dia buka, didalamnya ada sebuah cincin, kecil, tapi sangat detail dengan ukiran emas dan berlapis berlian. Harganya mungkin bosa mencapai milyaran dollar. Michela yang tak tau akan secepat ini David melamarnya terharu. Mata coklatnya berkaca-kaca. Dia mengangguk tanpa bisa berkata apapun. "Ya, i want to be your girl friend." kata michele. David tersenyum bahagia. Dia memasangkan cincinnya di jari manis sang wanita, mengecup punggung tangan sang kekasih dan jari manis sang kekasih yang sudah melingkar cincin indah darinya. "Terimakasih sudah mau menerima lamaran ku." kata david berdiri. Michele hanya mengangguk berdeham, masih terharu. Dia bisa mendapatkan laki-laki kaya seperti David dengan mudahnya. David menarik michele ke pelukannya. Mencium bibir sang kekasih. Michele pun membalas ciuman sang kekasihnya itu. Tapu michele yang gila dengan karirnya memutuskan pindah ke paris untuk memulai mengejar impiannya menjadi seorang model profesional, model fashion ternama, dengan bayaran termahal. Dia meninggalkan David. David mulai kesepian. Dia tak bisa seenaknya meninggalkan pekerjaan dan pergi ke paris. David kesal. Dia meminta michele untuk pulang, michele tak mau. Dia tak mau dikekang. Bahkan michele mengancam akan putus dengan David kalau David tidak mengerti dia, tak mendukung dia untuk mengejar impiannya. "Ok, sorry." "Aku minta maaf. Aku akan menunggu kamu sampai siap. Tapi aku menginginkan kamu." "David. Pliss ... Ada banyak wanita. Bermain saja dengan mereka." Maksud David itu dia merindukan tubuh Michele. Mereka sering melakukannya, terlebih kalau keduanya sangat tertekan dengan semua pekerjaan. Mereka having fun diatas ranjang dengan menggunakan pengaman. "Ok." David hanya mematikan telfonnya. Dia tak bisa menahan stres di kepalanya. Dengan jadwal pekerjaan yang padat. Akhirnya dia memutuskan mencari wanita untuk mengobati stresnya. Berhubungan termasuk obat baginya. David menemui sang sekertaris, Angela. "Angela, carikan saya satu wanita. Untuk menemani saya malam ini." kata David pada angela. "Saya akan bayar berapa pun." sambung david. Berapa pun. Angela suka sekali dengan uang. Bahkan sangat-sangat membutuhkannya. Ditambah dia hidup sebatang kara di amerika ini. "Tuan, apa saya boleh?" tanya Angela memberanikan diri. Boleh menemani David malam ini. "Saya mau yang belum terjamah." kata David. Sialnya milik Angela sudah. Dia terlalu bebas bergaul dan tidur dengan laki-laki yang punya uang. Untuk bertahan hidup. "Ya saya belum." Angela tak punya pilihan lain. Dia membayangkan banyak uang yang akan dia dapat dari seorang david. Tapi david malah tertawa. "Belum. Memangnya saya gak bisa membedakan mana yang belum dan sudah. Tapi untuk malam ini, lakukan. Akan saya coba." David setuju. Dia akan mencobanya. Bahkan dia bisa membedakan dalam sekali lihat. Mana wanita yang masih polos dan juga sudah sangat berpengalaman. Kalau sudah dipakai asal dia puas pun tak apa. David meminta angela untuk menelfon orang hotelnya, untuk mengambil salah satu kunci kamar hotel. "Tapi jangan di lantai enam puluh lima." larang david. Satu lantai itu spesial. Tidak boleh ditiduri dengan wanita lain. "Baik tuan." Angela bergegas. Dia menelfon pihak hotel. Meminta mempersiapkan kamarnya dan menata kamarnya seromantis mungkin. Malamnya setelah semua pekerjaan selesai Angela dan David berangkat ke hotel. Hotel milik David sendiri. David sudah memperingatkan semua pekerja untuk tidak pernah membocorkan kejadian ini ke pada siapa pun. Terlebih papanya dan keluarganya. Angela sudah mempersiapkan semuanya. Dia mandi dulu untuk memuaskan David. Sementara David menunggu diatas tempat tidur. Dia mengenakan baju seksi didalam kamar mandi. Baju yang pas dengan tubuhnya. "Saya siap tuan." katanya didepan pintu kamar mandi. David yang sudah melepas pakaian atasnya melirik Angela puas. Dilihat dari bodynya. Angela sudah sangat memuaskan. "Kemari." David memanggil Angela untuk tidur disampingnya. Angela hanya menurut. Dia tidur didekat David. David mulai menjamah milik Angela, seluruh tubuhnya, di setiap inci. Hingga akhirnya David masuk ke intinya. David ingin langsung bermain. "Saya sudah pakai pengaman. Jadi tenang saja." david selalu menggunakan pengaman untuk bermain dengan para wanita. Dia tak mau mengecewakan michele. Dia hanya ingin memiliki anak dengan sang kekasih. "Sudah tuan." "Baik lah." "Syett ..." Baru saja David berkunjung, tapi dia juga tak bodoh. Milik Angela sudah sering digunakan. David mengumpat kesal. "Kamu bohong ke saya. Sialan!" katanya langsung berdiri, mengambil baju miliknya. David keluar dari kamar itu. David naik ke lantai enam puluh lima. Dia masuk ke penthouse disana. Mengambil gelas dan membuka sebuah botol wine. Menuangkannya dengan kesal. Bukannya untuk diminum tapi David melemparkan gelas yang penuh wine itu. "Sialan!" David kesal sekali. Dia memilih tidur di hotel itu. Sampai paginya dia harus bangun untuk meeting lagi. David bertemu angela kembali di kantor. David tak sudi melihatnya. Tapi menemukan sekertaris sebaik Angela itu susah dalam waktu cepat. "Saya lepaskan kamu. Saya abaikan tentang kemarin karena pekerjaan kamu yang saya suka. Kita bahas soal meeting saja." kata David ketika mereka ada di ruangan David. Hanya berdua saja. "Terimakasih tuan." Angela menunduk berterimakasih. Angela sangat beruntung kali ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri tak akan pernah mengulangi itu lagi. David dan Angela bergegas menuku ke tempat meeting. Sialnya David tak tau kalau dia harus meeting bersama papanya. Namanya adalah Ben. Usinya kini sekitar lima puluh keatas. Istri pertamanya, yang tak lain adalah mamanya David meninggal ketika David berusia lima tahun. Hingga Ben yang kesepian memutuskan menikah lagi dengan istrinya yang sekarang. David terlantar, dia kekurangan kasih sayang dari papanya. Dia dirawat dan dibesarkan oleh pembantunya yang sekarang bahkan ikut David di rumahnya sampai sekarang. David bahkan lebih suka dibilang anak pembantunya. Dari pernikahan keduanya mereka memiliki anak laki-laki bernama Mario. Sejak David berusia dua puluh tahunan dia memilih untuk tinggal sendiri. Bekerja keras dan belajar bisnis hingga dia dapat membesarkan satu perusahaan yang diberikan papanya. Lalu hotel mahakarya David. David mulai di puji sang papa dan itu membuat mamanya tirinya tak suka. Dia ingin Mario, anaknya, atau yang lebih sering dipanggil Rio itu juga dipuji oleh sang suami. "Ngel, kok kamu gak bilang sih saya harus meeting dengan papa saya dan mereka." ada rio bahkan juga mamanya. David malad berurusan dengan mereka. "Kenapa? Kamu takut kalah dengan anak saya. Dasar gak kompeten, tidak profesional." David tak banyak bicara. Dia diam dan meminta Angela duduk. David bahkan tak mau bicara apa pun kepada Rio atau pun mamanya. Tugas David hanya mempresentasikan rencana gedung baru yang dia buat sendiri. "Silakan mario." kata ben yang mempersilakan mario. Karena david yang menyuruh si pecundang yang cuma bersembunyi dibelakang mamanya itu untuk presentasi lebih dulu. "Ini rencana saya." Mario mulai melakukan presentasi. Dari mulai rencana mall dengan tingkat yang sampai hari ini tercatat belum ada mall tertinggi. Dengan hall yang besar. Menampung banyak sekali pengunjung. David geram mendengarnya. Semuanya terdengar sama persis dengan miliknya. Rencananya dan presentasinya. "Itu rancangan saya. Saya bisa tunjukan ini."David akhirnya berdiri dan membela dirinya sendiri. "Apa maksud kamu. Anak saya mencuri desain kamu. Bukan kah kamu yang kedua, jadi kamu yang mencuri desain anak saya." mama mario angkat bicara. "Anda gak tau apa-apa soal bisnis. Anda tidak perlu ikut campur." "David! Yang sopan dengan mama kamu." "Aku gak pernah anggap dia mama pa. Come on pa, ini bisnis. Kenapa papa ajak istri dan anak kedua papa yang gak profesional ini." "Tapi papa percaya kemampuan mario." Brakk ... David membanting file presentasinya. Dia memberi kode pada angela untuk pergi meninggalkan ruang meeting. Terserah proyeknya mau dikerjakan oleh siapa. David juga bisa membuat desain lebih dari yang mario curi. "Arghh!!!" David marah besar didalam ruangannya. Dia melempar semua yang ada. Angela yang sudah biasa melihat itu tak kaget. "Kamu, carikan wanita malam ini. Jangan yang seperti kamu kali ini." Belum juga angela menjawab. David sudah bergegas pergi. David mengambil kunci mobilnya dari sang supir pribadi. David ingin menangkan diri, sendirian dulu. Tak mau diganggu. David melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh di jalanan malam amerika. Hingga dia berhenti ditepi sebuah tebing. David keluar dan melihat pemandangannya. Dibawah itu laut yang sangat tenang. Dengan bulan malam yang sempurna dan bercahaya terang. Sedikit bintang disana. "Michele. I need you." Dia teringat wanita yang dia cintai. Satu-satunya wanita yang bisa menenangkannya. Bisa memuaskannya. Dia sudah mencoba milik michele. Walau michele selalu meminta David menggunakan pengaman. David mencoba menelfon michele. Tapi telfonnya sama sekali tak diangkat. David makin kesal. Dia menelfon angela. Angela belum menemukan wanita yang david minta. "Tuan susah sekali mencari seperti permintaan di kota kita." "Cari sampai dapat, saya tidak mau tau. Secepatnya!" David menutup telfonnya begitu saja. *** Angela menelfon semua temannya. Bertanya dimana dia harus mencari wanita yang David minta. Salah satu teman Angela memberitahu, ada salah satu bar elit yang menyediakan itu. "Kirim alamatnya ya." pinta angela pada temannya. "Iya." Setelah menutup telfonnya, teman angela mengirimkan alamat bar itu. Tempat hiburannya madam. Angela bergegas kesana untuk menemui dan melihat sendiri juga memastikan wanitanya. "Saya angela." "Panggil saya madam." Madam menyambut angela yang diantar bodyguard madam untuk masuk ke ruangan madam. Ruangan tempat madam biasa menerima tamu. "Saya mau yang belum pernah dipakai. Bos saya akan membayar berapapun." kata angela pada madam. "Emm, ada tapi sangat mahal." "Tidak masalah." "Baik, saya akan mengabari anda secepatnya." "Berapa lama?" "Saya harus sedikit melatihnya." "Ok. Berapa lama kira-kira?" "Satu minggu atau dua minggu." "Terlalu lama." "Ok, tiga hari." kata madam bernegosiasi dengan angela. Angela setuju. Dia berjabat tangan dengan sang madam dan pergi. Keluar dari bar dengan diantar dua pengawal madam. Angela lega mendapatkannya. Dia segera memberitahu David.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD