OLIVIA 1
Trapp.. terdengar suara langkah keras dari sepatu mahal David yang menghentak ke lantai kantornya, langkahnya cepat, diikuti beberapa orang, mereka berpakaian rapi, tiga berjas rapi dan salah satunya wanita, wanita karir yang cantik, rapi dan seksi, yang memegang sebuah note canggih.
“Tuan, jadwal anda selanjutnya-“
Kalimat sang wanita itu, yang tak lain adalah sekertaris cantiknya David terhenti setelah David memberi isyarat pada sang sekertaris untuk diam. Angela, sekertaris cantik itu langsung diam. Angela tau benar, sudah hampir sepuluh tahun bersama David, kalau seperti ini itu artinya David sangat lelah, butuh istirahat dan tak mau diganggu lagi.
“Pergi.”
Angela pun tau, dia memerintahkan para pekerja, yang harusnya memang masih ada meeting lagi untuk segera pergi, sebelum gunung dala kepala David meletus, Tupp... habis sudah kalau meletus, semua bisa kena, dari sumpah serapah, atau mungkin dipecat.
“Anda ingin sesuatu, tuan?”
tanya Angela pada david, angela hanya diam menunggu respon sang bos. Bos tampan, dari ujung kepala hingga kaki, semuanya sudah dia lihat, tapi satu, pertahanan cinta dan milik si bosnya itu tak pernah bisa dia bobol. Hanya sebatas saling menyentuh dan mendesah di ruangan tertentu, kadang bisa kamar hotel, atau yang lain.
“Apa anda perlu bersama saya?”
Lagi, ya beberapa kali Angela memang pernah menjadi pelampiasan nafsu David, tapi tentu tak gratis, banyak hal yang angela dapatkan dan dia tentu mau. Sudah bisa menikmati tubuh tampannya, lalu dapat uang, apalagi? Penolakan adalah hal terbodoh seorang perempuan, kalau dia melakukannya pada David. David menggeleng. Angela sedikit kecewa, tidak sedikit, tapi benar-benar kecewa, kalau saja bisa menjebak hingga Angela menjadi istrinya dan memiliki seluruh uang, kekayaan, pasti hidupnya tak perlu bekerja dengan susah payah seperti sekarang, dia hanya tinggal tidur, jalan-jalan dan menghabiskan uang, sayangnya David sudah menolaknya. Hari itu hampir terjadi, penyatuan dan pembobolan milik Angela dan David, tapi dalam sekejab, David menghentikannya, tau apa yang David katakan, kata David milik Angela sudah pernah dimasuki. Wow, bahkan baru melihatnya sekilas, David sudah mengetahuinya. Angela memang punya laki-laki yang dia cintai, dari kalangan biasa, tapi mereka saling cinta. Tapi kalau David mau dengan Angela, Angela bersedia meninggalkan kekasihnya itu. Tapi David, tak mau.
“Carikan saya tempatnya!”
Kata David dengan tegas. Tau apa yang dia maksud, dia meminta Angela untuk mencarikan tempat pemuas nafsunya. Angela langsung mengangguk, dia mengotak-ngatik ponsel canggihnya untuk mencari informasi secepat kilat, untuk memenuhi permintaan sang bos.
“Dengan wanitanya, saya ingin yang masih sempit.”
Kata David lagi pada Angela, Angela terperangah. Apa ada pekerja seks yang masih virgin, bagaimana bisa. Angela hanya mengangguk, lalu dia menelpon seseorang. David masuk ke ruangannya, dia mengambil kunci mobil dan bersiap akan pergi. Pergi sediri, David sebenarnya tak suka menyetir, tapi kalau untuk urusan ini, dia ingin privasi, dia sendiri, jadi dia yang akan menyetir, dia memita supirnya untuk pulang dan tutup mulutnya rapat-rapat pada Mommy-nya, mama yang paling dia sayang, David tak mau mamanya tau dan kecewa padanya.
“Tuan, sudah ketemu. Ini tempatnya, saya sudah mengatakan pada pemiliknya yang masih sempit.”
Angela memberikan ponsel yang sejak tadi dia pegang, ponsel yang bertuliskan alamat tempat itu. David langsung mengambil ponsel Angela dan membawa ponsel itu. Tanpa membuang waktu David langsung menyalakan mesin mobil BMW i8, flikermania harus merogoh kocek sekitar Rp 3,5 Miliar. BMW i8 membawa teknologi plug in hybrid dan E-mobility. Selain itu eksterior mobil ini benar-benar sangat mewah serta sporty.
Bremmm...
David menginjak pedal gas mobil itu dengan kecepatan penuh, menelusuri jalanan kota dengan sangat mudah. Kepala David sangat sakit, sakit menahan nafsu yang memuncak setiap kali dia pusing dengan pekerjaan, atau masalah yang lain. Harus cepat, sakit sekali. David ingin sekali melakukannya.
*
David sampai ditempat itu, tempat yang angela maksud. David merupakan tamu kehormatan, pelanggan istimewa. Sang pemilik club itu langsung menghampiri David dan menyapanya.
“Silakan masuk tuanku, David.”
Katanya menyambut David, mempersilakan David seperti seorang raja yang masuk ke istananya, dia menunduk, sedikit membungkukkan badannya pada David. David sama sekali tak menghiraukannya, david mengambil duduk disalah satu sofa ruangan itu. Mungkin ruangan penerima tamu sebelum bertemu dengan barangnya, wanita.
“Jangan pernah bohongi saya, saya mau yang belum pernah dipakai.” Kata David dengan tegas.
“Tentu tuan, ini dijamin, belum pernah terpakai. Anda bisa membunuh saya kalau terbukti saya bohong.” Jawab pria pemilik club itu. David hanya mengangguk-angguk, tak sabar dengan pesanannya, benarkah ada.
“Yang cantik,” imbuh david, david gak mau rugi, “Yang masih muda, jangan yang berumur.”Katanya lagi, david hampir melupakan itu.
“Tentu tuan.”
“Oliv, masuk.”
Teriak pria itu, seperti katanya, seorang wanita yang dia panggil Oliv itu masuk. Dia berjalan dengan anggun, dengan gaun merah terang yang membentuk lekuk tubuhnya, panjang tapi dibagian bawah terbelah hampir kepaha mulusnya, memperlihatkan kaki jenjang indah yang mulus, ditambah sepatu heels merahnya yang makin membuat Aliv terlihat seksi dan menarik. Oliv hanya tersenyum manis pada bos dan juga David, pemesannya.
“Langsung saja!” David.
Ouh... David sudah sangat tak sabar, dia langsung memerintahkan Oliv untuk keluar dari ruangan itu, langsung ikut keluar dengannya, untuk memuaskannya. Biasanya pemesan akan saling chit chat, saling mengenalkan diri, tapi ini... pria pemilik club' itu langsung menyuruh Oliv untuk cepat mengikuti perintah David. Oliv pun berjalan cepat mengikuti langkah David, berjalan dibelakang David, keluar dari club itu dan entah akan membawanya kemana. Olivia hanya duduk manis didalam mobil mewah David, sesekali mencuri pandang menatap David, yang bagi seorang olivia, dia pelanggannya yang paling tampan dan muda, kenapa dia memesan wanita seperti olivia? Tidak kah ketampanannya itu menarik seorang gadis pun, yang ingin menjadi kekasihnya? atau karena dia terlalu tampan jadi baginya, para gadis diluar sana tak cukup pantas. Ouh.. Olivia berdebat dengan pemikirannya sendiri.
“Turun.” Kata david singkat.
Bahkan olivia tak sadar kalau mereka sudah sampai. Olivia langsung turun seperti perintah David. Mobil david ternyata berhenti disebuah hotel mewah. Seorang pekerja hotel, sepertinya tukang parkir mobil disana datang dan menghampiri David, pekerja itu hanya menunduk menyapa David yang berjalan acuh dan melewatinya. Orang kaya memang seperti itu. Olivia pun bergegas, berjalan cepat untuk menyusul David. Tak mau dapat protes dari pelanggan langkanya itu, dia mau membayar sangat banyak, mau tau berapa? tunggu.
Brakk...
David langsung menutup pintunya keras, mengunci pintu kamar hotel yang sudah dia pesan. David dan olivia sudah sampai di kamar hotel, tanpa basa-basi David langsung membuka kemeja kerjanya, terlebih dulu dia melepaskan jas kerjanya yang seakan mencekiknya seharian.
“Capek lepas semuanya!”
Mata david membulat sempurna, mata yang penuh gairah dan juga frustasi, sentuh bagaimana bisa terlihat sangat indah untuk olivia sendiri. Ini kali pertama, tapi jujur, olivia sudah banyak sekali mencoba, walau hanya dari beberapa vidio yang dia tonton dan jangan lupakan film-film yang memang menjadi hobinya, menonton.
Tanpa mengatakan apapun olivia langsung melepaskan semua pakaian yang membalut tubuh indahnya, lekuk tubuh indah sempurna yang terpampang tanpa sehelai kain apapun. David langsung mendekati Olivia, mendorong olivia, sedikit kasar, olivia juga sedikit terkejut, tapi olivia mencoba sebisa mungkin tetap santai.
“Tuan.”
Desahan Olivia yang akhirnya keluar juga dari mulut yang sejak tadi dia tahan. Dibawah sana milik David mencoba membobol milik Olivia, untuk pertama kalinya dan rasanya, sakit.. sedikit sakit tapi kemudian Olivia menikmatinya.
Bahkan yang memesan olivia pun sama, dia tak henti mengeluarkan desahan nikmat, sedang mencoba membobol milik olivia jauh lebih dalam lagi, lebih masuk, masuk dan ... Olivia hanya pasrah.