8. Dipecat

1586 Words

"Loh, Kania, sudah pulang? Ada apa dengan bajumu? Kau habis main lumpur? Hahaha." Kania mengabaikan sapaan tetangga yang pasti berujung dengan luka. Ia tetap memasuki rumah tanpa menjawab. Sementara pria yang mengantarnya mengikuti di belakangnya. "Siapa ini Kania? Papamu?" ujar wanita paruh baya itu kembali namun dengan nada cibiran. Pria itu hanya diam, namun saat wanita itu kembali bersuara, tangannya terkepal kuat. "Hey, kau ayahnya Kania? Kemana saja kau selama ini? Benar-benar tidak punya tanggung jawab. Ah, tapi pantas memang, setelah membayar entah jadi atau tidak bukan lagi urusanmu, kan," cibir wanita itu diiringi tawa remeh nan menghina. "Apa maksud anda?" tanya pria itu. "Tentu saja, kau sudah membayar jasa ibunya, entah jadi anak atau tidak memang bukan lagi tanggung j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD