Bab 2 - Part 1 - Kisah Jane Cloude

1113 Words
Dalam perjalanan menuju Rumania, aku membaca surat yang dikirimkan oleh Paman dari Jane. Paman Lou menceritakan tentang Jane Cloude dengan jelas. Aku membaca satu per satu surat yang membuatku merinding. Begini isi surat tersebut: Kepada Lauren dan Daniel Di tempat Salam sejahtera, Perkenalkan aku adalah Lou dari Rumania. Saat ini, aku memerlukan bantuan kalian. Aku sudah melihat berita dan kemampuan kalian di beberapa situs website yang membahas tentang magic dan hal gaib. Aku memerlukan bantuan kalian. Terkhususnya untuk keponakanku yang bernama Jane Cloude. Kami tinggal di Desa Y, Rumania. Meski terkenal dengan legenda vampire atau dracula, tetapi aku hendak meminta bantuan yang di luar nalar. Jane seorang remaja berusia tujuh belas tahun. Saat awal masuk perguruan tinggi, tidak ada hal aneh yang terjadi. Namun setelah bulan kelima dia di kampus, sesuatu terjadi. Ayah dari Jane menceritakan kepadaku kalau Jane mulai mengurung diri di dalam kamar. Entah apa hal yang terjadi pada Jane, tetapi beberapa hal buruk terjadi padanya. Mulai dari Jane kehilangan nafsu makan, lalu dia menjadi pendiam. Orang tua Jane sudah memanggil dokter dan berusaha yang terbaik, tetapi semua berlanjut. Jane sering kejang. Bahkan beberapa kali dia mengucap dengan suara berbeda dari suaranya dan kalimat-kalimat yang susah dimengerti. Orang tua Jane memanggilku untuk mengamati kenapa putrinya seperti itu. Aku langsung meminta mereka menghubungi pendeta atau pastur karena aku melihat Jane bukan lagi Jane. Setelah itu, semua menjadi semakin buruk karena tidak ada satu pun yang bisa mengobati Jane. Hingga pastur terakhir hampir meninggal celaka karena Jane melawan saat exorcism. Kedua orang tuanya sudah menyerah. Aku pun mencari informasi dsn menemukan informasi kalian. Tolong bantu kami. Aku tahu jika kamu—Lauren memiliki kemampuan luar biasa dari Tuhan. Tolong selamatkan Jane. Tertanda, …Lou di Rumania… Membaca surat pertama sudah membuatku iba. Masih ada beberapa surat lagi yang belum k****a. Beberapa kulihat perlahan karena semua itu detail permasalahan Jane. Aku merinding membaca soal Jane diikat kedua kaki dan tangannya karena beberapa kali mencoba bunuh diri. Aku merasa gadis itu sangat tersiksa. Perjalanan dengan pesawat terbang cukup lama, aku pun mencoba menerawang keadaan Jane dari kursi penumpang. Daniel sejak tadi berdoa untukku, karena dia tahu hal ini akan menjadi kisah yang panjang. Aku memejamkan mata dan mulai memanggil nama Jane Cloude sebanyak tiga kali dalam hati. Rohku seakan langsung terbang dan menghampiri di mana Jane berada. Saat ini, Jane tidak berada di tubuhnya lagi. Aku bertemu Jane di sebuah tempat seperti taman dengan hamparan rumput hijau membentang dan suasana yang sejuk. “Jane Cloude? Apakah itu kamu?” tanyaku memastikan. Gadis itu berlutut dan berdoa di tengah taman. “… dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin,” gumam Jane menyelesaikan doanya, lalu menengok ke arahku. “Ya, aku Jane Cloude. Kamu siapa?” “Aku Lauren. Pamanmu Lou meminta aku dan suamiku datang ke Rumania. Aku butuh bantuanmu. Ceritakan apa yang terjadi?” Aku mencoba berkomunikasi dengan roh Jane. Jane langsung berdiri dan tersenyum menatapku. “Semua ini ketetapan yang tak bisa kuubah. Mereka datang dan mengoyak jiwaku. Tubuhku menjadi santapan empuk bagi mereka. Karena aku ini berdosa. Mereka masuk melalui dosa di malam itu,” kata Jane penuh teka-teki. Aku mencoba mengartikan apa yang dia katakan. “Mereka? Para iblis yang ada di tubuhmu, kah?” selidikku kembali. “Iya. Mereka datang dan masuk, tepat saat lelaki kejam itu memperkosaku. Mereka mencari celah saat salah satu dari lelaki itu menghamiliku. Mereka datang dan menetap karena ingin lahir kembali. Aku … aku tak berdaya menghadapi itu,” ungkap Jane mulai membuatku mengerti apa yang terjadi. Jane diperkosa oleh beberapa lelaki dan hal itu yang membuat tiga iblis masuk ke tubuh Jane untuk terlahir kembali dari janin yang ada di tubuh Jane, begitu yang aku tangkap. Aku hampir saja menangis mendengar kisah Jane. “Sabar. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi dari kekuatanmu. Aku akan membantumu dengan petunjuk dan bantuan dari Tuhan,” kataku meyakinkan Jane bahwa semua akan baik-baik saja. “Aku hendak menyerah. Mereka terlalu tangguh. Mereka mengancam akan membunuh Papa Mamaku jika aku mencoba bunuh diri lagi. Mereka menginginkan aku hidup dan menderita, agar bisa lahir dari bayi yang ada di dalam kandunganku. Hiks … hiks … hiks ….” jelas Jane mulai menangis. “Jane sabar. Berpeganglah teguh pada janji-Nya. Jangan mengakhiri hidup. Itu hanya akan menambah kesukaan bagi para iblis. Berdoalah dan meminta ampun serta kekuatan pada Tuhan. Semua akan baik-baik saja. Saat ini, aku akan kembali ke dunia manusia dan segera membantumu, ok? Berdoalah di sini,” ucapku yang tak bisa berlama-lama di sana. Jane mengangguk tanda paham. Dia langsung melambaikan tangan ke arahku. Aku pun pergi, kembali ke tubuhku. Saat aku membuka mata, aku merasa ada darah segar mengalir di hidungku. Ya, aku mimisan. Saat itu pula pesawat sudah mendarat di Rumania. Tak kusangka, aku sudah meninggalkan tubuhku berjam-jam lamanya. “Sayang, kau baik-baik saja? Minum dulu. Ini juga akan aku lap,” kata Daniel sangat khawatir dengan kondisiku sambil mengelap darah yang mengalir di hidungku. “Iya, terima kasih, Daniel. Aku baik-baik saja.” Aku segera minum dan juga membersihkan mimisanku. Daniel terlihat khawatir karena tak seperti biasa aku seperti ini. Kami pun turun dari pesawat. Daniel membawa koper dan tas bawaan kami. Dia tidak mengizinkanku membawa barang karena takut aku kelelahan. Aku bersyukur memiliki suami seperti Daniel. Meski awalnya dia tak percaya hal gaib, akhirnya dia bisa menerima kenyataan yang ada bahwa manusia hidup berdampingan dengan sesuatu yang tak kasat mata. Kami berdua turun dan berjalan ke pintu keluar bandara atau tempat kedatangan. Di sana, aku sudah tahu jika Paman Lou menunggu kami dengan cemas. Dari beberapa surat yang dikirim, ada hal yang diungkapkan jika orang tua Jane sekarang sakit parah karena beberapa kali memanggil pendeta dan pastur untuk menolong Jane. Hanya Paman Lou satu-satunya yang mencari bantuan dan menghubungiku. “Nyonya Lauren dan Tuan Daniel!” seru lelaki tua sekitar usia enam puluh tahun itu. “Ya, ini kami!” jawab Daniel dengan suara yang kencang karena riuh di bandara sangat ramai. Aku dan Daniel langsung menghampiri Paman Lou. Terlihat lelaki itu terkejut melihatku. Aku tahu, dia pasti tak menyangka jika aku ini buta. Mataku seperti ini sejak lahir. Mata anugerah yang kadang kurasa seperti kutukan. Aku harus menjalani hidup berbeda dengan orang lain. “Terima kasih sudah datang di Rumania, Nyonya Lauren dan Tuan Daniel. Saya sangat bahagia bisa bertemu kalian secara langsung,” kata Paman Lou sambil menjabat tangan kami bergantian. “Sama-sama Paman Lou. Kalau tidak keberatan, panggil nama kami saja. Tak perlu memakai Nyonya atau Tuan,” jawabku sambil tersenyum. “Baik, Lauren.” Kami pun mengikuti Paman Lou untuk naik mobil klasik dan melakukan perjalanan menuju Desa Y tempat Jane dan keluarganya tinggal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD