Minggu-minggu ini, Valdi selalu bad mood. Seperti pagi ini, Valdi memarahi Nanette yang tidak membangunkannya tepat di jam 6 untuk berenang. Nanette yang masih tidur meringkuk , di tepuk bahunya dengan keras oleh Valdi.
“Ma, Kok tidak bangunin papa sih. Papa kan mau berenang. ” Sungutnya kesal.
Nanette memandangnya dengan heran. Karena selama ini, Nanette tidak pernah membangunkan Valdi. Valdi yang selalu bangun lebih dulu, bahkan dia yang akan membangunkan Nanette setiap paginya dengan mencium lembut pipi Nanette dan mengucapkan selamat pagi. Nanette langsung terbangun dan mengucek-ngucek matanya , lalu memandang ke arah jam digital kecil di meja yang berada di samping tempat tidurnya. Angka yang berpendar-pendar menyala di jam itu, baru menunjukkan pukul 6.15. Kenapa Valdi semarah itu? Kalau dia hanya terlambat bangun lima belas menit saja. Nanette menghela nafas dan berkata.
“ Ngak apa-apa,Pa. Baru lima belas menit terlambat. Hari ini kita berenangnya 30 menit saja, agar tidak terlambat ke kantor. ” Kata Nanette mencoba menenangkan Valdi.
Tapi Valdi seperti kerasukan.
“ Nggak Bisa ! Satu menit pun tidak boleh aku kurangi jadwal berenangku. Mama bukannya set up alarm di jam 5.45. Jadi tepat jam 6 kita sudah bisa mulai berenang. Kalau melewatkan waktu berenang, nanti papa tidak sehat-sehat, emang mama mau jadi janda? Mama berharap papa mati duluan ya? Supaya mama bisa kawin lagi. ” Kata Valdi ketus.
Nanette terdiam, terkejut! Hatinya sempat mendidih, tapi lekas di siramnya dengan seember pengertian dan segentong kesabaran agar emosinya tidak tersulut. Nanette langsung mengatakan dengan lembut.
“ Maaf Pa, Iya lain kali mama akan set alarm di jam 5.45.” Kata Nanette langsung beranjak dari tempat tidur, dan menghapus air mata yang jatuh di sudut matanya tanpa bisa dia tahan.
Sudah seminggu ini, Valdi selalu ngamuk tanpa alasan. Ada saja kejadian yang membuatnya ngamuk sampai berteriak kencang. Dia seperti berubah dari Valdi yang lemah lembut menjadi Valdi yang pemberang. Tidak ada lagi kata-kata menenangkan yang keluar dari mulutnya. Semua yang keluar hanya umpatan kasar dan tak berperasaan. Valdi yang dulu, seperti pindah ke planet lain, atau bahkan Valdi yang dulu telah dicuri oleh alien dan diganti dengan Valdi yang hanya berwajah Valdi tapi berprilaku bukan layaknya Valdi.
Nanette sampai menelepon Lucas untuk menanyakan mengapa Valdi bisa berubah seperti ini dan Lucas hanya menjawab.
“ Na, sepertinya Valdi butuh psikiater untuk lebih bisa menenangkan dirinya . Penyakit ini memang bisa menyebabkan perubahan prilaku. Karena mungkin dalam dirinya , dia juga depresi dan merasa tidak berguna. Otaknya seperti kotak kosong yang tidak ada apa-apa. Untuk orang sepintar Valdi, dia pasti merasa gamang. Kamu yang sabar ya, Na. Tolong perbanyak sabarmu.” Kata Lucas menghibur Nanette.
“ Valdi pasti tidak mau diajak ke psikiater sekarang ini. Dia seperti bukan Valdi, suamiku yang penuh logika. Aku ngomong salah sedikit saja, dia akan menjerit keras. Apalagi aku ajak dia ke psikiater, pasti dia akan tambah marah, dan mengatakan aku menggangapnya gila.” Kata Nanette sedih, dan air matanya mulai mengalir. Cepat-cepat dihapusnya, karena sebentar lagi dia harus turun dari mobil dan berjalan menuju kampus tempat dia mengajar. Nanette tidak berani menelepon Lucas saat di rumah, karena takut , Viona melihatnya menangis. Jadi Nanette selalu menelepon Lucas, saat dia menyetir menuju kampusnya dan akan mengakhiri percakapan mereka sesaat setelah Nanette harus turun dari mobil.
“ Na, jangan sedih. Kamu ingat, gadis yang mau dijodohkan dengan aku oleh mamaku. Yang namanya Cynthia. Dia itu psikiater, gimana kalau Sabtu, ini aku bawa dia ke rumah kalian. Jadi pura-puranya aku kenalin dia ke kalian. ” Kata Lucas.
“ Kamu uda pernah ketemu dengannya? Jangan kamu tiba-tiba ngajak ketemu, langsung kamu ajak ke rumah kami, mana ada yang PDKT nya seperti itu, Luc. Pertama ketemu ya, harus dibawa dinner lah. Kamu ini setali tiga uang, kek Valdi, nggak ada romantis-romantisnya. Makanya kamu nggak kawin-kawin. Kasihan nanti si Cynthia. ” Kata Nanette menasehati Lucas.
“ Yah, aku akan jujur ke dia, kalau aku ketemu dia bukan untuk ngedate. Tapi lebih kepada untuk menolong sahabatku. Aku mau dia membantuku dengan mendiagnosa perubahan prilaku Valdi dan berpura-pura jadi teman kencanku. Agar Valdi nyaman dan bisa menganggap Cynthia sebagai teman dan mau konsultasi ke Cynthia. Aku janjian ya, dengan Cynthia, Sabtu ini.” Kata Lucas ngotot.
“ Pikirkan dulu perasaan Cynthia, Luc. Apakah dia bisa menerimanya dan tidak merasa terbebani.Kamu menyuruhnya pura-pura jadi teman kencanmu demi mendiagnosa Valdi. Aku takut dia tersinggung. Kamu juga belum pernah ketemu dia sama sekali. Kalau uda pernah ketemu lain cerita. Atau kamu ketemu dia dulu deh, ajak makan malam, setelah itu baru ungkapkan keinginanmu.” Kata Nanette mencoba membujuk Lucas. Karena sebagai sesama perempuan. Nanette bisa memahami perasaan Cynthia kalau dia tersinggung. Lelaki yang mau dijodohkan kepadanya, malah memintanya pura-pura jadi teman kencan demi mendiagnosa depresi sahabatnya, berarti kan laki-laki itu hanya memanfaatkannya dan secara tidak langsung menolak perjodohan ini. Kalau tidak ada maunya, Lucas sama sekali tidak mau menghubungi Cynthia atau mengajaknya untuk bertemu.
“ Kamu serahin aja ke aku. Aku tahu gimana ngomongnya dengan Cynthia. Aku yakin dengan background nya sebagai psikiater, dia akan mengerti dan tidak akan baper kalau langsung ku ajak ke rumah kalian dan pura-pura jadi teman kencanku untuk mendiagnosa tentang perubahan prilaku Valdi. Aku akan jujur mengatakan kepadanya, kalau aku akan menikah dengan seseorang yang membuatku jatuh cinta, bukan karena perjodohan. Jadi aku dan dia berteman saja dulu, manatau lama kelamaan dengan berteman, aku bisa jatuh cinta padanya, ya aku akan menikahinya. ” Kata Lucas berencana.
“ Tapi kamu harus mengungkapkan dengan jujur ke Cynthia ya, kalau kamu bukan menutup hatimu kepadanya, kamu akan mencoba berteman dan mengenal dirinya agar hubungan kalian bisa berlanjut dan Sabtu ini meminta pertolongan dia sebagai teman.” Kata Nanette.
“Iya. Iya. Jangan khawatir. Cerewetmu hampir sama dengan ibuku. ” Kata Lucas bercanda.
Terdengar suara tertawa Nanette yang renyah. Hati Lucas selalu menghangat kalau mendengar suara tawa Nanette itu. Tapi berusaha ditepisnya Jangan gila Luc, dia itu istri sahabatmu. Kata hatinya menepis benih-benih kehangatan yang selalu muncul di hati Lucas setiap mendengar suara tawa renyah Nanette.
“Aku uda sampai ke kampus, Luc. Terimakasih ya sudah menjadi temanku untuk berbagi duka. Terimakasih untuk dukunganmu kepadaku selama ini, agar lebih sabar menghadapi Valdi. Kalau tanpa kamu, ntah bagaimana aku bisa melewati semua ini.” Kata Nanette dengan suara penuh syukur.
“ Jangan ngomong seperti itu, Na. Aku ini uda menganggap Valdi ibarat saudaraku. Uda tugasku untuk selalu mendukungmu dan Valdi. Kamu jangan terlalu sedih, ya. Jangan sering menangis. Aku tahu kamu kesusahan, tapi kuatkan dirimu. Itu bukan sifat Valdi yang sesungguhnya. Dia juga pasti sangat kesusahan dan tidak mau kamu sedih. Sabar ya , Na.” Kata Lucas kembali menguatkan Nanette.
“Jangan khawatir, aku akan perbanyak sabarku. Moga-moga, Cynthia mau datang menjenguk Valdi hari Sabtu nanti, agar kita tahu mengapa Valdi bisa berubah seperti ini dan semoga Cynthia bisa membantuku mengembalikan Valdiku seperti yang dulu. Valdi yang sangat aku cintai.” Kata Nanette penuh harap.
Mendengar kalimat, Valdi yang sangat aku cintai, keluar dari mulut Nanette. Hati Lucas langsung mendingin seperti disiram seember air es kutub utara dan Lucas langsung tersadar, kalau tidak mungkin ada tempat lagi untuknya di hati Nanette selama Valdi masih bernafas. Tapi aku lebih memilih Valdi bernafas selama mungkin, daripada aku mendapatkan cinta Nanette,dengan harus mengorbankan kehidupan sahabat terbaiknya. Lucas tidak sanggup untuk itu. Lebih baik dia yang tidak menikah seumur hidup tapi Valdi tetap bernafas selamanya. Selama tujuh tahun ini,Sejak pertama kali mereka dikenalkan Valdi, Lucas berhasil dengan baik memendam rasa sukanya kepada Nanette dan bisa menganggap Nanette sebagai sahabat nya juga. Jadi Lucas sangat yakin, dia akan baik-baik saja untuk selamanya dan tetap bisa menganggap Valdi dan Nanette sahabat terbaiknya.
++
Sabtu pagi itu, Valdi sepertinya agak tenang. Dia tidak marah-marah . Dan sepertinya dia juga lupa atau tidak ingat kalau dia pernah marah-marah ke Nanette seminggu ini. Kemarahan yang tidak ada ujung pangkal. Kemarahan yang tanpa sebab. Hanya marah saja dan setelah itu Valdi seakan lupa kalau dia pernah marah dan akan berprilaku biasa saja, seakan semua baik-baik saja.
Valdi tidak ingat sedikitpun dia pernah berkata kasar kepada istri tercintanya. Kata-kata yang tak akan pernah Valdi ucapkan bila dia dalam keadaan baik-baik saja. Valdi pernah marah dan berkata kepada Nanette. Bego! Saat Nanette tak sengaja menjatuhkan piring makan plastic Viona. Valdi juga pernah menjeriti Viona yang berlari-lari ke sana kemari saat Valdi sedang menonton TV.
“ Jangan Lari! DUDUK DIAM !”.
Viona sampai menangis ketakutan dan langsung berlari ke arah Nanette. Nanette segera menggendong Viona dan membawanya ke kamar untuk menenangkannya. Suster Lely sampai terheran-heran dan mengungkapkan keheranannya kepada Nanette.
“Bapak kok berubah jadi pemarah ya, Bu. Nggak biasanya Bapak menjeriti Viona dengan kencang. Bahkan saat Viona menangis meraung-raung. Bapak yang akan menenangkan Viona. Ini Viona hanya lari-larian karena bermain , Bapak bisa menjerit begitu kencang.”
“ Maklumin ya, Sus. Bapak lagi stress dengan kerjaannya. Jadi selanjutnya kalau Bapak lagi di ruang TV, jangan biarkan Viona lari-lari an di sana. Biar Viona tidak dimarahin lagi.” Kata Nanette dengan suara pelan, berusaha menekan rasa sakit hatinya ketika melihat air mata anaknya yang masih menangis tersedu-sedu. Nanette merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dia tak bisa marah ke Valdi atas perlakuan Valdi ke Viona. Nanette merasa gagal menjadi seorang ibu yang harus membela Viona, dikala anaknya dimarahi tanpa berbuat kesalahan tapi Nanette juga tidak bisa menerangkan ke Viona mengapa papanya bisa berubah sedemikian rupa karena Viona masih terlalu kecil dan dia juga tidak akan mengerti. Nanette akhirnya hanya bisa memendam semuanya sendiri dan seperti biasa mengucurkan air matanya di kamar mandi, ditemani oleh semburan air dari pancuran yang mengalir bersamaan dengan air matanya.
Semoga, hari ini Lucas jadi datang bersama Cynthia sesuai dengan janji Lucas kepada Nanette , agar Cynthia bisa membantu menenangkan Valdi supaya tidak selalu marah-marah dan Nanette sangat berharap Cynthia dengan ilmu psikologinya bisa mengembalikan Valdi kembali menjadi seorang suami yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Jam sebelas tepat, mobil Lucas memasuki garasi terbuka di rumah Nanette. Nanette yang sedang duduk berdua Valdi yang lagi membaca buku di ruang tamu, langsung berdiri menyambut mereka. Lucas masuk ke ruang tamu bersama seorang gadis cantik berwajah lembut dengan kacamata bening bertengger di atas hidung bangirnya.
“Perkenalkan ini Nanette, istrinya Valdi. ” Kata Lucas ketika melihat Nanette menyambut mereka di depan pintu.
Kedua wanita itu berjabat tangan dan saling menyebutkan nama
“ Hello, aku Cynthia.” Kata wanita itu dengan senyum yang sangat manis.
“Siapa itu, Ma? ” Tanya Valdi, yang langsung berjalan ke arah pintu dan ketika melihat Lucas , sahabatnya. Valdi tersenyum senang.
“Tumben, datang Sabtu-sabtu . Biasanya Sabtu, kamu juga praktek.” Kata Valdi.
“Sabtu ini aku libur praktek dan datang ke sini bersama Cynthia. Cin. Ini Valdi, sahabatku. ” Kata Lucas sambil mengedipkan mata pada Cynthia. Sepertinya dia sudah bercerita kepada Cynthia mengenai Valdi. Cynthia langsung melangkah dan mendekat ke arah Valdi untuk menjabat tangannya dan menyebutkan namanya.
“ Cynthia, ini siapa, Luc? Gebetan barumu?” Tanya Valdi binggung. Dia lupa kalau Lucas pernah cerita tentang Cynthia.
“ Temanku.” Jawab Lucas singkat.
“ Oh” Hanya itu kata-kata yang keluar dari diri Valdi.
Nanette lalu mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu dan berlalu ke dapur , untuk mengambil minuman.
“ Gimana Di, keadaanmu?” Tanya Lucas kepada sahabatnya.
“ Aku baik-baik saja, kok. Tapi sebulan ini, aku merasa otakku kosong dan aku tidak bisa memikirkan apa-apa. Setiap berpikir,kepalaku berdenyut-denyut. Hatiku juga selalu resah dan berdebar , aku merasa ada yang salah dengan tubuhku, jadinya aku selalu merasa tidak nyaman.” Kata Valdi jujur kepada sahabatnya.
“ Tapi sudah sebulan ini, kamu jarang lupa. Kamu tidak melapor kepadaku lagi tentang lupamu. Berarti bagus dong.” Kata Lucas membesarkan hati Valdi.
Valdi terdiam dan dia tampak berpikir, apakah dia benar tidak lupa atau dia lupa apa yang dia lupakan sehingga dia tidak melapor pada Lucas. Otaknya sekarang benar-benar merasa kosong.
“ Maaf Di, Apakah hatimu yang selalu berdebar-debar itu, saat di rumah saja atau juga terjadi di kantormu?” Tanya Cynthia dengan suara lembutnya.
Valdi kembali berpikir, lalu menjawab Cynthia “ Sepertinya di rumah dan juga di kantor. Hatiku selalu berdebar-debar terus dan aku terus merasa ada yang salah dengan tubuhku”.
Cynthia mengangguk-anggukkan kepalanya.
“ Cynthia ini seorang psikiater loh . Kamu mau kan, kalau dia memberimu konseling, tentang ketidaknyamananmu? Agar kamu bisa lebih tenang dan tidak merasa ada yang salah dengan tubuhmu. ”Kata Lucas pelan, mencoba membujuk Valdi agar mau konsultasi rutin ke Cynthia.
“ Iya, Di. Kamu boleh konsultasi denganku di klinikku. Banyak pasienku yang berpenyakit seperti kamu dan setelah konseling mereka bisa lebih nyaman menghadapi penyakitnya.” Sambung Cynthia.
“ Iya, Pa. Yuk kita konseling ke tempat Cynthia.” Kata Nanette yang keluar dari dapur membawa minuman untuk disuguhkan kepada Cynthia dan Lucas.
“ Mbak Nanette juga boleh sekalian konseling loh. Jadi bisa konseling pasangan. Mau terpisah juga boleh. Mau barengan juga boleh. Itu yang selalu kami rekomendasikan bagi penderita demensia dengan pasangannya, karena pasangan biasanya juga butuh konseling untuk menghadapi perubahan prilaku dari penderita demensia. ” Kata Cynthia lagi.
“ Baiklah . Aku dan Nanette bersedia konseling. ” Kata Valdi. Di hatinya, Valdi tahu, Nanette juga kesusahan. Dia tidak ingin membuat Nanette menderita. Valdi lebih memikirkan kebahagiaan Nanette daripada dirinya sendiri.
Nanette tersenyum lega, Lucas juga tersenyum dan Cynthia menatap ketiga orang itu dengan penuh pengertian. Mereka bertiga adalah sahabat-sahabat yang selalu saling mendukung. Cynthia berharap suatu saat nanti, dia bisa menjadi bagian dari persahabatan mereka atau Lucas bisa menganggapnya lebih dari seorang teman, seperti yang Lucas katakan kepada Cynthia saat menghubunginya untuk pertama kali, kalau dia mengajak bertemu Cynthia bukan untuk kencan tapi untuk membantu sahabatnya, Valdi yang terkena penyakit Demensia dan membutuhkan keprofesionalisme Cynthia sebagai seorang psikiater agar bisa menghadapi penyakitnya ini lebih nyaman dan agar Nanette istrinya Valdi, tidak lagi semakin terluka. Begitu baiknya Lucas kepada sahabatnya dan istrinya. Apakah kebaikan Lucas murni untuk persahabatan, atau karena Lucas mencintai istri sahabatnya? Cynthia jadi bertanya-tanya karena dia melihat kilau mata lain di mata Lucas saat menatap Nanette. Tapi semua pandangannya itu dipendamnya. Saat ini Cynthia hanya ingin menjadi teman mereka bertiga. Teman bagi Lucas, bagi Nanette dan juga bagi Valdi.
Semoga Lucas bisa melihat ketulusan hatinya dan semoga Lucas bisa jatuh cinta padanya. Karena Lucas saat mereka di mobil berkata pada Cynthia, dia hanya akan menikah dan berkencan dengan seorang gadis bila dia jatuh cinta. Tidak mau karena dijodohkan seperti mereka. Sedangkan Cynthia terlanjur jatuh cinta pada Lucas, saat diperlihatkan foto Lucas oleh mamanya. Berteman dengan tulus adalah satu-satunya cara bila aku ingin membuat Lucas jatuh cinta padaku. Tapi mungkinkah? Sedangkan dari masuk ke rumah ini, sampai mereka makan siang bersama. Tatapan Lucas yang hangat selalu ditujukan hanya untuk seorang Nanette??