Selama Kamu Masih Bernafas, Aku tetap Milikmu

2102 Words
“ Pa,Ma. Aku tidak akan kembali ke rumah papa dan mama. Aku akan tetap berada di sisi Valdi. Dia adalah suamiku, ayah dari anakku. Aku akan tetap mendampinginya untuk selama-lamanya. Aku tidak peduli penderitaan yang harus aku hadapi karena kebahagiaanku lebih besar dibandingkan penderitaanku kala aku hidup bersama Valdi . Selama Valdi masih bernafas, aku tetap akan menjadi miliknya dan akan selalu berada di sisinya.” Papa dan mamanya memandang Nanette sambil menghela nafas. Dari kecil memang Nanette sangat teguh pendiriannya. Kalau dia mau sesuatu, dia akan berusaha keras untuk mendapatkan dan mempertahankan keinginannya. Seperti saat dia jatuh cinta ke Valdi. Dia berjuang untuk mendapatkan hati Valdi, meskipun orangtuanya terutama papanya tidak setuju, dia jatuh cinta pada seorang ilmuwan, karena takut masa depan anak gadisnya tidak terjamin. Tapi Nanette berhasil meyakinkan ayahnya kalau Valdi adalah pria baik yang bisa membahagiakannya. Akhirnya ayah Nanette luluh hatinya ketika bertemu Valdi dan menjadi menyayangi menantunya itu. Tapi rasa sayangnya kepada Nanette lebih besar daripada kepada Valdi yang saat ini sakit, sehingga dia ingin Nanette meninggalkan Valdi agar dia tidak menderita berkepanjangan. “Papa harap kamu mengerti, mengapa papa memintamu untuk pulang ke rumah.Papa tidak sanggup melihat anak papa menderita. Papa tidak ingin kamu bersedih. Kalau memang uda keputusanmu tidak akan pulang, dan akan terus mendampingi Valdi. Papa hargai keputusanmu.” Kata papanya pelan. “ Nanette, Mama harap, kalau kamu tidak kuat, kamu segera minta bantuan dari orangtuamu atau mertuamu. Jangan pendam semua sendiri. Ada klient di kantor Notaris mama, yang suaminya menderita demensia, karena menjaga suaminya dua puluh empat jam selama bertahun-tahun, jadinya dia sendiri juga depresi. Mereka itu sudah tua, anak-anaknya sudah besar.Tapi kalau kamu kan, masih ada Viona yang memerlukanmu.Jadi mama harap, jangan tanggung semuanya sendiri.” Kata Mama Vivian lembut sambil membelai rambut anak kesayangannya. “Nanette tahu, Ma. Nanette juga ada psikiater yang merupakan teman Nanette, makanya Nanette tetap ngajar untuk kesehatan mental Nanette juga. Dan Valdo juga sangat membantu, kami”. Kata Nanette pelan . “ Adik iparmu itu kan nggak selamanya di sini, Na. Dia kan tinggal di Malaysia. Jadi kamu juga jangan terus berharap padanya. Emang dia nggak kerja?”Kata Papa Nanette. “ Om, jangan khawatir. Aku bisa kerja darimana saja. Perusahaanku uda ada yang urusin. Aku hanya perlu terbang ke Malaysia atau ke Thailand, sehari, dua hari untuk meeting, kalau ada klien. Aku bisa mengaturnya . Aku memutuskan akan tetap tinggal di sini, menjaga abangku, karena satu-satunya orang yang dia ingat sekarang ini, hanya aku.” Kata Valdo dengan suara tegas. “Emang apa usahamu?” Tanya Papa Fendy sinis. Dia tau dari cerita Nanette, kalau adik Valdi tinggal di Malaysia dan memiliki usaha pusat kebugaran untuk para atlit. Usaha seperti ini, mana bisa punya gaya seperti gaya Valdo saat ini. Sekali liat aja , papa Fendy sudah tahu, kalau sekujur tubuh Valdo dibalut barang-barang branded keluaran terbaru. Ikat pinggangnya merek Valentino dengan V besar di depannya. Jas yang telah dibukanya tadi dari merek Gucci. Papa Fendy hapal model itu dengan pita hijau dan merah khas Gucci di kantongnya . Dan yang paling menyolok adalah jam tangannya merek Patek Phillipe . Valdo terlalu mewah untuk orang yang hanya memiliki usaha gym untuk atlit. “Aduh, pa. Nggak usah deh nanya tentang apa usaha Valdo. Toh bukan urusan kita, Pa. Dia toh nggak minjam uang ke kita. ” Bisik mama Vivian ke telinga suaminya. Papa Fendy hanya mendelikkan matanya tapi masih tetap menatap Valdo untuk menantikan jawaban. Valdo memutuskan untuk diam saja, tidak menjawab pertanyaan itu. Seperti kata mamanya Nanette, toh dia bukan mau pinjam uang ke mereka atau minta mereka jadi investor. Jadi itu bukan urusan mereka. Melihat kelakukan anak bungsunya yang tengil dan tidak mau menjawab pertanyaan dari sang besan. Papa Anton memutuskan untuk menjawab agar mencairkan suasana kaku yang terjadi . “ Valdo di Malaysia, buka usaha pusat kebugaran untuk atlit, Pak Fendy. Sekarang katanya malah uda nambah usahanya dengan perusahaan yang menyediakan jasa pengawal pribadi untuk orang-orang terkenal. Andy Lau saat konser di Malaysia, perusahaan Valdo yang menjadi pengawalnya, makanya dulu dia tidak pulang saat Valdi menikah, karena bertepatan dengan konser Andy Lau tersebut.” Papa Nanette mengangguk-angguk. Tapi dalam hati, dia tetap heran.Gimana hanya perusahaan bodyguard gitu, bisa membuat Valdo bergaya begitu mewah. Anak ini pasti suka berfoya-foya dan pasti lebih besar pasak daripada tiang. Pasti dia pakai cicilan 0 % untuk membiayai gaya hidup mewahnya ini. Untung, Nanette bukan jatuh cinta pada si Valdo ini. Kalau Nanette jatuh cinta pada Valdo, pasti nggak bakalan aku setujui. Nanette nya bakalan makan hati, punya suami yang baru punya uang sedikit, tapi bergaya borju dari ujung kaki sampai kepala. Benar-benar tidak cocok dengan prinsip hidup keluarga kami, meskipun aku kaya raya, tapi tak pernah menghabiskan uang puluhan juta hanya untuk sebuah jas dan ikat pinggang dan bahkan milyaran rupiah hanya untuk sebuah jam tangan. Bagusan uang itu untuk dibeli asset seperti tanah atau rumah, daripada untuk barang-barang branded yang hanya dipakai untuk pamer di media social, biar dikatain orang kaya. “ Baiklah Pak Anton, kami pulang dulu. Tadinya kami datang ke sini, ingin melihat Viona karena uda rindu padanya. Maafkan saya, kalau ada kata-kata yang menyinggung. Mohon mengerti, karena saya terlalu menyayangi putri saya.” Kata Papa Fendy . “ Saya mengerti. Semua orangtua pasti menyayangi anaknya dan tak ingin anaknya menderita. Saya juga minta maaf karena keadaan Valdi membuat Nanette menderita. Tapi kami akan membantu Nanette Pak. Mulai besok, istri saya akan hadir dari pagi sampai Nanette selesai bekerja, untuk menjaga Valdi. Supaya dia terbiasa dan jaga-jaga kalau Valdo harus balik ke Malaysia untuk pekerjaannya.” Jawab Papa Anton. “ Jangan minta maaf Papa Valdi. Saya yakin, hati Bapak dan ibu, lebih sakit lagi daripada kami.” Kata Mama Vivian lembut dan matanya juga berkaca-kaca. “Na, kamu hari Senin nanti, tetap bawa Viona ya, ke rumah. Dia sama suster Lely aja, kamu nggak usah nginap. Nanti hari Rabu mama yang akan bawa Viona kembali. Mama akan menjaga Viona di rumah.” Kata Mama Vivian ke Nanette. “Iya, Ma. Makasih ya Ma”. Kata Nanette sambil tersenyum. Sekarang hatinya mulai tenang, kedua orangtuanya sudah tahu tentang keadaan Valdi dan Nanette berhasil membuat mereka berdua yakin,kalau dia tidak akan pernah meninggalkan Valdi dan tetap akan menjadi milik Valdi selama Valdi masih bernafas. ++ Hari Sabtu telah datang kembali, dua minggu setelah foto keluarga mereka. Keadaan Valdi juga tidak semakin membaik. Dia semakin sulit mengkoordinasikan gerakannya. Ingatannya juga tidak semakin membaik. Valdo adalah satu-satunya orang yang bisa diingatnya sekarang. Mama Dyna, yang tiap pagi datang di antar supir untuk membantu merawat Valdi juga tidak dikenalnya, tapi wanita yang melahirkan Valdi itu, sama kuatnya dengan Nanette. Mama Dyna juga sudah bisa menerimanya. Setiap pagi , saat Mama Dyna datang, dia menyapa Valdi yang sedang duduk berjemur di dekat kolam renang dengan kata-kata seperti ini. “ Selamat pagi, anakku. Ini mama, yang hari ini datang untuk menemanimu. Bagaimana kabarmu?” dan wajah mama Dyna selalu penuh dengan senyuman saat memandangi Valdi yang tetap menatapnya dengan mata kosong. Nanette yang duduk di samping Valdi yang membalas sapaan Mama Dyna. “ Selamat pagi Ma. Valdi hari ini baik-baik saja, kemarin dia latihan berjalan di kolam renang dengan Valdo, karena kata dokter fisioterapinya, latihan itu bagus untuk koordinasi gerak dan untuk memperkuat otot-otot kaki Valdi yang jarang digunakan.” “ Oh. Bagus itu. Kamu malam ini, jadi ke ulang tahun mamanya Lucas? Pergi aja sama Valdo. Mama dan papa yang akan menjaga Valdi sampai kalian pulang. Nanti papa akan ke sini, setelah konveksi tutup. ” Kata Mama Dyna sambil duduk di samping Valdi. “ Mungkin Valdo aja yang pergi mewakili aku dan Valdi. Aku nggak mau ninggalin Valdi sendirian kalau malam. Biasanya kalau malam, setelah membacakan buku untuk Viona,aku akan membacakan buku untuk Valdi. Dia suka mendengarku membacakan buku untuknya atau sekedar melihat album-album foto kami dulu.” Kata Nanette sambil mengupas apel dan menyuapi Valdi. Mama Dyna tampak terharu,melihat menantunya yang begitu menyayangi anak lelakinya. Sudah berminggu-minggu ini, dia tidak ada waktu untuk dirinya sendiri. Hari-harinya dari pagi sampai malam, dari Senin sampai Sabtu hanya untuk merawat Valdi. Hanya saat mengajar saja, Nanette pergi keluar rumah, itupun mama Dyna yakin, hati Nanette tetap tertinggal di rumah. Mata indah Nanette yang biasanya berbinar-binar penuh semangat, sekarang tampak suram, meskipun bibirnya selalu dia usahakan untuk senyum, tapi mama Dyna tahu, hati Nanette pasti sangat sedih. Mama Dyna menghela nafasnya lalu berkata. “Kamu pergi saja hari ini, biarkan mama dan papamu yang merawat anaknya malam ini. Besok-besok toh kamu bisa menemani Valdi lagi . Lagipula nggak enak sama Lucas, kalau hanya Valdo yang pergi. Uda Valdi tak bisa hadir, ini kamu juga tak mau hadir. Padahal dia itu uda begitu baik pada Valdi.” “ Benar sih Ma, pacar Lucas yang psikiater Valdi juga dari tadi meneleponku agar aku hadir. Aku masih mempertimbangkannya , karena nggak pernah ninggalin Valdi saat malam, jadi aku juga takut tidak akan menikmati pestanya dan buat suasana jadi nggak enak buat semua. ” Kata Nanette. “ Kamu percayakan Valdi pada mama dan papa hanya malam ini saja. Nikmati waktumu di pesta itu. Tertawalah bersama temanmu yang psikiater itu. Mama tidak mau kamu terus-terusan sedih, kamu pantas beristirahat setelah berminggu-minggu merawat Valdi.’ Kata Mama Dyna dengan mata berkaca-kaca. Sekarang dia mengerti bagaimana perasaan papa Nanette karena tidak ingin melihat anak perempuannya menderita. “ Aku akan memikirkannya lagi deh, Ma. Liat keadaan Valdi dulu sampai siang nanti. Kalau dia baik-baik saja. Aku akan pergi bareng Valdo ke pesta ulang tahun mama Lucas.” Kata Nanette pelan dan melihat ke arah suaminya yang hanya diam seperti mencerna setiap perkataan mereka. Nanette tersenyum pada Valdi dan bertanya “ Masih mau apelnya, suamiku?” Valdi menggelengkan kepalanya dan bertanya “ Valdo ke mana?” “ Valdo masih tidur. Ada apa cari Valdo, suamiku?” Tanya Nanette lembut. “ Aku mau beli sesuatu, tapi aku lupa. Aku mau tanya Valdo.” “ Kamu mau beli hadiah untuk mama Lucas, waktu ku bilang mama Lucas, ulang tahun yang ke 60 hari ini. Aku sudah pergi membelinya kemarin.” Kata Valdo yang masuk ke teras belakang masih memakai baju tidurnya. Singlet putih dan celana piyama biru tua itu makin memperlihatkan tubuh Valdo yang terbentuk sempurna. Lengannya yang kekar dan bahunya yang bidang dan dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. “ Siapa Lucas?” Tanya Valdi dengan binggung. “ Lucas itu sahabat kita, dan doktermu.” Jawab Valdo dengan sabar. Meskipun sudah puluhan kali Valdi bertanya . Kemarin saat Valdo mengatakan kalau , malam ini dia akan pergi ke pesta ulang tahun mama Lucas, Valdo juga bertanya, setelah Valdi menjawab siapa Lucas, Valdi lalu mengatakan. Kamu harus beli hadiah ulang tahun kalau mau pergi ke pestanya. “ Kak Nanette, jadi ikut?” Tanya Valdo pada Nanette. “ Ajak, kakakmu pergi, mama dan papa yang akan menemani Valdi.” Kata mama Dyna dengan pandangan penuh kasih kepada menantunya yang baik hati itu. “ Iya, Kak. Ikut aja. Jangan khawatir tentang Valdi. Mama dan papa akan menemaninya sampai kita pulang, toh kita nggak bakalan lama. Jam sembilan kita pulang. Nggak enak kalau aku aja yang hadir. Kakak kan mewakili Valdi.” Kata Valdo membujuk Nanette. “ Iya, Na. Pergi aja. Valdi akan baik-baik saja kok.” Kata Mama Dyna lagi. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Nanette mengangguk dan bersedia untuk pergi ke pesta ulang tahun mama Lucas. “Kita berangkatnya sorean aja, Val. Jam lima, biar aku bisa bantu-bantu Cynthia dulu. Kalau datang pas jam pestanya, terus sebentar aja pulang, nggak enak sama mama Lucas, yang sudah seperti keluarga sendiri”. Kata Nanette. Valdo memandang Nanette dengan tatapan kagum. Wanita ini sungguh baik hati dan tau menempatkan diri. Di saat dia galau harus pergi atau tidak, tapi Nanette, masih saja memikirkan untuk bisa membantu Cynthia mempersiapkan ulang tahun mama Lucas dengan berangkat lebih pagi, agar tidak seperti tamu lainnya karena sudah menganggap keluarga Lucas seperti keluarganya sendiri. “ Okay, kita berangkat dari rumah jam 4.30 aja , biar sampai rumah Lucas, tepat jam lima.” Kata Valdo sambil menggerak-gerakkan tangannya. Valdi hanya memandangi adiknya dalam diam, semua percakapan mereka tidak ada yang bisa dia mengerti. Otaknya seakan kosong melompong. Wanita paruh baya yang tampak familiar itu tetap menatapnya dengan penuh kasih sayang. Tapi Valdi sama sekali tidak ingat, siapa dia. Valdi menghela nafasnya putus asa dan menutup matanya tanda dia tidak mau lagi memikirkan apa-apa. Biarlah isi otaknya kosong seperti tersapu kabut tebal. Yang penting dia masih bernafas dan tetap bisa memandang wajah lembut wanita yang duduk di sampingnya ini. Wanita yang selalu memanggilnya suamiku dan selalu mengengam erat tanganku, aku akan baik-baik saja bila masih memiliki dirinya, meskipun aku tidak tahu siapa dia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD