Vita belum bercerita pada siapapun juga mengenai permintaan lelaki tersebut. Termasuk pada Yani, sahabatnya.
Lalu, saat ini ketika ia tengah berkumpul dengan kawan-kawannya menikmati malam dengan banyaknya orang yang sama-sama menikmati keramaian alun-alun, Vita berniat untuk bercerita pada sahabatnya itu.
"Yan?"
"Hem!" jawab Yani sambil menikmati cemilan jagung bakar yang ada di genggamannya.
"Aku mau cerita."
"Apa?" tanya Yani masih terlihat cuek.
"Seminggu yang lalu waktu Mas Ardan antar aku pulang, dia —!" Ragu-ragu Vita melanjutkan kalimatnya.
"Apa?" tanya Yani menunggu.
"Ehm, enggak jadi deh!"
"Hei, jangan bikin orang mati penasaran yah? Ada apa waktu Mas Ardan antar kamu pulang?" Yani menatap emosi.
"I—itu, Mas Ardan sepertinya melamarku."
"Apa?"
Sepertinya rasa t
