12

1600 Words
Saat ini Oreo sedang berada di kantin bersama dengan Zaki dan Putra. Sedari tadi Oreo benar-benar uring-uringan tidak jelas. Hal itu dikarenakan Orion yang tadi membantu Ona dan juga membawa Ona ke rumah sakit. Orion benar, ia merasa kalah dari Orion. Padahal seharusnya semua itu dirinya yang melakukannya. Namun ini malah Orion yang melakukan hal seperti itu. "Anjing, gua harus nyari tahu pokoknya. Gua harus cari tahu siapa yang tadi ga bolehin buat bilang ke gua kalo Ona jatuh." ujar Oreo tampak kesal. "Re, udah lah ga usah nambah masalah. Habis ini Lo mau ke Ona kan? Kalo Lo bikin masalah Lo nanti dipanggil gimana?" tanya Putra kepada Oreo. "Masalahnya, mereka semua udah keterlaluan. Apa coba? Kenapa mereka nyembunyiin itu dari gua? Gua yang harusnya tahu lebih dulu. Gua yang harusnya nolong dan bawa Ona ke rumah sakit." ujar Oreo lagi kesal. "Emangnya Lo siapanya Ona sih Re, sampai Lo sekesal ini? Lo saudaranya? Jelas bukan. Lo cowoknya? Gua pikir sih bukan karena dia suka sama Lo tapi rasa sukanya ga berbalas kan. So, apa yang Lo permasalahin sekarang? Apa karena Lo merasa kalah?" tanya Zaki bingung kepada Oreo itu. "Lo kenapa sih Ki? Dari kemarin permasalahin hubungan gua sama Ona terus. Terserah gua lah Ona sama gua hubungannya apa. Yang pasti gua itu harus jagain Ona." ujar Oreo kepada Zaki dan sekarang ini Oreo sudah berdiri di kantin itu. Lumayan banyak yang jadi menatap ke arah Oreo sekarang ini. "Perhatian semuanya! Gua mau tanya sama Lo semua, terutama yang tadi ngelihat Ona jatuh di tangga. Kenapa ga ada satu pun yang bilang ke gua tentang Ona?" tanya Oreo dengan keras sembari melihat semua orang yang ada di dalam kantin. Tampak mereka semua tidak ada satu pun yang berani menatap Oreo. Mereka semua takut jika Oreo sudah seperti sekarang ini. Oreo tampak menunggu jawaban dari mereka semua tapi sama sekali tidak ada jawaban. Mereka semua hanya diam saja sekarang, mereka juga seolah-olah sedang melakukan sesuatu lain agar mereka tidak menatap Oreo. "Kenapa ga ada yang jawab gua! Gua yakin pasti diantara Lo semua ada yang tadi di tempat kejadiannya kan? Kenapa Lo semua seolah-olah nutupin itu dari gua? Lo semua denger ya! Apa pun tentang Ona itu harus gua tahu. Dan tadi gua ga tahu waktu dia jatuh? Anjing Lo semua yang ga ngasih tau ke gua. b*****t!" teriak Oreo yang sudah benar-benar emosi sekarang ini. "Re, come on. Udah lah." ujar Putra menatap ke arah Oreo sekarang. "Bayu, Lo tadi tahu kan? Pasti ada di tempat kejadian kan? Bilang, siapa yang ga ngebolehin Lo sama yang lainnya bilang ke gua tentang kondisi dari Ona? Bilang anjing, Lo mau gua gebukin disini?" tanya Oreo saat ia kebetulan melihat Bayu melewati depanya. Sepertinya Bayu tidak tahu tentang kemarahan Oreo, karena jika ia tahu pasti nanti Bayu tidak akan pergi ke sana. Ah anjing, harusnya gua ga kesini. Ternyata seisi kantin lagi kena interogasi sama Oreo. Jadi kena kan gua sekarang. Batin Bayu dengan kesal. "Gua kan tadi udah bilang sama Lo kalo gua ga tahu. Gua cuma denger-denger aja tadi Re. Gua serius ngomong sama Lo." ujar Bayu dengan terbata. Tentu Bayu takut jika sampai di hajar oleh Oreo, tapi ia juga takut pada Orion. "Gua tahu Lo ada disana. Ngomong yang bener! Siapa yang ga ngebolehin Lo semua bilang ke gua. Ngomong b*****t!" teriak Oreo yang sudah hampir memukul Batu. Namun pukulannya itu hanya mengayun di udara karena tak lama kemudian ada yang menginterupsi perkataan Oreo. "Ona. Ona sendiri yang nyuruh semuanya buat ga bilang ke Lo kalo dia jatuh di tangga." ujar Orion yang tiba-tiba saja datang ke kantin. Padahal tadi ia tidak masuk ke kelas. Ia pergi ke kantin karena ia memang lapar, tapi ternyata keadaan kantin sedang tegang karena Oreo yang menginterogasi semuanya. Semuanya tak ada yang berani mengatakan kepada Oreo. Mendengar perkataan Orion itu, Oreo pun melepaskan tangannya dari Bayu yang membuat Bayu tenang. Setelah itu Oreo pun kini keluar dari sana dan Oreo berjalan dengan cepat mendekati Orion yang sedari tadi membuatnya kesal. Entah kenapa hari ini seperti dirinya berhubungan dengan Orion. Apalagi Orion sepertinya selalu menganggu Oreo dan Ona juga. Bukannya tambah tenang, keadaan di kantin tambah mencengangkan karena dua orang yang paling ditakuti di sekolah sekarang ini sedang saling beradu. Mereka hanya takut jika Oreo dan Orion akan berantem di kantin. Semuanya juga masih diam, seakan-akan mereka kehilangan oksigen disana. "Lo lagi, Lo lagi. Hari ini Lo udah dua kali ngusik gua ya. Lo dengerin gua ya. Meskipun Ona bilang kayak gitu, ga mungkin ada yang mau denger Ona. Karena mereka semua lebih takut sama gua daripada sama Ona. Denger ga Lo? Jadi, ga mungkin karena Ona. Ona juga ga mungkin lagi ga nyariin gua waktu dia lagi kesusahan." ujar Oreo kepada Orion membuat Orion menyeringai. Seringaian Orion membuat semuanya tahu bahwa sebentar lagi akan ada pertumpahan darah karena Oreo tidak akan membiarkan ini semua. "Halah, bener Orion tadi di rooftop aja ini kalo jadinya kayak gini mah." ujar Andra kepada Gala. Gala pun masih menatap ke rah Orion dan Oreo. Ia berjaga-jaga jika nanti Orion dan Oreo akan saling beradu jotos. Mereka akan menengahi. Karena jika dibiarkan pasti mereka tidak akan berhenti sebelum ada yang pingsan. Bahkan mungkin jika ada guru pun mereka tak perduli. "Oh ya? Percaya diri banget ya Lo? Yakin Lo kalo Ona selalu cari Lo? Tapi bener kok, tadi emang Ona bilang gitu. Ona bilang kalo ga boleh ada yang ngasih tahu Oreo. It's that you right, Oreo? Banyak saksinya disini. Oh ya dan satu lagi kenapa ga ada yang ngasih tahu Lo tentang Ona? Emang bukan sepenuhnya karena Ona tapi karena gua. Gua juga minta mereka buat diam, karena itu permintaan Ona." ujar Orion membuat Oreo tampak sudah hilang kesabarannya dan kini ia pun langsung melayangkan satu tinjuan ke wajah Orion. Semuanya pun berteriak kaget ketika melihat Oreo seperti itu ke Orion. "b*****t Lo, gua udah nyangka kalo itu semua gara-gara Lo. Lo ngapain anjing mikirin Ona segala? Siapa Lo hah? Inget ya, Lo bukan siapa-siapanya Ona. Ngapain Lo sok-sokan jadi pahlawan kesiangan buat Ona?" ujar Oreo. "Emangnya Lo siapanya Ona sat. Lo juga bukan siapa-siapanya Ona juga. So, kita sama kan? Lo kali yang sok jadi pahlawan kesiangannya Ona. Malah Lo yang selalu mau jadi pahlawan kesiangannya Ona." ujar Orion yang juga membalas pukulan dari Oreo. Mereka pun sudah akan saling pukul lagi, tapi untuk kali ini teman-teman mereka meminta mereka untuk berhenti. Zaki dan Putra sudah memegangi Oreo dan Andra serta Gala pun memegangi Orion. Suasana kantin benar-benar sangat mencengangkan karena dua orang itu. Bahkan mereka yang tadinya ingin ke kantin tapi saat melihat ada pertengkaran itu pun memilih untuk tidak makan saja. Daripada makan di dalam juga tidak tenang. Saat ini, Orion dan Oreo masih saling menatap. "Lo lihat ya, gua ga akan biarin Lo deket-deket sama Ona." ujar Oreo. "Gua cuma mau ingetin Lo, kalo Lo bukan siapa-siapanya Ona dan Lo juga ga ada hak buat itu. Atau Lo suka sama Ona?" tanya Orion tersebut. "Lo lawak? Ga usah sok tahu tentang gua bangsat." ujar Oreo lagi. Kini Oreo sudah di bawa oleh Putra dan Zaki keluar dari kantin. Mereka akan pergi ke kelas saja untuk hari ini. Jadinya sekarang mereka sudah berjalan ke kelas. "Lepas anjing, Lo berdua kenapa sih pisahin gua tadi? Gua tuh mau hajar dia sampai mampus biar dia sadar kalo dia tuh bukan siapa-siapanya Ona. Dia cuma orang baru yang ga tahu apa-apa." ujar Oreo kepada mereka sekarang. "Kalo Lo kayak gini terus, gua jadi mikir kalo yang di omongin sama Orion tadi bener. Lo udah suka sama Ona?" tanya Zaki kepada Oreo itu. "Zak, Lo tanya sama gua? Lo lupa atau gimana? Lo tahu sendiri kalo yang gua suk..." ujar Oreo di potong langsung oleh Putra karena Putra tidak mau ada gosip lagi disini. Ia tahu Oreo akan mengatakan hal yang jika dikatakan mungkin akan sangat aneh karena Oreo menyukai seorang Acha. "Re, stop it. Atau Lo mau semua orang tahu kalo Lo suka sama Acha?" tanya Putra dengan berbisik. Oreo pun diam karena ia baru sadar bahwa mereka masih berada di koridor yang sangat ramai. Makanya banyak orang. Mereka pun sudah pergi ke kelas mereka. Kini mereka hanya mengobrol saja disana. Sementara Orion hanya membeli makan dan minum tapi ia tidak makan dan minum di kantin. Setelah mendapatkan makanan dan minumannya ia pun keluar dari kantin bersama dengan Gala dan Andra. Sepeninggalan mereka, kantin pun seperti di beri oksigen yang banyak sehingga semua orang bisa bernafas dengan lega sekarang. Mereka bisa melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi dengan tenang termasuk Bayu. "Anjir sumpah, gua tadi kaget banget woy. Hampir aja gua di gebukin sama Oreo, untung aja Oreo ga jadi mukul gua karena ada Orion. Gila sih tapi mereka berdua itu kalo fight kayak tadi." ujar Bayu kepada Chiko, temannya. "Lagi pula juga Lo tadi kenapa pakek bilang ke kelas sih tentang keadaannya Ona. Jadinya kan Lo juga kena sama Oreo. Coba kalo Oreo tadi tahu Lo beneran ada disana dan lihat semuanya meskipun telat, pasti Lo bakalan kena tonjok sih." ujar Chiko kepada Bayu yang sekarang ini menggeleng kepalanya karena ia tidak mau tentunya jika hal itu akan terjadi. "Udah deh mending kita makan deh, kayak yang lain nih. Memanfaatkan waktu yang tersisa untuk lanjut makan." ujar Chiko lagi. Mereka melihat sekitar dan kini banyak yang makan dengan sangat cepat karena mereka sudah terlalu lama ada di kantin, pasti sudah akan bel masuk kembali. Benar saja, saat mereka sedang menikmati makanan mereka itu tiba-tiba saja bel pun berbunyi dengan nyaring. Mendengar suara bel saat mereka sedang makan pun membuat mereka mengeluh karena waktunya tidak cukup.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD