8

1600 Words
Sementara itu Ona sekarang sedang meminum minumannya, tampak sekarang ini Ona melihat handphonenya. Ada pesan dari Acha ternyata. Acha bertanya kepada Ona kemana perginya Ona karena Acha pergi ke rumah Ona tapi Ona tidak ada. Ona enggan menjawabnya, mungkin nanti ia akan jawab. "Nanti ya Acha, kalo Ona jawab sekarang nanti ketahuan dong Ona." ujar Ona kepada handphonenya yang ada di meja telah di depannya sekarang ini. Kala sudah berada di meja Ona, ia menatap Ona yang sedang memakan kentang goreng yang tadi ia pesan. Ona yang sadar bahwa ada orang di dekatnya itu pun sekarang juga menatap ke arah orang tersebut. Ona yakin bahwa Ona tidak mengenal cowok itu, tapi kenapa cowok itu mendekatinya. "Kita kenal mas? Tapi kayaknya Ona ga kenal sama masnya." ujar Ona. Lucu. Satu kata yang terlintas dipikiran Kala saat mendengar Ona bicara. "Kalo gitu mau kenalan? Gua Kala, Lo Ona kan?" tanya Kala pada Ona. "Iya, Ona. Kok bisa tahu? Ah iya Ona lupa tadi Ona kan udah bilang ya hehhee. So, Kala ada apa?" tanya Ona kepada Kala. Kala pun tersenyum lagi. "Ga papa, gua cuma mau ngajak Lo kenalan. Itu pun juga kalo Lo mau. Lo mau ga?" tanya Kala dan hal itu membuat Ona bingung, pasalnya mereka tadi baru saja berkenalan. Jadi kenapa mereka harus berkenalan lagi? "Sorry nih Kala, tadi kan kita udah kenalan ya?" tanya Ona tersebut. "Hahaha iya sih, ya udah kalo gitu ganti. Gua boleh duduk disini?" tanya Kala dan Ona pun mengangguk saja, lagi pula ini juga tempat ramai dan Kala sama sekali tidak mabuk jadi tak masalah jika dirinya harus satu table. Sekarang Ona dan Kala sudah berada di satu table yang sama, hal itu membuat teman-teman Kala pun merasa takjub karena sepertinya kali ini Kala benar-benar ingin bermain dengan cewek itu. Sudah lama sekali mereka tidak melihat Kala seperti ini. Kini mereka mengamati Kala dengan cewek itu. Sementara itu, Brandon yang merupakan salah satu SMA Garuda sekarang ini melihat ada seseorang yang ia percayai bahwa itu adalah Ona. Ona merupakan siswi yang selama ini dikabarkan dekat dengan Oreo. Namun Brandon tidak menghampiri Ona karena ia tahu Ona bersmaa dengan lelaki. Ia berpikir bahwa Ona sekarang bersama dengan kakaknya. Meskipun ia belum tahu bagaimana kakaknya tapi ia berpikir itu adalah Nathan. Karena tidak mungkin Ona pergi ke bar ini sendirian. Sangat tidak mungkin untuk terjadi. Akhirnya Brandon pergi ke dance floor karena ia juga di sana tadi hanya menemui salah satu temannya, ia sekarang sudah ada di dance floor. Namun belum juga ia ikut berjoget, ia melihat keberadaan dari Oreo dan teman-temannya. Ia menjadi teringat dengan Ona yang tadi ia lihat itu. "Bro, Lo juga disini? Btw Lo ga sama Ona ya?" tanya Brandon ke mereka. Oreo sudah minum beberapa teguk, ia merasa ada yang aneh dengan pertanyaan dari Brandon. Lagi pula kenapa juga Brandon bertanya seperti itu. "Maksud Lo apa? Ga mungkin lah Ona kesini." ujar Putra yang menjawab. "Tapi gua yakin kalo tadi itu Ona, sama cowok. Mungkin kakaknya kali ya soalnya bukan anak sekolah kita juga. Tapi ya ga tahu sih gua kan baru di Garuda juga." ujar Brandon membuat mereka bertiga kini saling menatap. "Apalagi sama Bang Nathan, ga mungkin banget Bang Nathan bolehin Ona pergi ke tempat kayak gini. Lo yakin?" tanya Putra kepada Brandon. "Dia dimana?" tanya Oreo yang mana ia ingin memastikan sendiri, ia harap bahwa apa yang dilihat oleh Brandon itu bukan Ona tapi orang lain. "Dia ada di sana sih, ga di dance floor. Gua lupa tapi table berapa." jawab Brandong dan Oreo pun langsung pergi ke sana. Zaki dan Putra mengucapkan terimakasih kepada Brandon dan setelahnya mereka pun pergi kesana. Sementara Oreo sedang menuju ke tempat Ona, Ona masih mengobrol dengan Kala. Mereka hanya mengobrol biasa saja sekarang hingga akhirnya Kala memberanikan diri untuk mengajak Ona pergi ke tablenya saja sekarang. "Ona, daripada Lo sendiri mending Lo ikut table gua sama temen-temen gua aja disana. Itu juga kalo Lo mau sih." ujar Kala kepada Ona, Ona pun kini melihat ke arah jam yang ada di tangannya dan sekarang ia mengangguk. "Okay deh, tapi paling Ona jam sepuluh udah harus pergi sih." ujar Ona. "It's okay, jam sepuluh juga masih satu setengah jam lagi. Gua bakalan pastiin kalo Lo enjoy ngobrol sama temen-temen gua." ujar Kala tersebut. Mereka berdua pun sudah beranjak dari tempat duduknya itu dan mereka berjalan menuju ke tempat dimana teman-teman Kala berada, mereka tampak kaget ketika melihat Kala otw ke tempat mereka membawa pasukan baru. "a***y woy, Kala berhasil heh. Ini antara Kala emang mau main-main atau kalau ga Kala emang beneran suka sama itu cewek." ujar Zahra dan mereka semua pun diam karena Kala dan Ona sudah hampir sampai di table mereka. Semuanya tampak menatap ke arah Kala bersmaa dengan Ona. "Brengsek." ujar Oreo dengan kesal sembari melihat Ona bersama dengan lelaki lain. Apalagi Ona berada di bar, dengan lelaki yang sama sekali tidak ia ketahui itu siapa. Ia yakin bahwa Nathan juga tidak mengetahui tentang hal ini karena jika Nathan tahu pasti Nathan sudah menghubungi dirinya. Entah apa yang ada di pikiran Ona sampai berani ke Bar dengan lelaki lain. Seingat Oreo, ia tak mengenal lelaki itu dan jika ia tak mengenalnya kemungkinan besar lelaki itu Ona temui di bar malam ini juga. Oreo pun kesal. "Tahan emosi Re, tahan." ujar Zaki kepada Oreo, sebab Oreo sudah dipengaruhi oleh alkohol juga meskipun sedikit. Namun sama saja Oreo sedang tidak dalam kondisi yang sepenuhnya sadar. Alkohol membuat emosinya semakin tinggi. Kini Oreo sudah berjalan menuju ke dua orang yang telah membuatnya kesal. Ia pun tanpa aba-aba langsung memukul Kala. "b******k Lo anjing." ujar Oreo sembari memukul Kala yang belum ia kenal siapa. Pukulan itu sontak membuat Kala terkejut, teman-teman Kala dan Ona juga sama terkejutnya. Namun Ona lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa itu adalah Oreo. Ketakutannya kian bertambah, pasti Oreo akan mengatakan hal ini pada Nathan. Namun ia juga khawatir pada Kala. "Lo siapa anjing." ujar Kala yang tidak terima jika ia dipukuli seperti ini. "Oreo, stop it. Oreo please Ona mohon." ujar Ona kepada Oreo itu. "Na, Lo kenal sama dia?" tanya Kala kepada Ona. Ona pun mengangguk. "Dia temen Ona, Kala maaf ya Kala jadi sakit kayak gini." ujar Ona itu "Na, Lo ngapain disini? Sama cowok lagi. Ga mikir ya Lo? Lo sama siapa kesini? Jawab gua Ona!" ujar Oreo membuat Ona sekarang ini mulai takut. "Oreo, gua bilang juga apa. Lo jaga emosi Lo. Jangan bentak Ona kayak gitu lagi." ujar Zaki kepada Oreo, sementara Oreo kini sudah ada di belakang Kala. Kala tidak marah kepada Ona, ia hanya kesal saja pada cowok bernama Oreo ini. Entah dia siapanya Ona ia tidak perduli, tapi apa yang dilakukan oleh cowok itu benar-benar keterlaluan karena dia berani membentak Ona. "Diem Lo Ki, Ona itu jadi tanggungjawab gua. Kalo dia kenapa-kenapa gimana? Kalo dia ketemu sama cowok b***t disini gimana? Dia ga pernah mikirin hal itu! Lo sama siapa kesini Ona. Jawab gua." ujar Oreo kepada Ona. "Ona sendiri kesini." jawab Ona yang sekarang ini benar-benar takut. "Kenapa nekat kesini sendiri? Lo pasti belum bilang ke Bang Nathan kan? Kalo Bang Nathan sampai tau Lo pergi kesini sendirian, dia bakalan kecewa sama Lo dan gua yang bakalan dia maki, bukan Lo." ujar Oreo tersebut. "Lo sabar dong jangan marah-marah gitu ke Ona." ujar Kala berbicara. "Lo siapa? Siapa Lo nih Na? Cowok Lo? Baru ya?" tanya Oreo mengatakannya dengan emosi yang semakin memuncak kali ini. "Oreo, kamu ngomong apa sih. Ona kesini karena Ona lapar dan katanya juga makanan disini enak. Lagi pula Ona sama sekali ga pesan minuman keras kayak yang diminum Oreo. Ona pergi sendiri dan emang belum bilang sama A Nathan karena pasti ga dibolehin." ujar Ona yang kini menunduk. "Bagus, udah tahu ga bakalan dibolehin tapi kesini." ujar Oreo marah. "Na, kenapa Lo ga bilang sama Oreo aja? Kan Oreo bisa nemenin Lo sama kita." ujar Zaki dengan lembut, ia tak mau seperti Oreo yang marah. "Tadi kan pas di sekolah Oreo bilang sama Ona katanya bisa ga Ona ga ganggu Oreo satu hari aja. Jadi Ona ga mau ganggu Oreo." ujar Ona itu. "Ya tapikan Lo ga harusnya kesini Na. Kalo Nathan tahu gimana." ujar Oreo yang kini tampak frustasi karena jika Nathan tahu bisa gawat semuanya. "Biar gua yang antar Ona. Lo ga perlu jelasin ke kakaknya Ona. Gua bisa jelasin dan gua bakalan tanggung jawab sama semua yang bakalan terjadi." ujar Kala kepada Oreo, Oreo pun kini tersenyum meremehkan dan ia mendekati Kala. Ia melihat Kala dari atas hingga bawah dengan pandangan seperti meremehkan. Oreo begini karena ia ingin tahu seperti apa lelaki yang saat ini sedang dekat dengan Ona. Apakah dia lebih baik dari dirinya? "Lo serius? Siapa Lo mau main-main sama Ona? Lo ga pantes sama Ona. Bahkan gua yakin kalo Lo baru aja tahu dia kan? Lo ga tahu dia siapa dan apa hubungannya gua sama dia." ujar Oreo sembari berbisik kepada Kala. "Gua emang ga tahu, tapi gua yakin kalo Ona ga akan pernah pacaran sama cowok kayak Lo, Oreo." bisik Kala lagi membuat Oreo meradang, ia hampir menyerang Kala tapi tak jadi karena Zaki dan Putra menghadangnya. Mereka sempat bersitegang lagi hingga akhirnya Oreo menggandeng Ona dan membawa Ona keluar dari bar tersebut. Saat ia ditarik seperti itu, Ona mengatakan kepada Kala bahwa ia benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi. Kala pun mengangguk. Ia tak masalah karena lagi pula ini bukan salah dari Ona. Ona sudah dibawa keluar oleh Oreo, dibelakangnya ada Zaki dan Putra. Mereka pun akan pergi ke rumah Ona. Zaki memilih untuk menyetir karena Oreo tidak mungkin menyetir dengan keadaan sedikit mabuk juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD