Di sebuah ruangan dengan nuansa serba putih, seorang pria tangah berdiri dengan menyandarkan dirinya di tepi meja kerjanya. Tatapan matanya yang tajam dan dingin, di tambah rahang tegasnya membuat wajah tampannya terlihat sedikit menakutkan. "Permainan apa yang sebenarnya kamu lakukan pada ku nenek lampir?" Gerutunya memaki seseorang. "Kau benar-benar tak memperdulikan keberadaan ku. Kau terus melihatku sebagai anak kecil yang hanya bisa merengek dan haus kasih sayang orang tua. Sekarang kamu rebut juga wanita tercintaku. Kau jadikan ia menantu mu dengan mengambil kesempatan dari masalah Arum ku. Cih sungguh permainan mu sangat licik. Kita lihat saja sampai kapan kalian bisa bertahan menganggapku hanya sebatas bidak catur kalian setelah aku kembali ke sini." Gumam pria tampan itu dengan