bc

Rahim Sementara

book_age18+
1.0K
FOLLOW
5.5K
READ
BE
fated
stepfather
drama
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+

Harap bijak dalam memilih bacaan.

"Aku hanya menginginkan anak dari mu seperti yang diinginkan mama saat beliau meminta ku untuk menikah denganmu, tapi aku juga tidak akan menyentuhmu. Karena aku tidak ingin Anara terluka." pesan Endaru dengan wajah dinginnya pada istri mudanya, Arum.

"Lakukan apa pun yang mas inginkan, aku akan mengikuti setiap ucapanmu." Jawab Arum dengan hatinya yang tengah menahan sakit.

Arum yang pada akhirnya hanya di takdirkan menjadi seorang istri kedua dari pria yang kaya raya. Wanita yang hanya akan di gunakan sebagai pencetak anak sementara di rahimnya, karena Anara sang istri pertama yang mandul dan tidak bisa memberikan ia keturunan menurut mama mertuanya. Tapi salahkah jika wanita pengganti rahim istrinya ini menginginkan hal lebih? Tidak bisa kah Anara mendapatkan cinta tuan Endaru, walau sedikit saja? Bahkan Arum yang pada akhirnya mengorbankan harta berharga pada Endaru yang ingkar pada kesepakatan yang ia buat sendiri. Akankah Arum tetap bertahan disaat perlakuan kasar dari Anara yang terbakar api cemburu?

chap-preview
Free preview
Perlakuan Kasar
Plak Satu buah tamparan mendarat begitu saja di pipiku dari seorang wanita yang kini tengah berdiri di hadapan ku dengan wajah penuh amarah. Ya dia adalah istri pertama suamiku, wanita yang beberapa bulan lalu menggunakan ketidakberdayaan orang tua ku untuk melakukan permintaan konyolnya. Menikah dengan suaminya agar mereka bisa mendapatkan anak dari ku. Tapi lihat apa yang di lakukannya pada ku sekarang. Bahkan baru seminggu aku menjadi istri suaminya ia malah menamparku seperti ini. Hanya karena aku tak mengelap guci mahalnya yang memang sudah retak sebelum aku membersihkannya. "Maafkan saya nyonya." Ucapku lirih dengan kepala yang tertunduk. Sungguh dia benar-benar wanita rubah yang berpura-pura menjadi malaikat baik hati. Lihat saja hampir setiap hari ia memarahi ku, wanita rubah ini tak segan-segan melakukan kekerasan fisik pada ku. Menamparku, menarik rambutku, bahkan pernah sekali ia memukulku dengan gagang sapu lidi yang aku pegang karena tak sengaja merusak bunganya. Bagaimana bisa dia memperlakukan aku seperti pembantunya di saat suaminya tidak adah, eh bukan hanya suaminya. Tuan muda juga bahkan suamiku sekarang. Bukankah seharusnya dia bersikap manis dan mengambil hatiku karena aku lah yang akan memberikan anak untuk mereka. "Dasar gadis kampung, bodoh sekali kamu. Bagaimana bisa mama meminta ku untuk mengijinkan mu menikah dengan suami dan melahirkan anak untuk kami. Otakmu saja sebesar biji kacang. Membersihkan guci semahal itu menggunakan lap kasar seperti ini." Makanya dengan nada tinggi. "Sabar Arum, sabar." Batinku mengingatkan diri sendiri agar tetap bisa bertahan tanpa harus terpancing emosi. Pipiku memang sudah terasa panas, mungkin juga bekas jarinya sudah terukir di sana. Hanya saja hatiku tidak boleh ikut panas. "Maafkan saya nyonya, lap ini juga saya gunakan atas perintah nyonya. Dan sebelum saya memegang gucinya, sudah ada retakan di sana." Aku mencoba mengatakan yang sejujurnya. Lap itu memang nyonya yang menyuruhku mengenakannya khusus untuk membersihkan gucinya itu. Tapi sekarang dia malah menyalahkan diriku dan lap yang kini masih dalam genggamanku. Sekali lagi wanita cantik dan anggun yang ada di hadapanku ini mengangkat tangan kanannya, sepertinya ia akan memberikan tamparan pada pipiku lagi. "Berani sekali kamu melawanku. Dasar gadis bodoh, bagaimana nanti jika kamu benar-benar melahirkan anak kami. Aku tidak bisa membayangkan betapa bodohnya anak Mas Endaru nanti." Pekik wanita itu lagi dengan sorot mata tajamnya yang sudah siap melayangkan lagi sebuah tamparan padaku. Namun aku hanya bisa memejamkan mata seraya memalingkan wajah darinya sampai sebuah suara bariton menghentikan tindakannya itu. "Anara, apa-apaan sikapmu itu? Berani kamu menyentuhnya sekali lagi, aku tidak akan segan-segan untuk menyuruh tinggal di rumah mamah sampai Arum melahirkan anak untuk kita." Ancam suara itu. Untuk kali pertama aku mendengar tuan Endaru mengeluarkan suaranya di hadapan ku, bahkan pria yang selalu bersikap dingin dan diam padaku itu kini tengah membela ku. Sejak pertama kali aku bertemu dengannya setelah acara akad nikah kami selesai, tuan Endaru hanya diam bahkan dia selalu memalingkan wajahnya dari ku. Malam pertama pun kami lewatkan begitu saja, aku bahkan di suruh tidur di kamar pembantu yang ada di belakang rumah mereka. Aku tidak berharap apa-apa juga darinya, hanya saja permintaan sang Mamanya untuk menjaga ku dengan baik dia abaikan begitu saja ketika kami sudah sampai di rumah besar ini. Bahkan selama seminggu aku di perlakukan hanya seperti seorang pembantu di rumah besar ini, dan tuan Endaru tidak peduli akan sikap kasar istrinya padaku. Tapi lihat lah sekarang dia tengah membela diri ku. Mendengar suara suaminya, nyonya Anara langsung menoleh ke belakang dan menurunkan tangannya dengan wajah penuh emosi yang kini tertuju pada pria tampan itu. "Mas, berani sekali kamu membentak ku dan membela gadis murahan itu." Protes nyonya Anara. "Astaga, baru saja aku berada dalam mimpi indah. Kini sudah berubah menjadi mimpi buruk mendengar celotehan dari mulut kasar itu." Gerutu ku yang hanya bisa membatin sendiri. "ANARA, DIAM." Sentak tuan Endaru dengan wajah yang merah padam. Matanya sudah membulat sempurna, wajah tampannya kini berubah menyeramkan. Bahkan nyonya Anara sampai mematung tak percaya dengan sikap suaminya. "Masuk!" Bentaknya lagi dengan isyarat tangan yang menunjuk lantai atas di mana kamar mereka berada. Rumah besar ini memang begitu sepi dan sunyi, seperti tak ada kehidupan di dalamnya. Hanya ada kami bertiga saja di sini. Semua urusan rumah sebelumnya di urus oleh nyonya Anara karena dia ingin segala sesuatu yang terbaik untuk suaminya langsung di layani olehnya. Mulai dari urusan perut sampai pakaian, nyonya cantik itu yang mengurusnya dengan telaten. Hanya ada tiga orang satpam yang menjaga pintu gerbang di pos depan sana. Serta tukang kebun dan tukang bersih-bersih rumah yang akan datang setiap pagi, dan hanya dua jam berada di rumah ini untuk berkerja setelahnya mereka akan langsung pulang. Sejak ada aku di sini aku lah yang di tugaskan mengambil alih untuk mengerjakan pekerjaan rumah, bersih-bersih, berbenah, dan juga mencuci serta memasak untuk pasangan suami istri itu. Tanpa berkata-kata lagi, Nyonya Anara langsung meninggalkan kami di ruangan itu. Dan terdengar menangis ketika berlari menaiki anak tangga. Aku hanya bisa menatap kepergian wanita itu dengan rasa kasihan. "Kamu baik-baik saja?" tanya tuan Endaru membuatku sedikit terkejut karena sekarang pria itu sudah berdiri di hadapan ku dengan jarak yang cukup dekat. "Eh tidak apa-apa tuan. Maaf karena saya tuan dan nyonya jadi seperti ini!" Aku hanya bisa menundukkan kepala. Canggung sekali rasanya jika harus menatap mata coklat yang indah itu. "Anara yang salah dan tidak seharusnya kamu meminta maaf atas kejadian ini." Ucapnya seraya memegangi dagu ku, mengangkatnya sampai akhirnya wajahku tepat berada di hadapan wajahnya. Ya Tuhan perasaan macam apa ini. Jantung bahkan sudah berdetak sangat kencang tak terkendali. Ini untuk pertama kalinya dia menyentuh ku setelah seminggu usia pernikahan kami. Haruskah aku bahagia sekarang? Atau boleh kah aku merasa bahagia sebentar saja? Istri mana yang tak akan bahagia jika di perhatikan oleh suaminya bukan? "Lihat bahkan pipimu sampai merah begini." Ucapnya begitu lembut, dan kali ini hal tak terduga terjadi. Tuan Endaru mencium pipiku yang telah di tampar tadi. Deg Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi, jantung semakin berdegup kencang. Sekujur tubuh ku terasa panas. Wanita mana yang bisa menolak ketampanan pira ini. Mungkin aku sangat lancang kali ini, tapi sungguh aku sangat menyukainya. "Kecupan ini akan mengobati sedikit rasa sakit mu. Dan aku janji mulai saat ini aku akan memperhatikanmu Sekar Arum Ningtyas."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook