Akhyar menelan ludahnya kelu saat melihat tas Ola. Sebuah tas semi kulit yang sisi-sisinya sudah aus karena terlalu sering dipakai. Dia sengat terenyuh melihat kesederhanaan Ola. Ingin sekali dia membelikan barang-barang baru untuk Ola. Tapi dia tahu, Ola pasti menolaknya. “Ini, Mas. Cuma ini yang aku punya,” ujar Ola seraya meyerahkan sebuah foto wajah pria berperawakan timur tengah ke hadapan Akhyar. Ola semangat memperlihatkannya. “Hm. Farid,” gumam Akhyar yang cukup dalam mengamati foto Yusuf. “Iya, Mas. Farid banget. Rambutnya, matanya, alisnya, hidungnya. Cara jalannya,” Akhyar melirik ke Ola yang semangat menceritakan gambaran fisik mendiang suaminya. “Pantas kamu sulit melupakannya. Ada jiwa Yusuf dalam diri Farid,” gumam Akhyar. Akhyar menyerahkan kembali foto Yusuf ke Ola.