Cinta Akhyar

1101 Words
Akhyar melihat-lihat album foto kenangannya bersama cinta pertamanya, Nayura Bashr. Nayura kini sudah menikah dengan pria keturunan Mesir Polandia yang bernama Gamal Hassan, yang tidak lain adalah adik kandung dari Rema Hassan, mama dari Said Hassan Youdha, suami Ayu. Kakak Said, Saif adalah suami dari adik kandung Akhyar, Uzma Sirojuddin. Nayura dan Gamal memiliki puteri yang bernama Gemma Aulia Hassan, dan cucu yang lucu lagi pintar yang bernama Idris Kamil Kashawn. Meski memiliki hubungan kekerabatan yang lumayan dekat, Akhyar dan Nayura tidak pernah saling bertemu sejak pernikahan Nayura. Sebelum menikah dengan Gamal, Sebagai kekasih, Akhyar dulu pernah melamarnya, akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh keluarga Nayura. Saat itu Nayura berumur tujuh belas dan Akhyar yang berusia tigapuluh lebih. Keluarga Nayura menolak dengan alasan usia Akhyar yang bagi mereka terlalu tua dan latar belakang hidup Akhyar yang sangat glamour. Padahal Nayura adalah cinta pertama Akhyar dan Akhyar adalah cinta pertama Nayura. Hingga kini, Akhyar belum bisa melupakan Nayura. Baginya, Nayura terlalu berharga untuk dilupakan. Nayura bagai mutiara hidupnya. Nayura benar-benar tak terlupakan. Akhyar menutup album foto yang berisikan foto-foto dirinya bersama seorang gadis cantik berkerudung dan berseragam sekolah. Di mana ada Akhyar, pasti Nayura berada di sampingnya. Kisah cinta Akhyar dan Nayura benar-benar indah saat itu meski masing-masing menutup-nutupinya. Akhyar lalu memainkan ponselnya. “Febyola," desahnya ketika matanya tertuju ke layar ponsel. Sebuah nomor dan nama Febyola tertera jelas di layar ponselnya. Akhyar menutup matanya. Sekejap ragu menyusupi dirinya. Satu sisi dia ingin sekali mendengar suara Ola, tapi sisi lain dia tidak kuasa melakukannya. Entah kenapa Akhyar begitu tertarik dengan pesona Ola. Tidak tahu juga kenapa dia seakan tersihir dengan sikap ramah dan baik Ola. Dia tahu dan menyadari bahwa Ola tidak lagi muda. Hanya beberapa tahun usianya lebih muda dari usianya yang sudah menginjak setengah abad lebih. Padahal selama ini, Akhyar hanya menyukai gadis-gadis muda. Tapi kenapa dia sekarang menyukai Ola yang sudah berumur? Lagipula, Febyola tidak secantik perempuan yang berada di sekelilingnya selama hidupnya. Febyola berkulit bersih, berwarna sawo matang, lumayan tinggi untuk ukuran perempuan, tubuhnya sehat berisi. Akhyar meletakkan kembali ponselnya di atas nakas di sisi tempat tidurnya. *** Perasaannya ini tidak sanggup Akhyar pikirkan sendiri. Dia ingin berbagi perasaannya dengan Uzma, adiknya. Akhyar dan Uzma sangat dekat. Bahkan dia hidup di sebuah paviliun kecil yang berada di belakang rumah Uzma. Rumah yang dulu adalah miliknya, yang dia hibahkan kepada Uzma sebagai hadiah pernikahannya dengan Saif. “Masya Allah, Kak. Akhirnya. Aku ikut lega, Kak. Yang mana orangnya, Kak? Yang duduk di mana waktu acara Said?” Uzma tidak bisa menutup kegembiraannya ketika mendengar curhat Akhyar mengenai seorang yang membuatnya jatuh hati. Dia benar-benar lega, akhirnya Akhyar bisa jatuh cinta kepada seseorang yang menurutnya sangat tepat. Bukan gadis muda, bukan pula orang yang haus harta. Sebelumnya Akhyar menjelaskan alasan kenapa dia menyukai kepribadian Febyola. Akhyar lalu menunjukkan foto-foto Ola yang dia ambil secara diam-diam selama acara pernikahan Said berlangsung. Ada pula beberapa foto yang diambil ajudannya. Uzma senyum-senyum melihat hasil foto yang ditunjukkan Akhyar kepadanya. “Lembut tatapannya, Kak. Aku bisa liat dari foto ini. Duh. Aku merinding. Cantik, Kak. Masya Allah.” Puja puji terhadap sosok Ola ke luar begitu saja dari mulut Uzma. “Berapa usianya?” tanyanya di sela rasa gembiranya. “Empat puluh tujuh," jawab Akhyar dengan senyum semangatnya. Mata Uzma masih tidak lepas dari layar ponsel Akhyar. “Tapi masih tampak muda. Bersih kulitnya. Kencang bokongnya. Haha.” Akhyar tertawa mendengar pujian Uzma mengenai tubuh Bu Ola. Bu Ola memang memiliki tubuh yang sangat proporsional. Meski usianya hendak memasuki kepala lima, tapi terlihat sangat sempurna. Hampir tidak terlihat kerutan di wajahnya, kulit tubuhnya bersih meski gelap, postur tubuhnya masih sangat tegap. Apalagi bagian belakangnya, Uzma sampai-sampai menepuk-nepuk bokongnya sendiri ketika melihat b****g Bu Ola yang terlihat sangat kencang. Ada perasaan iri saat melihat tubuh Bu Ola. “Aduh. Bisa malu sendiri aku, Kak,” gumamnya tertawa. “Pantas kakak menyukainya,” Akhyar menggelengkan kepalanya. “Bukan karena itu saja. Yang membuat aku jatuh hati itu adalah sikapnya, Uzma. Kamu tau sendirilah banyak teman-teman seusiaku yang perempuan berusaha mendekati aku. Mereka tidak lain hanya mengejar hartaku. Beda dengan Ola.” Senyum di wajah Akhyar surut seketika. “Yah. Walaupun aku tau dia belum tentu menyukaiku. Kata besannya cukup susah deket-deket dia, Uzma. Banyak juga yang menyukainya, tapi dia tidak pernah menanggapi. Dia terlalu teguh.” Uzma tergelak. “Ya. Sama dengan kakak. Kakak juga terlalu teguh pendirian dengan cinta pertama kakak dulu.” “Tidak juga. Aku sempat membuka hati dengan seorang gadis yang tidak lain adalah anakku sendiri. Aku juga masih mencari-cari dengan caraku. Aku masih berniat, Tapi Ola? Dia bahkan tidak memiliki niat untuk mencari pasangan hidup lagi. Itu yang akan menjadi tantangan terbesarku.” Uzma menghela napas panjang. Ditepuknya bahu kakaknya lembut. “Yah. Kakak harus berusaha. Aku doakan yang terbaik. Semoga suatu saat hatinya luluh.” Akhyar menghela lega. “Sabine pasti senang memiliki seorang Mama,” gumam Uzma tiba-tiba. “Jangan cerita-cerita ke Sabine dulu, Uzma. Sebelum Ola benar-benar aku dapatkan,” ujar Akhyar sedikit menghiba. “Iya, Kak. Aku nggak akan cerita sebelum kakak izinkan aku bercerita. Aku doakan kakak akan berhasil kali ini,” balas Uzma penuh harap. Uzma memang sedari awal menginginkan Akhyar segera memiliki pasangan hidup. Karena usia kakaknya yang tidak lagi muda. Setidaknya ada yang bisa mendengar keluh kesahnya, berbagi kasih sayang dengannya sekaligus menemani hari-hari tuanya nanti. Uzma sangat mengkhawatirkan keadaan Akhyar yang hidup sendirian di belakang rumahnya. Meski memiliki harta berlimpah, memiliki banyak teman, relasi, serta kerabat yang kerap meminta bantuannya, Akhyar tetap saja terlihat sendiri dan merasa kesepian. Terutama malam menjelang tidur. Uzma kerap memikirkan kehidupan kakaknya. Dan hari ini, Uzma sangat bahagia mendengar cerita Akhyar. Akhirnya mantan sugar daddy itu bisa jatuh cinta lagi. Uzma berharap kekhawatirannya akan segera berakhir dan hidup kakaknya akan menemukan kebahagiaan. *** Malam setelah acara pernikahan Said dan Ayu, Bu Hanin mengajak Bu Ola sekeluarga menginap di rumahnya. Bu Ola dengan semangat memenuhi ajakan besannya itu. Karena pasti suasana di rumah yang didiami Guntur dan keluarga itu semakin seru dan ramai. Benar saja. Setelah makan malam, Bu Hanin dan Bu Ola duduk-duduk selonjoran di ruang tengah sambil melihat cucu-cucu mereka sedang bermain bersama, Hera dan Bagas. Mereka berdua juga asyik mengamati Guntur, Nayra, Farid dan Tata sedang bercengkrama di ruang tamu. Sesekali terdengar suara tawa nyaring mereka. Entah apa yang dibicarakan, tapi terdengar sangat seru. Bu Ola dan Bu Hanin senyum-senyum melihat keramaian dan kedamaian di rumah itu. “Ini cita-citaku, La. Hidup tentram sambil liat anak cucu bahagia,” gumam Bu Hanin dengan mata berkaca-kaca. “Benar-benar tercapai dan indah sekali rasanya,” gumamnya lagi. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD