Menuju ke Arah Alexa

1105 Words
Setibanya di dalam mobil, Nyonya Milea langsung memberikan perintah kepada Pak Rasyid, supir pribadinya, untuk mengantarkan mereka ke toko roti yang Mayang sebutkan sebelumnya. Sedangkan Tuan Arion hanya terdiam sambil mengikuti perintah mamanya, seperti bocah kecil yang lugu, tidak tahu apa-apa dan bodoh. Saat itu, Nyonya Milea menyadari sesuatu yaitu putranya memang sangat lemah dalam urusan asmara. Makanya dia hanya terdiam kaku dengan berjuta pertanyaan di dalam otaknya. Padahal di belakang sang Mama, Tuan Arion adalah monster cinta yang tidak pernah berhenti bermain dan membakar api asmara. Meskipun pada kenyataannya, ia tidak pernah puas dan merasakan yang namanya puncak hasrat seperti yang pernah ia rasakan beberapa tahun yang lalu, ketika tidur bersama Alexa. Pukul 17.15 WIB, Nyonya Milea tiba di toko roti Danis dan langsung mencari Alexa. Sementara pandangan Tuan Arion terus berputar-putar mencari sosok gadis kesayangannya. "Maaf, apa disini ada karyawan yang bernama Alexa?" tanya Nyonya Milea pada salah satu kasir yang bertugas. "Kak Alexa Dermawan ya, Nyonya?" "Iya, benar sekali. Sebentar! Saya lihat dulu," ucap kasir muda dengan tata bahasa yang santun sambil meninggalkan mesin hitung nya karena kebetulan, pembeli sedang sepi. Tak lama, Gadis bertubuh mungil dengan kulit sawo matang tersebut keluar dari dalam bersama seseorang yang tidak Nyonya Milea kenali. Jabat tangan pun terjadi. Sambil tersenyum, Mas laki-laki yang sangat mengenali Alexa pun memperkenalkan dirinya. "Saya Lukas, ada yang bisa saya bantu?" "Saya Milea dan di sana putra saya Arion." "Oke. Silahkan duduk, Nyonya!" ucapnya sambil menggiring Nyonya Milea untuk duduk di kursi santap, tidak jauh dari pintu utama. "Sebenarnya saya sedang buru-buru sekali. Jadi langsung saja ya?" "Silahkan, Nyonya." "Kami kesini untuk mencari Alexa. Tadi kami sudah ke rumahnya dan hanya ada Mayang serta Erika disana. Ketika bertanya dimana Alexa, Mayang memberitahukan bahwa anak itu bekerja disini." "Iya, itu benar sekali. Tapi sekitar lima menit yang lalu, Alexa mengganti jam kerjanya dengan Tatia yang baru saja Nyonya temui di dekat mesin kasir tadi." "Kasir muda itu?" "Iya, benar sekali." "Berarti saat ini Alexa sudah di jalan pulang?" "Setahu saya kalau hari ini, Alexa tidak langsung pulang ke rumah setelah pekerjaannya yang di sini tuntas." "Maksudnya?" "Iya, Nyonya. Karena empat kali dalam seminggu, di malam harinya, Alexa akan mencari uang tampahan dengan pekerjaan lainnya." "Dimana?" "Setahu saya, di diskotik kota, Nyonya. Nanti pukul 04.00 WIB, baru Alexa pulang ke rumah. Kemudian pukul 08.00 WIB, kembali lagi bekerja di sini," jelas Lukas yang merasa 'tak perlu ada yang ditutupi karena wanita yang berada di hadapannya tampak baik untuk Alexa. "Astaga," sahut Nyonya Milea sambil memegang dahinya dan ia tampak goyah kali ini. "Mama, Mama nggak apa-apa?" "Iya, Arion. Mama hanya sedang kacau dan bingung. Kasihan sekali anak itu, padahal dulu dia adalah anak yang manja." "Apapun akan Alexa lakukan untuk pengobatan mamanya dan menyekolahkan adiknya, Nyonya. Selagi itu halal, walau lelah, Alexa akan terus menjalaninya. Saya saja sangat salut kepadanya." "Ya ampun, Arion. Sebaiknya kita bergegas mencari Alexa. Mama ingin bicara kepadanya." "Iya, Ma." "Lukas, kalau begitu saya pamit duluan ya. Terimakasih banyak untuk semua informasi yang kamu berikan. semua sangat membantu dan berharga bagi saya." "Sama-sama, Nyonya. Hati-hati di jalan." "Permisi, Lukas." "Silahkan." Tuan Arion dan Nyonya Milea kembali ke dalam mobil, tapi kali ini langkah kaki Nyonya besar itu tampak berat dan lemah. Beliau kelihatan begitu berguncang dan tidak menyangka bahwa Alexa sangat menderita selama ini. Sepertinya ada penyesalan yang teramat dalam di dalam hatinya. "Ma, sebaiknya kita hentikan saja pencarian Alexa untuk hari ini," saran Tuan Arion yang melihat reaksi buruk pada tubuh Mama yang sebenarnya sudah lama tidak berpacu dengan waktu dan juga keadaan tertekan. "Ternyata Mama ini sudah sangat tua, Arion. Kalau dioikir-pikir, sudah sangat lama Mama tidak bergaul dengan masalah. Soal papamu sendiri, bagi Mama bukan masalah lagi karena Mama juga sudah tidak perduli. Tapi Alexa, Mama baru tahu bahwa ada gadis di luar sana yang begitu berat tekanan hidupnya." "Kalau menurut Arion, sebaiknya Mama pulang saja dan beristirahat terlebih dahulu. Tentang Alexa, biar Arion sendiri lah yang akan menemuinya." "Apa kamu yakin itu, Arion?" "Awalnya tidak, Ma. Tapi setelah melihat Mama, rasanya Arion begitu bodoh jika tidak bisa memperjuangkan hati ini." "Bagus, kalau begitu Mama bersedia pulang ke rumah. Tapi kamu janji ya untuk membawa Alexa kepada Mama!" "Baiklah, Ma. Arion berjanji." Lalu Mama meletakkan kepalanya di pundak kiri Tuan Arion seraya beristirahat. Setibanya di rumah, Tuan Arion langsung membawa mamanya ke kamar untuk segera beristirahat. Rencananya, setelah makan malam, ia langsung beranjak ke diskotik yang Lukas sebutkan sebelumnya. Pukul 20.15 WIB, setelah berganti pakaian, Tuan Arion langsung menuju ke lokasi dimana Alexa berada. Ia menyupir kendaraan nya sendiri. Saat itu ia kembali teringat kejadian beberapa minggu yang lalu, ketika ia mendengar suara seseorang memanggil nama Alexa di diskotik tersebut. Ternyata pendengarannya tidak salah, hanya saja ia tidak yakin pada dirinya sendiri. Setibanya di diskotik, Tuan Arion mengambil kursi ternyaman dengan harga tertinggi. Saat itu matanya liar mencari sosok Alexa yang ia ingat memiliki tubuh tinggi semampai dengan bentuk tubuh yang tidak terlalu berisi, berkulit bersih dengan mata yang besar, berhidung mancung dan bibirnya mungil namun bervolume. Melihat kesendirian Tuan Arion, seorang pelayanan hasrat mendekati nya dan memulai rayuan mautnya. Sayang, kali ini Tuan Arion tidak datang untuk bersenang-senang, melainkan demi sebuah kata maaf dan cinta. "Tuan, anda ingin memesan sesuatu?" tanya seorang wanita muda sekitar umur 18 tahun sambil memperlihatkan bokongnya yang cukup menggoda. "Air mineral saja, saya sedang tidak ingin mabuk saat ini." "Baiklah. Akan segera saya siapkan, Tuan." Sesaat setelah gadis tersebut pergi, Tuan Arion terduduk tegang dengan bibir yang terkunci. Tanpa ia sadari, ternyata Alexa yang selama ini ia cari, sudah berdiri di depannya. Namun Alexa tampak sibuk membersihkan meja sisa bersenang-senang langganan nya. Tuan Arion menatap tajam ke arah Alexa yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya. Dengan alis yang ditekuk, Tuan Arion memfokuskan pandangannya. Darahnya mengalir deras dari ujung kaki hingga ujung kepala. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba gairah besar muncul hingga berhasil menggetarkan d**a Tuan Arion. Baginya, Alexa saat ini jauh lebih cantik dengan bentuk tubuhnya yang semakin sempurna. Bahkan hanya dengan melihatnya saja, Tuan Arion bisa menggila. Aku tidak minum, tapi dengan melihatnya saja aku sudah mabuk berat. Alexa, lihat aku, please! Kata Tuan Arion sambil mengatur napasnya yang sudah tersengal. Tapi Alexa tidak melakukan keinginan Tuan Arion. Ia hanya fokus dengan pekerjaannya dan ketika selesai, ia kembali ke belakang untuk menyimpan gelas loki berjumlah lima buah dengan tiga botol wiski di atas nampan berwarna silver. Bersambung. Bagaimana perjuangan Tuan Arion untuk mendapatkan sebuah kata maaf dari Alexa? Bagaimana perasaan Alexa saat bertemu dengan orang yang paling ia benci sekaligus ia cintai? Ikuti ceritanya pada bab selanjutnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD