Daisha menanggalkan gaun putihnya. Mengganti dengan sebuah dress selutut berwarna violet. Ada yang terbakar di dalam sana begitu menyaksikan interaksi keluarga kecil Arafan. Ya. Dia tahu tak pantas sama sekali melakukan itu, tetapi tetap saja ia merasa dicampakkan begitu saja. Sebuah ketukan dari luar membuat fokusnya kembali. Ia yang tengah melepas anting pun berdiri. “Ada apa?” tanyanya saat sosok Briyan muncul di balik pintu. Briyan mengangkat piring berisi menu kesukaan Daisha. Ia tahu majikannya itu tak mungkin menolaknya. “Makan dulu.” Daisha memutar bola mata. Selera makannya sudah menguap begitu melihat Arafan yang sangat perhatian dengan Hanania. “Sekali lagi aku tegaskan, aku gak akan ninggalin anak dan istriku. Prioritas mereka tetap nomor satu buat