Apartermen menjadi tempat tujuan Arafan setelah rencananya berantakan. Tak ada yang lebih penting selain memastikan Hanania baik-baik saja sebelum berita itu menyebar begitu saja. Perasaan terburu-buru ingin segera menyampaikan sesuatu membuat Arafan lupa tidak memencet bel pintu. “Loh, kalian mau pergi?” tanyanya begitu melihat Hanania dan Andara berdandan rapi. “Eh, Mas pulang?” “Ini pada mau ke mana? Kok bawa tas segala?” Arafan tak tahu menahu. Pagi tadi Hanania tidak bilang apa-apa. Hanania diam sejenak. Ia ingin melakukan kegiatan hari ini tanpa sepengetahuan Arafan. “Mau ke mana, Nin?” tanyanya serius. “Periksa, Mas.” “Periksa?” “Kontrol terakhir selepas masa nifas.” Arafan membelalak. “Hari ini?” Hanania mengangguk. Ia memang tidak menceritakan detail terkait hal-hal s