Hanania menelan ludah. Ucapan Arafan membuatnya tak bisa menikmati makanan yang sudah dipesan. “Satu minggu lagi, Mas?” tanyanya tak percaya. “Iya, Nin. Satu minggu.” “Sudah final?” “Aku tidak punya kuasa untuk menolaknya.” Tangan Hanania bergetar memegang alat makan. Sore ini mereka seperti sedang melakukan kencan. Andara dan Hira sedang asyik menikmati pemandangan malam melalui jendela. Tidak mendengar ucapan mereka sama sekali. Namun, apa yang terjadi? Arafan justru memberikan kabar berita yang membuatnya tersentak. “Rencana malam ini mereka mau datang ke ke apartemen. Entah bersama Daisha atau tidak.” “Kamu sengaja memberitahuku dulu?” Hanania meraih gelas. Meneguk air putih itu. “Iya, Nin. Maaf.” Ada sesal di hati Arafan. Ia harus merusak momen indah kebersamaan keluarga keci