Singapura Abbas memberikan waktu terbaik untuk Daisha agar mau menemuinya. Ia tak memaksakan diri mengingat bagaimana kondisi perempuan itu sebelumnya. Abbas pun memilih menggunakan kesempatan awalnya di rumah itu untuk menyapa semua pekerja. Lantai satu menjadi tempat pertamanya untuk bernostalgia. Dulu ada banyak hal terjadi di sana. Mata Abbas menangkap aneka lukisan dinding kesukaan ayah angkatnya. Tak ada yang berubah sama sekali. Semua masih berada dalam posisi semula. Abbas menyunggingkan senyum. Ternyata hanya ia yang melarikan diri. Nyatanya semua tampak baik-baik saja. “Tidak istirahat, Nak Abbas?” tanya Sutopo yang muncul dari ruang kerja Pak Rajandra. “Sudah, Pak. Sudah cukup.” Abbas mengimbangi langkah Sutopo yang bersiap keluar dari rumah. “Belum bicara sa