Kesadaran perlahan mendatangiku. Mengusir rasa ngatuk setelah tidur. Kurasakan sesuatu yang keras dan hangat yang memelukku. Pelukan Albert terasa menenangkan. Ketika tidur--matanya yang indah menutup dihiasi bulu mata lentik. Rambut panjang sebahunya tersebar lembut di bantal. Kesan yang berbeda dari siang hari dimana rambut hitamnya disisir gel dan diikat rapi. Dia nampak tidak jinak, liar dan berbahaya. Justru itulah yang menantang diriku untuk mendapatkan senyumnya. Memang kekanankan tapi jika aku berhasil mendapatkan senyumnya hatiku serasa bangga sebaliknya jika dia tidak mengacuhkanku seolah ada pisau yang mengiris hatiku. Aku menelusuri jari-jariku pada rambutnya. Meski sudah melakukannya berulang kali namun tidak pernah membuatku bosan. Setiap hal yang pria ini miliki mena