bc

Cinta Semalam Bersama Dosen Muda

book_age18+
8
FOLLOW
1K
READ
one-night stand
HE
brave
blue collar
bxg
lighthearted
bold
campus
highschool
like
intro-logo
Blurb

(WARNING! CERITA INI MENGANDUNG KONTEN 18+ HARAP PERHATIKAN BACAAN ANDA)

Blurb:

Clea Rahmona Sapphire ingin melepas penatnya dengan mengunjungi sebuah bar. Siapa sangka ketika Clea mengunjungi bar, ada seseorang yang berniat jahat padanya. Argya Aldeiratantya adalah bartender di bar yang dikunjungi Clea. Saat Argya merasakan Clea tengah dijebak seseorang, dia menyelamatkannya dan membawa Clea ke salah satu kamar yang ada di bar.

Argya yang juga merupakan seorang mahasiswa akhir, tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Clea di bar bukanlah pertemuan terakhir. Pertemuan berikutnya terjadi ketika Argya melangsungkan ujian proposal dan Clea sebagai dosen pengujinya. Clea tidak mengenali Argya yang telah merenggut kesuciannya sehingga tidak menaruh curiga padanya. Argya mengenali Clea, bahkan mengingat dengan jelas tubuh polos Clea ketika berada di bawah kungkungannya. Argya yang mengetahui identitas Clea tidak membuatnya menyurutkan keinginan memiliki Clea.

Akankah keinginan Argya untuk memiliki Clea berhasil atau malah akan jadi bumerang dalam menyelesaikan tugas akhirnya?

chap-preview
Free preview
Kehilangan Kesucian
“Tolong, panas,” rintih seorang wanita yang terlihat belingsatan di atas ranjang salah satu kamar. Napasnya terlihat terengah-engah akibat suhu tubuhnya yang meninggi. Selain wanita itu, terdapat seseorang lagi yang ada di dalam kamar. Seorang pria yang membawa wanita itu memasuki kamar ini. Pria itu terlihat menutup pintu kamar, lalu menghampiri wanita yang masih meminta tolong karena rasa panas di tubuhnya. “Sialan,” geram pria itu ketika mengamati wanita itu. Pria itu tahu bahwa wanita yang kini berada di atas ranjang sedang terkena pengaruh obat perangsang. “Tolong aku,” kali ini rintihan wanita itu diiringi desahan. Rasa panas ditubuhnya seketika berubah menjadi gairah yang menggebu-gebu minta dipuaskan. Suara desahan itu mampu membuat pria yang sedari tadi memperhatikannya menjadi tidak fokus. Pria itu duduk di sisi ranjang sambil menatap nyalang ke arah wanita itu, “apa yang bisa saya bantu, nona?” bisik pria itu sambil mengelus pipi wanita yang berbaring di depannya kini. Bukannya jawaban yang diterima pria itu, tetapi desahan nikmat yang keluar dari mulut wanita itu. Entah mengapa rasa hangat yang datang dari sentuhan pria itu membuat hasrat wanita itu semakin terpancing. “Saya tidak ada pilihan lain, anda yang memancing saya, nona,” pria itu tak kuasa mendengar desahan wanita disampingnya, segera mengurung tubuh wanita itu yang terus bergerak di bawahnya. Pria itu membelai setiap inchi tubuh wanita itu. Sentuhannya mendatangkan desahan kenikmatan dari mulut wanita itu. Pria itu yang mulai tidak sabar untuk menikmati tubuhnya, segera membuka paksa baju wanita dibawahnya. “Nama kamu siapa, nona?” tanya pria itu sambil memijat lembut bagian d**a wanita itu untuk merangsang gairahnya. “Cle-“ ucapannya terpotong oleh desahan karena pijatan pria itu yang mendatangkan kenikmatan. Wanita itu yang ternyata bernama Clea, terus mendesah menikmati pelayanan pria yang kini menindihnya. Kenikmatan seperti ini baru pertama kali dirasakannya. “Nona Cle? Nama yang cukup bagus,” bisik pria itu di telinga Clea sambil berusaha memasukan miliknya ke milik Clea, “namaku Argya,” lanjut pria itu yang bernama Argya sambil memaksakan miliknya masuk ke dalam milik Clea. Ketika ujung miliknya terpentok sesuatu, disaat itulah dia yakin bahwa Clea masih perawan dan Argya lah yang merenggut kesuciannya. Clea berteriak cukup kencang sambil mencengkeram erat kedua bahu Argya, hingga kukunya melukai kulitnya. Argya sedikit merintih merasakan kulitnya yang terluka sekaligus merasakan sesak pada bagian bawahnya setelah berhasil memasuki Clea. Langkah selanjutnya Argya mulai memaju-mundurkan miliknya di dalam milik Clea, hingga mereka mencapai klimaks bersama-sama. Sepanjang permainan mereka, Clea melupakan nama Argya karena wanita itu terlalu fokus menggapai kenikmatannya sendiri. Beberapa jam yang lalu... Clea Rahmona Sapphire yang baru pulang kerja, terlihat memasuki sebuah bar yang cukup terkenal di ibukota untuk melepas penatnya karena seharian menghadapi para mahasiswanya yang tidak pernah sejalan dengan Clea. Clea mencari tempat kosong yang sedikit jauh dari keramaian. Setelah menemukan salah satu kursi dekat meja bar yang terlihat kosong, Clea berjalan mendekat dan duduk disana. Tanpa sepengetahuan Clea, ternyata sedari kedatangannya membuat seorang pria terus memperhatikannya. Pria itu adalah bartender di bar itu. Entah mengapa pesona Clea berhasil mengambil alih perhatian pria itu dan membuatnya tidak dapat mengalihkan pandangannya sama sekali. Mata lelaki itu seolah menguliti seluruh tubuh Clea. Selain wajah Clea yang cantik dengan kacamata bertengger di pangkal hidungnya, dia juga memiliki bentuk tubuh yang bagus dan seksi, apalagi dipadu dengan kemeja tanpa lengan dan rok span pendek membalut tubuhnya itu. Penampilannya membuat bentuk tubuh Clea tercetak jelas. “Argya,” panggil seorang wanita yang sedang menunggu pesanannya diracik pria ini. Argya segera mengalihkan perhatiannya dari Clea dan kembali melayani wanita yang menunggunya. Argya Aldeiratantya merupakan bartender yang cukup terkenal di bar ini karena memiliki wajah yang tampan dan bentuk tubuh yang kekar. Banyak wanita yang datang ke bar hanya untuk melihat wajah Argya atau hanya untuk datang menggodanya. Ketika Argya melayani wanita yang menjadi langganannya, tiba-tiba dia mendengar wanita yang diperhatikannya tadi ingin memesan minuman. Dengan cepat Argya menaruh gelas yang selesai diraciknya di depan pelanggannya dan segera menahan temannya yang ingin melayani Clea, “biar aku saja,” “Tapi pelangganmu-“ ucapan temannya terpotong karena Argya segera melesat menghampiri Clea. Teman Argya menggantikan Argya melayani pelanggan yang lain, sedangkan wanita yang tadi dilayani Argya terlihat memasang raut wajah kesal sambil meminum minumannya dengan sekali teguk. “Ingin minum apa, nona?” tanya Argya dengan lembut setelah sampai di depan Clea. Clea mendongak sedikit untuk melihat wajah pria bartender yang ingin melayaninya, kemudian menyebutkan pesanannya. Setelah itu Argya segera meracik pesanan Clea. Disela pekerjaannya, Argya secara terang-terangan memandang ke arah Clea, dia memerhatikan setiap gerakan terkecil Clea, dari saat Clea melepas kacamatanya dan memijat pangkal hidungnya, hingga saat Clea membuka sedikit bajunya karena merasa cukup gerah. Disaat Clea membuka satu kancing kemejanya, Argya menahan napasnya sesaat ketika matanya tidak sengaja menangkap bayangan berbentuk belahan pada dadanya. “Masih lama ya, mas?” protes Clea karena minumannya tak kunjung disediakan. “Maaf,” Argya dengan gelagapan menyerahkan minuman pesanan Clea. Setelah itu Argya menjaga jarak dari Clea agar lebih leluasa memandang wanita itu tanpa takut kepergok. Ketika Clea tengah asik menyesap minumannya, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya dalam keadaan setengah mabuk. Pria itu terlihat menggoda Clea, “halo cantik, minum kok sendirian? Sini om temenin yah,” pria itu merangkul bahu ramping Clea, sedangkan Clea yang mendapat perlakuan seperti itu berusaha melepaskan diri. “Kenapa sayang? Om nggak bakal apa-apain kamu kok,” pria itu memeluk erat Clea dan berniat mencium gadis itu, tapi Clea berhasil mengelak dari ciuman itu. “Lepas,” Clea terus memberontak agar terlepas dari pelukan pria ini. Wanita itu ingin teriak, tetapi setelah dipikirkan kembali tindakan itu akan sia-sia karena suara musik yang memenuhi bar. “Cantik jangan gitu dong. Temani om sebentar yah,” tanpa sepengetahuan Clea saat pria itu berucap seperti itu, tangan yang tadinya memeluk Clea kini beralih ke minuman Clea dan terlihat memasukkan sesuatu ke dalamnya. Ketika Clea merasa pelukannya sedikit terlepas, ia segera pergi sambil membawa minumannya yang tinggal setengah gelas. Clea mencari tempat lain yang sedikit jauh dari pria itu. Clea tidak mengetahui bahwa saat ini ada obat yang melarut di dalam minumannya. Setelah dirasa aman dari pandangan pria itu, Clea melanjutkan meminum minumannya hingga tandas. Clea yang merasa gelasnya telah kosong, kembali menghampiri meja bar untuk memesan minuman baru. Namun, saat Argya baru tiba di depan Clea untuk melayani kedua kalinya, tiba-tiba Clea merasakan pusing di kepalanya sekaligus merasakan panas di dalam tubuhnya. Wanita itu merasa ada yang aneh dari tubuhnya, ia berpegang erat ke meja bar sebagai penyokong tubuhnya yang mulai lemas. Clea memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol, jadi tidak mungkin hanya dengan segelas minuman beralkohol bisa membuatnya mabuk. “Cantik, kamu nggak papa? Om bantu kamu istirahat yah,” tiba-tiba entah datang darimana, pria paruh baya yang tadi menggoda Clea kini sudah berada di sampingnya. Clea yang sudah pening dan badannya mulai panas, tidak bisa menolak pelukan pria itu. Bahkan setiap sentuhan pria itu membuat Clea ingin merasakan lebih dalam sentuhan intim. Pria paruh baya itu menyunggingkan senyumnya ketika melihat Clea mulai mabuk dan tidak menolak setiap sentuhannya. Sesekali pria itu meneguk ludahnya tidak sabar ketika tanpa sengaja melihat belahan d**a Clea. Segera pria itu menuntun Clea untuk memesan salah satu kamar yang disediakan bar itu. Argya yang baru selesai meracik minuman Clea, tidak mendapati keberadaan Clea. Pandangan Argya menyusuri bar dan melihat Clea sedang dituntun seorang pria paruh baya menaiki tangga menuju kamar yang biasa digunakan pengunjung untuk menginap. Melihat Clea yang hampir dibawa pria asing, Argya segera berlari menghampiri mereka dan langsung menghajar pria paruh baya itu. “Apa-apaan kamu!” bentak pria paruh baya itu sambil melepaskan rangkulannya dari tubuh Clea. Clea yang tidak mendapatkan sandaran untuk tubuhnya sedikit goyah, tapi Argya dengan sigap meraih tubuh itu dan merangkulnya. “Siapa yang mengizinkan anda menyentuh pacar saya!” nada suara Argya diselimuti amarah yang tinggi, bahkan dia sampai mengaku-ngaku sebagai pacar Clea. “Hei anak muda. Kamu hanya seorang bartender, tidak mungkin memiliki pacar secantik dan seseksi ini,” ucapan pria paruh baya itu terdengar sedikit c***l, sehingga membuat amarah Argya semakin meledak-ledak. Argya meletakkan tubuh Clea di salah satu sofa, lalu beralih kembali ke pria paruh baya tadi. Argya memukul wajah pria itu dengan keras, kemudian dilanjutkan memukuli perut dan punggungnya hingga membuat pria itu terkapar babak belur. “Berani-beraninya kamu, kamu tidak tahu siapa saya?” teriak pria itu sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Argya. Argya tidak mengindahkan ancaman pria itu, dia langsung memapah Clea dan membantunya beristirahat di salah satu kamar yang ada di bar. Sampai akhirnya kejadian tidak terduga dialami Clea. Malam itu kesucian Clea direnggut oleh Argya. Semua itu terjadi karena Clea berada di bawah pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam minumannya oleh pria paruh baya itu.

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook