“Anda bisa pelajari ini suster Amanda, ini laporan pemeriksaan Nyonya Elisa, disini ada semua apa saja yang menjadi larangan dan yang harus dia konsumsi. Semua obat-obatan, semua kegiatan, jadwal pemeriksaan sampai jadwal tidurnya. Nyonya Elisa jarang sekali menyukai orang baru. Nyonya Elisa tidak bisu, hanya saja sejak sakit dia menjadi antisosial,terus berdiam dikamar, dia jarang sekali berinteraksi dengan siapapun. Cepat keluar dari kamar jika dia merasa terganggu dengan kehadiranmu. Emosinya bisa membuat tekanan darahnya naik drastis.”
Isara membaca laporan kesehatan itu dengan teliti. “Nyonya Elisa mengalami depresi? Tapi di kantor katanya dia sakit stroke.”
“Sssttt.... Semuanya di awali dengan depresi saat dia kehilangan suaminya. Penyakit stroke itu hanya sebuah diagnosa yang tidak benar dan mereka malu mengungkap bahwa keluarga mereka ada yang sakit Jiwa. Tapi semakin kesini Nyonya Elisa akhirnya mengalami beberapa penyakit seperti jantung dan lambung. Baiklah kau bisa membacanya disana, aku harus pergi. Seseorang pembantu rumah nanti akan kesini menunjukkan dimana kamar anda. Selamat bekerja Suster Amanda.”
Staff agensi perawat itu pun melambaikan tangannya pergi dari sana.
Isara menghembuskan nafasnya lelah, jika bukan karena dendamnya pada Noah dia tidak akan bersusah payah seperti ini.
Lihatlah dia harus menjadi perawat seorang ibu yang tampak sangat menyedihkan.
Wanita paruh baya itu duduk di ujung ranjangnya menundukkan kepalanya dengan tatapan kosong ke lantai.
Dengan ragu dan hati-hati Isara lalu mengayunkan langkahnya ke ranjang di kamar besar itu.
“Ha-hayy selamat siang nyonya Elisa.”
BRUAKKK...
Seketika wanita itu menendang sebuah nakas dan membuat sebuah lampu tidur disana jatuh.
Isara terkejut, apakah sapaannya adalah salah. Isara memberhentikan langkahnya lalu menggigit bibirnya, benar-benar mengerikan.
“Nyonya Elisa, saya Amanda. Saya disini akan menggantikan Suster Mery untuk menemani anda.”
“Aaaaaaaa Aaaaaaa! SAYANG KAU DIMANA! SAYANG JEMPUT AKU, MEREKA SEMUA JAHAT! Rhy... Rhy... Tolong mama mu nak! TOLONG! Kenapa kau juga tidak datang melihat mama!”
BRUAKKK
Jantung Isara berdegup sangat kencang, wanita itu mengamuk dan menendang semuanya, dia histeris lalu melemparkan apa saja disana. Isara mundur, namun wanita itu malah bangkit dan menatapnya nyalang.
“PERGI! PERGI SANA!”
“Tapi nyonya, saya harus ada disini.”
“PERGIIIII!”
BRUAKKKKK
Sebuah botol obat yang ada disana melayang dan mengenai wajah Isara, Isara menahan sakit di dahinya lalu cepat memunguti kaca botol obat yang dilemparkan padanya itu agar tidak mengenai kaki wanita tua itu.
“Iya saya pergi sekarang Nyonya.”
Sialnya saat memunguti kaca-kaca itu, benda pecah dan tajam itu merobek jemarinya langsung mengucurkan darahnya disana. Namun Isara tidak peduli ia segera memunguti bantal-bantal meletakkannya ke tempat tidur lalu pergi dari sana.
Wanita itu masih mematung ditempatnya menatapi pintu yang tertutup itu, ia langsung menangis histeris hingga suaranya terdengar keluar.
“SAYANG KEMBALILAH MEREKA SEMUA JAHAT!”
Isara mengusap dadanya disebalik pintu, ia masih bergetar atas kejadian yang menakutkan barusan, sampai dua orang tua berpakaian pembantu datang.
“Suster anda baik-baik saja?”
“Apakah nyonya Elisa melakukan sesuatu padamu? Dia terluka Milan, lihat suster ini terluka.”
“Ah tidak masalah nyonya ini hanya goresan kaca.” Isara membuang pecahan kaca itu disana, dalam tempat sampah di depan kamar Elisa. “Apakah kalian bekerja disini, kenalkan aku suster Amanda.”
“Ya aku Eva kepala pembantu disini, ini Milan adikku. Selamat datang di rumah keluarga Willian Levi, suster Amanda kau bisa memanggilku dan Milan Bibi seperti yang lainnya.”
“Semoga anda bisa bertahan lama seperti Mery. Nonya Elisa tidak menyukai orang baru. Ayo aku antarakan kau kekamarmu.”
“Tapi nyonya Elisa?” Isara merasa dia harus memeriksa wanita itu kembali.
“Biarkan seperti itu, semua itu sudah biasa. Baiklah suster Amanda, Milan akan memberitahumu semua hal hal disini, termasuk kebiasaan mereka. Aku akan melihat nyonya Elisa kedalam.”
Milan seorang pembantu yang lebih muda dari Eva membawa Isara berkeliling rumah untuk menuju ke kamarnya.
“Mansion ini luasnya kurang lebih 6000 meter persegi, ada sekitar 32 ruangan, beberapa kamar tidur, kamar mandi,dapur, ruang keluarga juga beberapa ruangan pertemuan. Yang perlu diingat, kita tidak boleh memasuki area Pak Willian berada. Dia tidak suka area privasinya di masuki orang tanpa izin apa lagi bukan sesuatu yang penting.”
“Hemm hunian yang sangat luas.”
“Pak Willian memiliki dua orang anak laki-laki,Tuan Emil dan Tuan Elodi dan tiga orang cucu. Sebenarnya keluarga inti tidak banyak, hanya pekerjaannya yang banyak. Beberapa orang penting yang tinggal dan bekerja merupakan saudari lain tuan Willian seperti sepupu dan iparnya. Satu anak Mr. Willian meninggal setahun lalu yaitu Tuan Emil dia adalah suami nona Elisa. Beberapa waktu ini banyak kekacauan yang terjadi disini, setelah meninggal Tuan Emil, anak pertamanya Rhy bertengkar dengan pamannya sendiri yaitu Mr. Elodi hingga terjadi pertumpahan darah. Sekarang anak pertama nyonya Elisa menghilang entah dimana, itu membuat kesehatan nonya Elisa semakin menurun.”
“Oh ya? Anak pertamanya laki-laki?”
“Ya, anak pertamanya laki-laki, kedua adalah nona Angela yang terakhir adalah si bungsu Violance.”
“Ini dapur utama, di sebelah sana untuk menuju taman, ruangan pertemuan, ruang makan, disebelah kiri adalah ruangan keluarga. Didepan sana kamar nona Angela dan disebelah utara adalah tempat terlarang yaitu kediaman pribadi tuan Willian. Khusus di lantai dua rumah adalah ruangan milik Tuan Rhy, anak pertama sekaligus cucu pertama keluarga ini yang hilang itu. Dia adalah seorang pengacara hebat, meskipun keluarga ini cukup kaya raya tapi dia tidak bergantung dengan itu, dia mandiri dengan kakinya sendiri,itu area pribadi miliknya, ada kantor, ruang olahraga hingga kamar tidurnya. Tempat itu sekarang kosong.”
“Oh ya? Pertumpahan darah pernah terjadi, artinya itu sebuah pertengkaran hebat?”
“Ya bisa dikatakan demikian, tapi untungnya Tuan Elodi selamat dan baru saja lebih baik beberapa minggu ini. Kamarmu disebelah sana, itu sebuah kamar baru dan sepertinya kau hanya sendirian disana, sebab kami semua diarea dalam. Tidak masalah disini aman, ada banyak penjaga dan orang-orang yang bekerja.”
Bibir Isara sudah sangat gatal ingin sekali bertanya tentang Noah, namun entah bagaimana mencari celah untuk membahas itu.
“Apakah nona Violance sudah menikah juga?”
“Ah nona Vio belum, Nona Angel sudah menikah hampir satu tahun ini, suaminya bernama Noah, dia juga bekerja untuk Tuan Willian mengurusi beberapa bidang bisnisnya dibidang real estate. Tuan Willian sampai sekarang masih aktif bekerja seperti saat ini dia tidak disini tapi sedang di Amerika.”
“Oh....”
Pantas saja kau pergi dariku, kau lebih tergiur dengan jabatan tinggi dan uang yang lebih banyak dari pada bersusah payah menjadi seorang karyawan lalu hidup dengan gadis miskin seperti aku.
Kau lupa, aku tidak pernah memintamu, tapi kaulah yang meminta aku ikut bersamamu, memulai kehidupan bahagia dan sederhana kita, tapi nyatanya kau pembohong besar.
Kau meninggalkan aku, tidak! Lebih tepatnya kau mencampakkan aku tanpa pernah aku tahu, apa salahku?
Apa salahku Noah? Apakah aku tidak secantik dia, tidak seseksi dia? tidak membuatmu bahagia? Oh mungkin itu salah, aku hanya tidak sekaya dia, sehingga kau harus bekerja keras untuk hidup bersamaku. Tapi bukankah sosok laki-laki sejati memang seperti itu?
“Ini kamar anda suster Amanda! Kau bisa melihat-lihat dan merapikan sebentar sebelum harus memberikan makan siang untuk nyonya Elisa, selamat bekerja! Jika kau butuh apapun aku siap membantumu! Semangat kau pasti bisa diterima nyonya Elisa, hanya perlu waktu saja. “
“Terimakasih Bibi Milan, senang mengenal anda.”
***
Di tempat lain di tengah hutan, Rhysand sedang membersihkan kebun yang akan dia tanami kentang dan beberapa sayuran lainnya. Tiba-tiba saja di mendengar suara helikopter yang jauh entah dimana. Lelaki itu berusaha mencari suara nampaknya diarea perbukitan sana.
“Siapa?” Fikirnya.
Namun dia mengacuhkan itu, mungkin itu adalah pemburu yang akan melakukan kegiatan mereka sebab beberapa waktu lalu saat sedang mencari kayu Rhysand bertemu salah seorang mereka.
Rhsyand tengah melakukan aktivitasnya memasukan benih kentang-kentang ditanah yang sudah ia gali, lelaki itu tampak sangat berpeluh, kotor sekali namun tetap semangat. Meskipun memakai pakaian lusuh milik entah siapa yang dia temukan dalam lemari, ketampanan dan karismanya tidak luntur hanya saja kulitnya jauh lebih gelap sebab di terus berjemur di bawah panasnya matahari.
Setelah selesai memasukkan semua kentang ke tanah, Rhysand melihat jam di arloji mahal miliknya yang masih ia kenakan, ini adalah waktunya istirahat, ia akan mengambil ikan yang sudah ia tangkap dengan sebuah jaring untuk kemudian dia bawa pulang.
Rhysand lalu memunguti alat berkebunya untuk segera pergi dari sana. Tiba-tiba saja saat akan keluar dari area kebun seseorang terdengar tertawa diarah yang jauh.
“Hahah, hey tuan petani kau tampak sangat sehat dan menikmati hidupmu di sini.”
“s**t!” Rhysand memaki disana ia lihat Ronan datang, ia membawa beberapa kotak makan. “Ternyata pria sialan ini yang datang.”
“Kau tidak suka bos? Kau nyaman? Wow tidak aku sangka ada sebuah rumah disini. Bagaimana kabarmu aku membawakan makanan untukmu, pasti kau rindu makan makananan kota seperti ini.” Ronan memeluk dan menepuk pundak sang bos.
“Terimakasih tapi kau juga menikmati makanan lezat disini, selamat datang dirumah ternyamanku, oh tidak mungkin aku hanya menumpang. Ku fikir kau tau tentang rumah ini bagaimana bisa kau sangat pas menjatuhkan aku disini.”
“Ya aku tau, tapi tidak banyak. Kata ayahku ada sepasang suami istri tinggal di sini.”
“Ya tapi mereka sudah meninggal, cucunya yang menempati.”
“Wanita? Sebab itu kau tidak berusaha mencari signal dan memintaku mengirimkanmu keluar negri.”
“Omong kosong! Lalu kau fikir aku betah hanya karena wanita? Ada banyak wanita di kota. Laginpula wanita itu sudah pergi dari dua bulan lalu, ceritanya sangat panjang nanti aku ceritakan.”
“Ya ada banyak hal yang aku juga akan ceritakan.”
“Bagaimana mama?”
“Hemm tidak ada perubahan bahkan semakin buruk sejak kau tidak lagi mengunjunginya. Siang tadi suster baru datang menganggantikan Mery. Aku dengar dia mendapatkan lemparan oleh ibumu. Sudah saatnya kau kembali, kakek berangkat ke Amerika dan Elodi mulai sehat. Elodi mulai memperlihatkan kejahatannya lagi. Dia memanfaatkan keadaan dengan kepergian kakek. Aku takut ibumu menjadi sasarannya. Karena semua aset milik ayahmu setelah jatuh ke tanganmu, jika kau tidak ada artinya kembali kepada ibumu.”
“Aku tidak peduli itu.”
“Aku tahu, tapi kau punya keluarga yang bisa saja menjadi korban Elodi. Lagi pula ini bukan tentang harta. Kau harus ingat pesar terakhir ayahmu. Jaga kakek, ibumu dan juga dua adikmu sampai titik darah pengabisan. Penyebab kerusuhan tidak jadi mati, dia malah membaik setelah aku fikir dua bulan ini tidak akan ada perubahan. Ayo pulang sudah selesai bersembunyi, semua gosip tentangmu juga sudah berakhir, tuntutan Elodi juga sudah di cabut.”
“Dia mencabutnya?”
“Ya, tapi aku yakin ada rencana dibalik semuanya.”
Ronan di ajak menginap oleh Rhysand dirumah hutan itu, mereka baru saja makan malam dengan ikan yang tangkap di sungai. Lalu tiba-tiba saja Ronan ingin buang air besar. Ronan terkejut saat Rhysand mengatakan jika ingin buang air besar harus pergi ke sungai disana ada toilet sederhana yang tersedia.
Berbekal penerang dari ponselnya dan bibirnya yang terus menggerutu Ronan pun sampai di toilet kayu degan dinding dedaunan yang Rhsyand masuk. Dia bingung bagaimana caranya membuang Air besar di tempat seperti itu, namun karena sudah tidak tahan lagi dia pun langsung berjongkok disana.
Ronan meremang ditempat yang gelap itu, bayangan hantu-hantu melintas dikepalanya, sampai tiba-tiba saja dia mendengar suara daun kering yang di injak, Ronan mulai curiga.
"Bos kau disana membawa tissu untukku?"
Suara langkah berjalan itu semakin dekat dan tiba-tiba saja pintu dari dedaunan itu jatuh, betapa terkejutnya Ronan yang masih berjongkok dengan setengah celana terbuka itu. Bukan Rhysan yang muncul melainkan seekor babi hutan menyeruduk pintu wc darurat itu.
"BOOOOOOOOOSS!!!!" Suara Ronan memantul di sunyi dan kegelapan hutan itu.
Rhysand yang sedang merapikan tempat tidur mendengar itu langsung tertawa bukan mengkhawatirkannya.
Rhysand mengerti apa yang terjadi sebab dia pernah mengalaminya, pasti seekor babi hutan mengganggu disana, Rhysand lupa memberitahu jangan memancing dengan penerang ditempat itu, sebab babi hutan disana menggangap penerang adalah pembawa makanan untuk mereka.
Ronan yang tidak pernah melihat langsung wujud babi hutan terus berlarian menuju rumah, ia melempari babi itu sambil menarik celananya dan terus mengumpatinya sepanjang jalan karena sempat diikuti.
"BABI t***l JELEK DAN TERKUTUK! MENYINGKIRLAH! HEY MENJAUH! MENJAUH DARIKU!" Ronan benar-benar tidak habis fikir, di kejar babi di tempat asing dan gelap lebih menakutkan, dari pada berkelahi dengan seorang penjahat yang nyata.