When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Jebakan model apa ini? Sejak kapan iblis menawarkan hal-hal manis? Bukankah dia suka darah dan kesakitan seseorang.” ketus Isara. Rhysand menghembuskan nafasnya lelah sembari berjalan dan memindahkan sebuah benda rongsokan di sebelah Isara, lalu laki-laki itu ikut duduk di sebelah wanita itu. “Sebenarnya dia juga tidak suka itu, semuanya terjadi tanpa disadarinya.” “Omong kosong di luar kendali!” Isara menjarakkan tubuhnya saat Rhysand duduk di sebelahnya. “Aku tidak punya tenaga lagi untuk menghadapi sosok bahaya, tenagaku sudah hilang.” “Maka masuklah ke kamar, istirahatkan dirimu.” Isara menggerakkan kepalanya. “Tidak ada yang menjamin aku bisa bangun lagi atau tidak setelah tidur dikamar itu. Tempat apa ini? Bagaimana bisa ada sebuah kamar bagus di tempat menyeramkan seperti i