Hikss… Hikss… Iasakan tangis itu terdengar jelas di kamar Buka. Seorang wanita cantik duduk di lantai putih di bawahnya bersandar di ranjangnya. Sembari menutupi wajahnya yang sudah memerah, ke dua katanya bengkak, dan mata yang semula bening berubah merah. Air mata itu tak berhenti keluar dari ke dua matanya. Rasa menyesal itu pasti ada. Tapi lebih besar rasa kecewanya dari pada penyesalan yang dia rasakan. Ingin sekali dia segera pergi jauh dari kehidupan Albert. Tapi niatnya maju mundur seakan berat untuk meninggalkannya. Iya, meski dia hanya di manfaatkan. Hanya sebagai pelampiasan hatinya yang sedang terluka karena Kesha. Seorang lami-laki tampan hang tak punya pendirian akan cinta. Tetapi dirinya sekali jatuh cinta pada seseorang. Dia akan selalu setia dengannya. Bahkan akan sul