Selama perjalanan di udara Albert tidak berhenti terus memandang wajah cantik Vina di sampingnya. Seakan ke dua matanya tidak mau lepas dari wajah mungil canyi, dengan bibir tipis, di hiasi bulu mata lentik dan hidung mungilnya. Membuat keindahan itu lengkap di wajahnya. Ia bahkan, terus membelai lembut rambut panjang sepunggung milik Vina, yang terurai panjang di punggungnya. Maaf, Vin. Mungkin aku melakukan ini.yang terbaik. Hanya karena aku tak mau merasa bersalah dengan apa yang sudah aku lakukan padamu. Kamu wanita baik-baik, dan aku yang merusaknya. Albert bergumam pelan dalam hatinya. Entah apa bisa aku bersama dengan kamu selamanya. Semoga semua ada keajaiban dengan hatiku. Tetapi sekarang aku belum bisa setiap pada satu wanita. Semoga kelak kamu bisa memahaminya. Sentuhan lem