TJCPP 27

1046 Words
Seminggu dari sebelumnya, dia sudah dipastikan akan ikut ke dalam pemburuan. Sayangnya, meski dia berlatih selama seminggu pun tidak akan mengubah apa pun. Rosemary hanya tidak ingin Leia dalam bahaya. Dia tidak masalah jika orang yang memenangkan pemburuan akan meminta hal selain hukuman untuk Leia. Lebih baik pula jika orang yang menang menginginkan mereka berdua putus. Sehingga itu akan mempermudah jalannya menuju kebebasan. Sayangnya jika dia pikirkan lagi, Rosemary tidak mungkin bisa memenangkan acara berburu ini. Putra Mahkota pasti mengetahui apa yang menjadi kelemahan dari tunangannya. Tidak mungkin tidak. Memanah dan menggunakan alat tempur bukanlah keahlian dari Alvaerelle. Belum lagi, Rosemary juga hanya mahir bela diri dengan tangan kosong. Tiap kali berlatih dengan alat tempur, dia hanya sempat melihat tanpa mempraktekkan. Jadi di sinilah dia berakhir, ruang kesehatan. Baru saja kembali dai ruang berlatih yang terlalu banyak orang. Terlalu sulit baginya berlatih dengan elf-elf yang membencinya sampai ke dasar-dasar. Pasti banyak sekali elf yang ingin mengganggu. Jika begitu pelatihannya akan semakin sia-sia. Tanpa pengajar dan malah ditindas. Jadi dirinya memutuskan untuk memeriksa keadaan Leia terlebih dahulu. Gadis berambut pirang itu masih tertidur nyenyak. Katanya, benturan antara kepala Leia dan lantai tempat berlatih terlalu kuat. Ada beberapa luka pula di tubuhnya. Sehingga menurut tabib, gadis itu tidak akan bangun untuk beberapa tahun. Ini salah Rosemary. Ah, tidak. Ini salah Enora. Jika saja saudara Alvaerelle itu tidak membunuh tunangan Orias sebelumnya, ini semua tidak akan pernah terjadi. “Leia, aku berjanji padamu. Kamu akan baik-baik saja dan tidak akan ada seorang pun yang akan melukaimu,” ucap Rosemary pelan. Dia lalu menggenggam erat tangan Leia, seakan-akan memberikan kekuatannya agar gadis itu segera sadar. Dia bukan berasal dari sini, seharusnya dia tidak perlu peduli. Namun, Rosemary tidak dapat mengabaikan satu elf baik hati seperti Leia. Kecerdasannya yang disia-siakan pun membuat Rosemary tidak habis pikir. “Andai aku bisa memenangkan pemburuan ini. Aku ingin memberikan kamu sebuah hadiah, Leia. Kamu terlalu baik untukku. Bahkan tidak seharusnya kamu terluka seperti ini. Alvaerelle juga pasti memiliki pemikiran yang sama denganku,” jelas Rosemary, “aku akan buktikan kalau orang yang mereka anggap remeh ternyata sangat berbahaya!” Apa sebaiknya dia pergi ke perpustakaan terlebih dahulu? Sebelum bertempur, dia perlu mengetahui dari mana kelinci dengan ekor merah itu berasal. Apa saja yang diperlukan dan kelemahannya. Dengan begitu, setidaknya dia bisa mencari tahu di mana kelinci merah berasal. “Leia, segeralah bangun. Aku akan pergi ke perpustakaan terlebih dahulu. Doakan saja aku kembali dengan utuh tanpa tertinggal apa pun di tempat itu,” lanjut Rosemary. Perpustakaan memang selalu sepi, baik di dunia ini maupun di dunianya. Tempat bagus untuk bersembunyi. Namun, ada satu masalah lain. Apakah dia bisa membaca buku di dunia ini? Jelas-jelas bahasanya juga belum tentu sama. Dia juga tidak yakin akan menemukan buku yang tepat dalam waktu cepat. Ruang perpustakaan ini terlihat lebih besar dari yang dia perkirakan sebelumnya. Lalu tiba-tiba dia dapat mendengar suara pintu yang terbuka. Padahal Rosemary tahu hanya dia saja yang berniat ke sini, tidak seharusnya ada elf lain. Segera dia berbalik dan tidak menemukan siapa pun. Apa hanya pemikirannya saja? Sekilas, seseorang menyentuh pundaknya. Membuat tubuhnya meremang dan langsung melihat pada orang bersangkutan. “Aku kira aku salah orang, tetapi ternyata memang benar. Jadi Nona Zinsastra, sedang apa kamu di perpustakaan ini?” tanya seorang laki-laki berambut biru. “Tuan Ailen! Bagaimana Anda bisa berada di tempat ini. Terakhir kali Anda bilang padaku kalau Anda akan pergi untuk urusan diplomasi,” ucap Rosemary sangat yakin dengan apa yang didengarnya beberapa waktu lalu. “Tentu, aku memang pergi lusa lalu, sampai tidak bisa menghadiri pesta. Sekarang aku baru saja kembali dari urusan kerajaan. Karena terlalu malas bertemu Baginda Raja dan Ratu, aku melarikan diri ke perpustakaan,” jelas Ailen dengan senyumnya yang manis dan menyebalkan bagi Rosemary. Rosemary pun memutar matanya. “Aku rasa ini bukan urusanku. Sebaiknya di sini kita bersikap seperti tidak mengenal saja. Lagi pula, aku pun memiliki hal lebih penting daripada berbicara dengan orang seperti Anda, Tuan Ailen.” “Aku tidak tahu kalau Nona Zinsastra suka membaca buku. Namun, jika ada beberapa hal yang ingin kamu tanyakan di mana letak buku yang kamu cari, kamu bisa menanyakannya padaku,” jelas Ailen seraya menahan tangan Rosemary, “Ternyata sihir perlindunganku belum kamu gunakan. “Aku merasa tidak pantas untuk menggunakannya. Ah bukan itu yang ingin kukatakan. Tuan Ailen. Bisakah aku mengetahui di mana letak buku yang membahas soal kelinci ekor merah? Aku membutuhkannya dengan cepat,” lanjut Rosemary dengan cepat. Dia buru-buru menarik tangannya dari Ailen.  “Sejujurnya aku tidak tahu.” Laki-laki itu kembali tersenyum. Dia melihat Rosemary dengan seksama. Sepertinya saat ini Ailen tengah menggodanya. Seperti biasa. Rosemary seharusnya tahu. Dia tidak perlu mengharapkan apa pun dari laki-laki ini. Tidak akan ada yang beres jika dia mengharapkannya. Jadi Rosemary pun segera melangkahkan kakinya ke tempat lain. Melihat satu per satu buku yang berada di bawah. Namun, tidak ada satu pun yang dilihatnya berisi hal yang dia harapkan. Lalu dia mengembuskan napas. Mungkin seharusnya dia juga mencari ke bagian atas. Sayangnya terlalu tinggi dan dia tidak begitu yakin dengan menggunakan gaun besar seperti ini. Belum lagi gaunnya sangat berat untuk digunakan. Dia tidak boleh menyerah. Meski tahu besok dirinya akan kalah. Dia hanya ingin menjadi lebih baik dari sekarang. Walau kalah, itu tidak akan terlalu memalukan baginya, karena dia sudah mengetahui seperti apa kelinci berekor merah tersebut. Dan dia juga akan membantu salah satu dari mereka agar berhasil mengalahkannya, tetapi terap tidak menyakiti Leia. Itu tujuan paling penting sekarang. Jadi dia segera meraih tangga terdekat dari tempatnya. Lalu segera menaikinya. Di antara buku yang terjajar rapi, dia melihat satu-satunya yang paling mencurigai. Segera dia raih dan membuka isinya. Ada beberapa hewan yang terlihat pada buku tersebut. Mungkin ada informasi pula soal kelinci dengan ekor merah di dalamnya. Namun, tanpa dia sangka, menaiki tangga itu lebih dari dugaannya. Tangga itu bergoyang-goyang. Menyebabkan dirinya kehilangan kendali. Bahkan buku yang awalnya sudah dia pegang pun terlepas dan jatuh ke bawah lebih dulu. Hal itu membuat Ailen yang berada di penjuru lain pun menoleh. Laki-laki itu membelalakkan matanya. “Alvaerelle Zinsastra!” panggil Ailen. Sebelum semakin buruk, Ailen buru-buru menangkap tubuh Rosemary. Keduanya sama-sama terjatuh dengan Rosemary yang menindih laki-laki tersebut. - - - - - - - - - - - - - - -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD