TJCPP 8

1071 Words
Rychell yakin jika saat ini Oncith sangat terganggu dengan ucapan Dewi Bunga. Namun, mereka berdua sangat pantas mendapatkan hukuman seberat itu. Tidak naik pangkat sama saja membuat eksistensi bunga mawar di dunia sangat berkurang jauh. Seharusnya saat ini sahabatnya dapat merenung. Oncith sudah diberitahukan agar dia memilih seorang gadis yang pantas bukan gadis yang sesuai dengan kriteria rumit itu. - - - - - - - - - - - - - - - "Oke, ke mana Oncith? Ini sudah terlambat dari waktu yang ditentukan," ucap Rychell sambil mendengus. Dia sangat kesal pada peri yang sedari tadi belum menunjukkan batang hidungnya. Padahal, mereka sudah harus mencari gadis lagi. Untuk menghindari masalah, Rychell bermaksud untuk pergi bersama-sama. Terakhir kali dia lihat, peri mungil itu memang tidak begitu bersemangat. Hal itu terjadi karena Dewi Bunga marah besar kemarin, lalu memberikan hukuman setimpal. Rychell juga turut andil dalam kesalahan dan dirinya cukup kesal. Sebenarnya Dewi Bunga meminta mereka mencari gadis yang berbeda. Penghuni di wilayah Fayfault itu sangat banyak. Tidak mungkin mereka akan mengambil perempuan yang sama. Lagi pula, kriteria mereka jauh berbeda. Melihat Oncith tidak ada kabar sama sekali, apa dia lebih baik pergi lebih dulu? Setelah memutuskan dari pilihan membingungkan, Rychell segera terbang ke wilayah pasar. Tempat yang sama di mana dia bertemu dengan Tuan Elaqirelle. Pemuda itu cukup misterius dan baik. Dirinya pikir, pasangan yang cocok adalah perempuan dengan hati tulus. Dengan begitu, ketika Tuan Elaqirelle sewaktu-waktu meledak, akan ada orang yang bisa menanganinya. Sesampainya di pasar. Dia berdiri salah satu  atap perumahan. Belum terlihat gadis manis mana pun yang dapat dia jodohkan dengan pilihannya. Selalu seperti ini. Namun, dia tidak boleh menyerah. Hukuman yang diberikan Dewi Langit hanya berupa kehormatan, dia tidak terlalu mengincarnya. Jadi dia hanya ingin mencari perempuan yang tepat untuk laki-laki tepat. Sayangnya itu tidak semudah itu untuk ditemukan. Terbesit dalam pikirannya, dia harus membuat sedikit kekacauan. Jadi Rychell pun segera pergi dari sana. Tidak lupa dia menyihir tanah di bawah seorang pedagang keliling, sehingga itu menyebabkan bakul bawaannya terjatuh. Kejam. Hanya saja tidak ada cara lain. Setelah itu Rychell buru-buru menyembunyikan dirinya lagi. Pada elf lain masih sibuk. Ada sih, beberapa yang ikut membantu. Namun, itu elf tua. Dia tidak mau menjodohkan Tuan Elaqirelle dengan wanita tua. Sampai seorang gadis muncul dan langsung membantu begitu saja. "Nyonya, apa Anda terluka? Apa perlu saya ikut membantu membawakannya?" "Tidak perlu, Nak. Saya tidak apa-apa. Hanya tergelincir tidak akan membuat sakit. Terima kasih sudah menanyakannya," ucap Bibi penjual tersebut. Rychell diam-diam mendekati, karena gadis itu masih sibuk membantu. Bagus sekali dengan begitu dia pun bisa memberikan berkah dan langsung pulang. Rychell menempelkan telapak tangannya pada kepala gadis itu. Cahaya kebiru-biruan pun muncul dan melingkari perlahan dari gadis yang dia berikan berkah. Gadis itu lalu berdiri, hampir saja mengenai Rychell. Untung peri bunga mawar biru itu lebih gesit dalam terbang dan dapat mengejar dengan cepat. Rychell belum memberikan berkahnya secara penuh. Namun, gadis itu hilang dalam keramaian. Dia coba mencari melalui aura, tetapi gadis yang dia cari masih sedikit dengan auranya. Jadi dia tidak dapat merasakan itu. Sudahlah, kalau begitu, biarkan saja semuanya muncul dengan sendirinya. Kisah cinta yang benar-benar murni. Tinggal menunggu waktu agar keduanya dipertemukan. Di satu sisi yang antah-berantah. Peri bunga mawar merah itu baru saja bangun. Ada mata panda di wajahnya. Ya dia bengkak. Bagaimana tidak? Perkataan Dewi Bunga selalu menjadi mimpi buruk yang terus diputar berulang-ulang semalaman penuh. "Uhk, pusing sekali. Kira-kira sekarang belum pagi ya?" gumam peri bunga mawar merah. "Aku harus segera menghampiri Rychell." Segera saja gadis itu terbang dengan cepat ke atas langit. Dia tidak berharap sesuatu yang buruk akan terjadi begitu saja. Namun, ketika dia membuka kelopak bunga mawar satu per satu, sinar matahari yang sangat menyengat pun menyapanya untuk pertama kali. Oncith langsung berteriak. Matahari berada di atas kepalanya, itu berarti sekarang siang hari! Sial! Sial! Sial! Jika begini Rychell pasti marah karena sudah dibiarkan lumutan untuk menunggunya. Terlebih yang parah adalah peri bunga mawar biru itu pergi sendirian. Dia segera pergi ke tempat bunga mawar biru berada dan tidak ada siapa pun di sana. Oh ya ampun, Rychell akan marah besar. "Jika kamu mencari Rychell, dia sudah pergi sejak dini hari. Sebaiknya kamu pun ikut menyusul, Oncith," ucap Dewi Bunga yang berada di belakangnya. Oncith menelan ludah. Ternyata benar, peri itu pergi lebih dulu. "Apa Dewi tidak khawatir kalau aku akan membuat keonaran lagi?" "Aku rasa baik kamu atau Rychell tidak akan mengambil perempuan yang sama. Kriteriamu kemarin jauh lebih kompleks dibanding milik sahabatmu. Mungkin dia sudah mendapatkannya sekarang. Selain itu, di Fayfault tidak hanya ada satu gadis saja kan?" balas Dewi Bunga dengan tersenyum. Oncith mengiyakan. Dia memang memiliki kriteria gadis paling kompleks. Namun, sekarang dia menurunkan standarnya. Bukan karena apa-apa. Hanya saja, dia tidak mau menyusahkan diri sendiri lagi. Jadi kali ini dia putuskan untuk pergi ke wilayah barat. Walau standarnya diturunkan, bukan berarti dirinya memilih gadis gampangan. Dia berniat mengambil seorang dari salah satu keluarga ternama di Fayfault. Sebelum pergi ke sana, Oncith justru dikejar-kejar oleh seekor burung. Ya ampun, ini pasti sangat gawat. Kenapa rasanya dari kemarin dia selalu mendapatkan kesialan terus? Oncith ingin menangis rasanya. Dia hanya bisa terbang dan terbang sampai ke tempat yang dia tuju. Meski begitu burungnya masih saja tetap mengikuti. Menyebalkan. Dan di saat dia kelelahan, burung itu justru tertembak oleh anak panah. Ah, sedikit mengenai rambut Oncith. Tapi untungnya tidak ada masalah. Sekarang siapa yang telah menyelamatkannya dari bahaya? Jika gadis ini pemberani, sepertinya cocok untuk melawan laki-laki menyebalkan kemarin itu. "Peri kecil, kamu tidak terluka?" ucap seorang gadis dengan rambut merah dan mata hijau. Nampaknya itu paling nyentrik dari sekian banyak elf yang pernah dirinya lihat. "Aku baik-baik saja karena kamu menolongku," ucap Oncith dengan bangga. "Bolehkah aku tahu namamu?" "Aku ... Alvaerelle Zinsastra. Sepertinya burung ini juga masih baik-baik saja. Aku akan merawatnya," ucap gadis berambut merah tersebut. Sebelum benar-benar pergi, Oncith buru-buru memberikan berkahnya. Dia tidak ingin ketinggalan. Bagaimana pun saat ini dirinya butuh gadis hebat yang bisa melawan Pangeran di wilayah Fayfault. Mungkin saja gadis ini adalah pilihan yang paling tepat! Namun, ketika dirinya tengah memberikan berkah, sihirnya tidak bisa masuk semua. Hmm. Membingungkan, tetapi Oncith tidak dapat protes atau bertanya. Mungkin dia akan bertanya pada peri-peri yang sudah lebih berpengalaman ketimbang dirinya. "Nona Alvaerelle, terima kasih banyak. Atas bantuanmu aku selamat," ucap Oncith berteriak agar gadis itu dapat mendengarnya. Alvaerelle tersenyum. "Sama-sama, peri kecil. Lebih berhati-hatilah saat mengitari hutan. Banyak pemangsa berbahaya di sana."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD