Mario mengernyitkan keningnya bingung, melihat Serkan yang datang dengan wajah kacau, dan di penuhi oleh bulir keringat yang lumayan banyak di setiap gurat, dan garis wajahnya saat ini. Laki-laki di depannya ini, bukan mengatakan pada dirinya kemarin malam, kalau ia tidak ada waktu untuk datang menjemputnya di Bandara hari ini. Ah, Serkan tak menjemputnya di bandara, tapi laki-laki itu, yang menjadi sahabat karibnya sejak mereka menginjak kaki di bangku SMA langsung datang mengunjunginya ke apartementnya tanpa kabar, dan pemberitahuan terlebih dahulu. Dengan dalih sibuk, dan mereka baru akan bertemu, rencananya besok, dan akan membahas tentang usaha Serkan harus berhasil dengan bantuannya yang akan menjalani proses bayi tabung, lagi, ya setelah berkali-kali bahkan genap sepuluh kali g