Vania menunggu jemputan sembari berdiri dengan punggung bersandar di dekat gerbang sekolah. Ketiga temannya sudah pulang lebih dulu. Seorang cowok yang baru ke luar dari gerbang sekolah dengan menaiki sepeda motor berhenti di depannya. "Heey bocah desa!" Panggil cowok itu sambil melepas helmnya. "Kak Zidan!" Seru Vania sambil menegakan punggungnya. "Ngapain kamu masih disini?" "Nunggu jemputan," jawab Vania. "Mau aku antar pulang nggak?" "Eh. Enggak, makasih, Kak." "Eh, bocah desa, asal kamu tahu ya, kamu satu-satunya cewek di dunia ini, yang aku tawari buat aku antar pulang. Harusnya kamu senang aku tawari." Zidan menatap Vania gusar karena sudah menolak tawarannya. "Oh begitu ya, ehmm tapi maaf, Kak, Nia dilarang terlalu dekat dengan cowok," sahut Vania polos. Zidan turun dari m