"Kapan Kamu membawa Calon Menantu pada Kami?" Tia, Mama Tristan. Tristan sedang melakukan panggilan video dengan kedua Orangtua nya yang masih berada di Sumatera. "Insya Allah, secepatnya Ma, Pa.." Kata Tristan. "Sungguh? Kamu tidak hanya janji-janji kan, seperti yang sudah-sudah?" Tanya Tia. Tristan tertawa. "Maafkan Aku, Ma... Pa... Untuk kali ini bukan cuma janji, tapi hati Aku sudah mantap." Tristan meyakinkan kedua Orangtuanya. "Kamu tahu kan, Sayang. Mama dan Papa tidak pernah menilai seseorang dari bobot, bebet, dan bibit. Yang penting Putera Kami bahagia dan nyaman. Satu lagi sama kepercayaannya." Kata Lambok. "Sama kepercayaannya." Tristan dan Lambok berkata berbarengan. Mereka tertawa. Tia nampak sumringah. "Jadi, kapan hari itu tiba?" Tanya Tia antusias. Tia sangat me