Keputusan

1075 Words
Ora terbangun dengan kepala yang sangat berat,mengedarkan pandangannya dan ternyata dia berada di kamarnya sendiri. Melihat jam di nakas ternyata sudah jam 11 siang. Dia terlalu mabuk semalam dan tidak ingat apa apa lagi. Kemarin dia terlalu sakit hati, marah, sedih, jijik pada tunangannya. sehingga nekat mendatangi club malam sendirian, karena biasanya dia akan selalu kesana bersama temannya Lilyana Karen atau Rose tapi sayangnya mereka bertiga sedang berada di luar negri. " Siapa yang membawaku pulang semalam " sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat berat. drrrtttt....drrrtttt..... Ponselnya bergetar,mencoba mengedarkan pandangan mencari cari dimana ponselnya berada. Ternyata berada di meja nakas. " Apa...." dengan malas dia menjawap telfon dari sahabatnya. " Sudah bangun tuan putri...? " Ya lilyana khawatir dengan keadaanya temannya itu. " Kau yang membawaku pulang semalam ? " " Tentu saja lalu siapa lagi... ada apa denganmu sebenarnya? semalam kau terlihat sangat memprihatinkan " Lilyana masih ingat betul temannya itu terlihat sangat mengenaskan, bahkan mulutnya mengucapkan kata kata umpatan secara terus menerus. " Haahhh......" Ora menghela nafas panjang sepertinya dia harus menceritakan yang sebenarnya pada temannya itu. " Aku akan ke kantormu setelah jam makan siang " Ya Ora butuh teman untuk curhat tentang masalahnya ini dan yang paling tepat diajak curhat hanyala Lilyana karena kedua temannya yang lain karen dan Rose itu tipe wanita yang bar bar jadi jika mereka berdua tau yang sebenarnya bisa saja meraka langsung menyerang tunangannya itu mengingat sifat Rose dan karen yang bermulut tajam. *** Jam 2 siang Ora sudah sampai di kantor Lilyana, Bangunan yang menjulang tinggi itu adalah perusahaan keluarga Lily. Ya mereka berempat ini berteman sejak masih taman kanak kanak, dan mereka semua terlahir dari keluarga yang kaya raya, terbiasa hidup mewah. Diantara mereka hanya Lilyana yang tertarik untuk bekerja di perusahaan keluarganya sisanya Rose, Karen, dan Aurora sama sekali tidak tertarik dengan dunia kerja, karena mereka lebih senang menghabiskan waktu untuk belanja, kesalon merawat diri atau jalan jalan ke mancanegara seperti yang sudah sering mereka lakukan. Mereka berempat ini memang sosialita sejati. Ora memasuki ruangan Lily bahkan tanpa mengetuk pintu karena seringnya dia berkunjung ke kantor sahabatnya itu. " Ya Tuhan Ora..... kau mengagetkanku " Pekik lily yang sangat terkejut ketika secara kasar Ora membuka pintu bahkan dengan sangat keras pula pintu itu ditutup kembali. Ora dengan wajah kusut frustasinya segera berjalan menuju sofa untuk duduk lalu melemparkan tas mahalnya ke sofa disebelahnya. Lily mengerutkan dahinya melihat keadaan sahabatnya yang sepertinya tidak sedang baik baik saja, melihat wajah Ora yang terlihat sangat kacau lily menduga pasti ada masalah dengan sahabatnya itu tapi apa? batin lily. Jika kemarin kemarin wajah cantik itu terlihat sangat bahagia bahkan aura kebahagiaannya sangat terpancar jelas dari wajahnya, tapi sekarang yang ada adalah kebalikannya. " kamu aneh banget sih Ra.... semalem mabok sampai gak sadar, dan sekarang muka kamu seperti benang kusut... ada masalah apa? jangan bikin aku khawatir, kamu gak biasanya begini Ra " Lily terus saja menceramahi Ora panjang kali lebar kali tinggi. karena memang sahabat tidak biasanyya sepeti itu. " hahhhh...." Ora menghela nafas panjang, lalu diam kembali. "Ra... kenapasih cerita lah jangan apa apa disimpen sendiri " lily benar benar sudah tidak tahan lagi ingin segera mengetahui apa gerangan yang sebenarnya terjadi. " Ly... ternyata Ben itu laki laki brengsek..." dengan d**a sesak emosi bercampur sedih sakit hati Ora menceritakan semua kejadian yang kemarin dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. " apa Ra..." Lily benar benar syok mendengar pengakuan dari sahabatnya itu, benar benar tidak percaya jika Ben tenyata menikahi Ora bukan karena cinta tapi karena materi. Lily benar benar tidak habis pikir, apa yang kurang dari sahabatnya itu. Aurora itu sangat cantik, kaya raya, dengan body sempurna idaman setiap pria. tapi Ben malah memberikan cintanya pada clara sekertaris Ben sendiri yang bahkan dari segi fisik clara kalah jauh dari Ora. tentu Lily sudah tau dan kenal dengan sekertaris kesayangan Ben itu karena perusahaan mereka juga melakukan kerja sama dan beberapa kali saat pertemuan bisnis Ben membawa serta sekertarisnya itu yang ternyata adalah selingkuhan Ben. " Lalu apa rencanamu sekarang ? " " Tentu aku akan membatalkan pernikahan sialan itu.. dan aku juga akan memberi pelajaran pada pria b******k itu. " Ora mengatakannya dengan berapi api, " Dulu aku pikir Ben itu sangat baik, dia bersikap sangat perhatian padamu. tapi nyatanya itu hanya topengnya saja, aku benar benar sangat kaget mendengarnya Ra, benar benar tidak menyangka. tapi untung saja kebenaran itu terungkap sekarang sebelum kalian menikah " " ya kita tidak tau hati orang Ly.. aku benar benar bersyukur karena semua terungkap sebelum aku dan Ben resmi menikah " " Yakinlah Ra dibalik semua kejadian pasti ada hikmahnya mungkin kalian memang tidak berjodoh semoga kelak kamu mendapatkan jodoh yang terbaik " " makasih Li... kamu selalu jadi teman yang ada dalam senang dan sedihku " " lalu apa kau akan mengatakan yang sebenarnya pada ben dan membatalkan pernikahan kalian ? " " Aku akan mencari cara alasan untuk membatalkan pernikahan itu tapi sebelum itu aku benar benar ingin memberi pelajaran Ben. " " Apa kau akan menarik semua investasimu di perusahaan Ben ? " " Tentu saja li... bodoh jika aku tetap membiarkan dia menikmati kekuasaanya dengan uangku " Sebelum mereka melanjutkan obrolan mereka sekertaris Lily mengetuk pintu dan mengatakan jika sebentar lagi harus menemui klient. Ora pun memutuskan untuk pulang karena tidak mau menggangu sahabatnya yang sedang sibuk. *** Jika selama ini Ora akan setia mengirimi chat atau menelfon Ben setiap jam,maka kali ini Ora benar benar tidak lagi mengirimi chat atau menelfon Ben. Dia melihat semua chat yang Ben kirimkan padanya dari kemarin. sayang kamu kemana.. sayang aku khawatir sama kamu... sayang aku kangen kamu... Dan banyak lagi chat bualan yang Ben kirimkan padanya tapi Ora hanya melihatnya saja tanpa mau membalasnya, bahkan telfon ben sengaja dia abaikan. Jika dulu saat mendapatkan chat atau telfon dari Ben dengan kata kata yang romantis, Ora akan meleleh saking bahagianya tapi sekarang hanya ada perasaan jijik. " Apa yang harus aku lakukan sekarang " sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing memikirkan nasipnya. Bayangan bayangan kebahagiaan bersama Ben yang dulu berputar putar di ingatanya. dan persiapan pernikahan yang sebentar lagi akan dilaksanakan dan sekarang semuanya hancur berantakan. benar benar seperti mimpi. " Tidak aku tidak akan pernah mau menikah dengan Ben yang hanya memanfaatkanku, Lebih baik aku mengandung benih pria lain dari pada mengandung benih pria b******k itu " Ya keputusan Ora sudah bulat, dia akan memberi pelajaran pada Ben, mengandung benih pria lain dan membatalkan pernikahannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD