Bahkan jam istirahat saja masih kurang setengah jam tapi Kania sudah muncul saja di ambang kubikel Safia. “Saf!” perempuan yang dipanggil namanya mendongak. “Loh, Kan. Tumben sudah di sini?” Jujur, setengah hari ini pikiran Kania berkecamuk dan tidak tenang hanya karena ulah Arya. “Keluar yuk! Mood aku lagi hancur. Pengen ngopi,” ajak Kania. “Jam berapa sih sekarang?” Safia mengangkat pergelangan tangan kanannya melihat arloji yang melingkar di sana. “Kurang tiga puluh menit lagi Kania.” “Bodoh amat. Sudah buruan bereskan.” "Astaghfirullah. Baiklah Bu Manager.” Kania terkekeh melihat sahabatnya itu. Kania benar-benar salut dengan Safia. Sebagai putri satu-satunya keluarga Raharja, Safia adalah sosok yang ramah, supel dan rendah hati. Tidak pernah sombong dan suka membantu. Bahkan s