47. Menenangkan Diri

1063 Words

"Kalau mau nangis nggak usah ditahan-tahan. Nanti malah jadi bisulan. Bahu kakak selalu ada buat kamu bersandar," ucap Safiq mencairkan suasana, setelah keduanya menempuh perjalanan beberapa saat lamanya. "Apa sih, Kak!" elak Safia yang jelas saja malu jika harus menangis di hadapan sang kakak. "Sudah. Nggak usah malu. Wajah sembab kamu tidak bisa membohongi kakak." Safia menggigit bibir dalamnya. Sekuat tenaga menahan, tetap saja laju air matanya tak dapat lagi ditahan. Untuk sesaat Safiq membiarkan Safia sesenggukan menumpahkan beban yang menghimpit d**a. Sampai suara isak tangis itu hilang, Safiq menolehkan kepalanya. Safia sudah lebih baik daripada tadi. Safiq menarik tisu dengan tangan kiri yang bebas dari kemudi, menyodorkan pada Safia. "Terima kasih." Safia mengusap kasar air ma

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD