Prolog
Perhatian!!!
Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan diberikan pada ide, prosedur, metode atau konsep yang telah dituangkan dalam wujud tetap. (UU No. 19 Tahun 2002)
Tentang Plagiarisme!
[1] Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.
[2] Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Singkat kata, plagiat adalah pencurian karangan milik orang lain.
[3] Dapat juga diartikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain yang kemudian dijadikan seolah-olah miliknya sendiri.
[4] Setiap karangan yang asli dianggap sebagai hak milik si pengarang dan tidak boleh dicetak ulang tanpa izin yang mempunyai hak atau penerbit karangan tersebut; sesudah 2 × 24 jam berita surat kabar tersiar, maka seseorang dapat mengambil alih dengan syarat harus menyebutkan sumbernya. Plagiarisme juga tidak mengacu ke pada hasil karya tulisan saja melainkan juga hasil karya musik, desain, dll.
Tentang Penyebaran PDF Illegal.
“Mengunggah PDF ilegal atas karya kami, menyebarkan tautannya, menyilakan orang lain mengunduhnya demi hiburan gratis untuk membunuh waktu, sama dengan merampas hak ekonomi kami." (Dewi Lestari 'Dee' penulis n****+ best seller 'Perahu Kertas'.)
“Buat beneran yang enggak tahu, tapi terlanjur pernah nyebar PDF bajakan. Sudah stop sekarang. Jangan Teruskan. Kalau beneran enggak tahu dan stop. Kamu dimaafin, Tapi kalau terus nyebar padahal sudah tahu. Itu hati dan otakmu, sudah dimakan belatung? jadi enggak fungsi lagi,” (Boy Candra dalam akun Ig-nya)
“Penerbit TIDAK PERNAH mengeluarkan buku versi PDF. Jika kamu menemukannya, maka itu bajakan, ilegal. Yang menyebarkan, juga yang membaca, berarti sudah merampas hak-hak penerbit, penulis, editor, dan semua pekerja perbukuan. Bantu kami tegur orang-orang ini." (Mediakita dalam akun Twitter–nya.)
“Susah payah membuatnya, lebih dari empat tahun untuk riset saja, eh ribuan buku bajakannya berhamburan setelah launching. Pada akhirnya yang terjadi dengan saya ya menunda menulis n****+. Orang-orang bertanya, kenapa saya tidak menulis lagi? Saya nulis tapi tak beredar disini,” ujar Andrea dalam salah satu wawancaranya dengan Liputan 6.
Sanksi Hukum Penyebaran PDF Illegal.
Pada Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 menyebutkan, “Setiap orang yang tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dilarang melakukan penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan.” Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan hukuman untuk pembajak yaitu penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
“Headshot dan Headshot! Sepertinya Fanzy akan terus melakukan serangan serangan kilatnya tanpa henti. Sementara di kubu musuh terlihat sangat stress dan juga kebingungan menghadapi teror miliknya. Apakah kubu mereka bisa bertahan cukup lama karena ini?” Teriak sang Caster permainan Game online ini kepada para penonton yang berkerumun di dalam tribun. Mereka terlihat bergemuruh dan berkumpul karena sedang asyik melihat penampilan Fanzy yang memang terkenal akan kelihaiannya bermain.
“Para anggota tim lain dari kubu Red Viper juga tak kalah hebatnya. Mereka bisa memasang objective dengan sangat akurat dan pengeluaran skill yang sangat tepat waktu. Mungkin jika tanpa mereka, Fanzy tidak akan bisa melakukan performa terbaik seperti sekarang ini.” balas seorang Color Caster di sampingnya. Dia benar-benar memuji kehebatan Fanzy dalam bermain permainan turnamen babak terakhir ini.
Namun meskipun begitu, di sisi lain dari kubu tim Red Dragon sangat terlihat khawatir dan ketar-ketir. Bagaimana tidak, setelah melakukan come back yang cukup habis seusai dihajar dengan skor yang mengenaskan, mereka bisa bangkit dan menduduki posisi puncak lagi mengalahkan lawan terakhir mereka di turnamen ini, High Scholarmen. Kedua tim yang bertanding saat ini adalah musuh bebuyutan semenjak turnamen dari gim online ini diadakan, tak heran bila banyak berita ataupun media menggembar-gemborkan kalau ini mungkin saja adalah pertarungan terhebat dan terheboh sepanjang masa mengalahkan pertandingan fisik sekalipun.
Gim online yang mereka mainkan saat ini adalah Valorant, sebuah game first-person shooter dimana sang pemain mengendalikan seorang karakter yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Dan sekarang, Fanzy menggunakan karakter bernama Reyna yang sudah menjadi andalannya saat dia awal-awal bermain game. Walaupun Fanzy sudah memainkan Reyna sejak awal gim ini diluncurkan, dia tidak bosan-bosan memakainya karena kemampuan dari karakter tersebut sangat cocok dengan gaya dari permainan Fanzy.
Bahkan para fans Fanzy sering menyama-nyamakan sosok Fanzy dengan Reyna itu sendiri, seakan-akan dua orang ini adalah satu kesatuan yang sama. Awalnya Fanzy menyukai memakai Reyna karena dia merasa kemampuan karakter itu saat masih rilis sangatlah overpowered dan tidak ada yang bisa menyeimbangi. Apalagi jika pemain tersebut memiliki kemampuan untuk membidik di luar nalar, bisa dipastikan kalau dia akan benar-benar mendominasi permainan saat menggunakan karakter tersebut. Setelah beberapa kali update dan juga pengubahan Gameplay, seiring berjalannya waktu, karakter Reyna diperlemah karena tidak membuat game menjadi fairplay. Banyak pemain yang sudah mengidolakan bermain menggunakan Reyna ingin berpindah haluan dan menggunakan karakter lain, mereka merasa karakter mereka sudah sangat lemah. Namun itu berbeda dengan Fanzy, kemampuannya benar-benar tidak berbeda baik sesudah maupun sebelum Reyna diperlemah.
“Dan sekarang adalah ronde terakhir sekaligus penentuan dari siapa pemenang turnamen kali ini. Apakah mungkin Red Dragon yang sudah menjadi runner-up di turnamen tahun lalu bisa merebut posisi champion dari High Scholarmen? Kita lihat saja. Bung Barton, bagaimana menurut Anda tentang match berikutnya kali ini?” Ucap Caster itu mempersilahkan partner disampingnya untuk menjelaskan prediksi yang mungkin akan dilakukan oleh kedua tim baik itu dari Red Dragon maupun High Scholarmen.
Dalam setiap turnamen yang diselenggarakan secara resmi, pasti ada caster yang memeriahkan jalannya permainan. Dan setiap caster memiliki fungsinya masing-masing seperti Shoutcaster yang bertugas untuk mengatakan apa yang sedang terjadi dan cenderung harus memiliki kemampuan refleks yang tinggi sedangkan untuk Color Caster bertugas untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi di dalam permainan. Tugas kedua Caster ini sangat berbeda namun beberapa orang mungkin merasa tugas setiap Caster sama saja, namun bukan itu yang sebenarnya terjadi, mereka memiliki tugas dan juga aturannya masing-masing,
“Terima kasih Bung Koesan, menurut prediksi saya dari apa yang baru saja saya lihat dari kedua tim. Red Dragon memang memiliki posisi unggul baik secara poin maupun secara mental karena sudah berhasil melakukan come back dengan sangat epic membalik keadaan. Tapi tetap saja dalam permainan ini semua situasi bisa saja berbalik. Saya yakin High Scholarmen masih punya banyak jurus jitu atau kartu as di dalam kantong mereka dan mungkin akan segera dikeluarkan saat mereka menghadapi permainan terakhir kali ini. Performa High Scholarmen hari ini juga sangat bagus, saya tidak menyalahkan salah satu atau kedua tim dalam permainan kali ini. Dan jika pun hasil dari permainan ini sudah keluar, mereka memang berhasil membuat permainan dengan sangat bagus dan membuat kita benar-benar terhibur atas apa yang mereka lakukan.” Ungkap Sang Color Caster memberikan analisisnya kepada para penonton.
“Luar biasa sekali, semuanya beri tepuk tangan yang meriah untuk kedua tim!” Sang Shout Caster menyuruh para penonton untuk bertepuk tangan. Suara gemuruh dari tribun benar-benar riuh membuat para pemain di tengah-tengah arena merasa tergugah dengan apa yang sudah para penonton itu lakukan.
Match sudah kembali berjalan dengan normal. Kedua belah tim memiliki tingkat keuangan yang sama karena sudah berada di dalam akhir dari berlangsungnya match. Namun saat ini, Fanzy membuat sebuah keputusan yang sangat aneh dan kontroversial. Di ronde kali ini, dia malah membeli spectre, senjata yang notabene termasuk dalam daftar senjata terlemah di dalam gim ini. Semua pemain terlihat menengok dan ke arah Fanzy dan mulai memaki-makinya karena keputusannya yang sepihak itu, namun Fanzy terlihat kalem dan tidak tersulut emosinya saat rekannya sendiri mengatakan itu kepadanya. Pandangannya tetap lurus ke dalam monitor mencoba untuk fokus dalam ronde kali ini demi timnya sendiri.
Tidak hanya rekan Fanzy yang kebingungan dengan keputusan yang dia buat, baik para penonton maupun Caster juga bingung. Mereka yang seharusnya melaporkan apa yang terjadi kali ini hampir tidak bisa berkata-kata untuk beberapa detik. Dari segi taktikal, keputusan yang diambil oleh Fanzy memang jomplang dan membuat tim menjadi sedikit berada di bawah garis kekalahan. Namun itu sebenarnya tidak penting jika Fanzy sendiri bisa mengatasinya dengan mudah dengan melawan para musuhnya dengan gagah berani.
Ronde telah dimulai. Baik semua rekan Fanzy maupun musuhnya membeli senjata paling mahal seperti operator, sniper yang memiliki tembakan one shot one kill meskipun memiliki fire rate sangat rendah ataupun juga Vandal sebuah assault rifle yang memiliki tembakan dan juga damage fantastis meskipun harus mengorbankan recoil yang dimiliki oleh senjata itu. Pemain yang tidak terbiasa menggunakan senjata ini atau pemain yang sudah terbiasa bermain di dalam game yang memiliki kemampuan untuk recoil dengan mudah pasti akan kesulitan untuk mengontrol senjata vandal tersebut.
Para pemain yang memilih untuk bermain aman, kebanyakan memilih Phantom sebagai senjata andalan mereka. Performanya sangatlah seimbang dibandingkan senjata dengan biaya mahal yang lain. Senjata itu sangat mudah untuk digerakkan namun juga tidak terlalu mudah untuk mengerahkan bidikan langsung ke arah kepala musuh. Jika membidik dengan Vandal dan tembakan ke kepala, maka dalam jarak berapapun orang tersebut akan mati karena tembakannya. Namun Phantom memiliki batas jarak agar senjata itu bisa langsung mematikan musuh secara instan meskipun kepalanya berhasil di tembak.
Red Dragon sekarang berada di dalam posisi Attacker dimana mereka bertugas untuk memasang bom di dalam suatu site atau tempat khusus. Sedangkan High Scholarmen mendapatkan peran sebagai defender di mana bertugas untuk menjaga site agar tidak terpasang bom oleh musuh. Mereka biasanya menunggu di dalam site dan attacker akan langsung membunuh mereka jika melihat para Defender bersembunyi tidak memerhatikan apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar mereka.
Map terakhir dalam ronde ini adalah Split, map yang menjadi favorit dan juga sumber kebencian dari banyak pemain. Bagaimana tidak, map ini memiliki fitur yang sedikit berbeda daripada map lain karena memiliki 3 site yang saling terhubung satu sama lain. Akan menjadi pr besar bagi pihak defender karena harus mengirimkan tiga orang secara langsung di site yang berbeda-beda untuk bisa mengantisipasi datangnya defender di markas mereka. Dan jika satu site saja kebobolan atau salah prediksi, maka defender tersebut akan kewalahan untuk melakukan rotasi atau berpindah tempat dari satu site ke site lain karena setiap jalur menuju site lain memiliki sebuah kelemahan karena bisa dipenetrasi dengan peluru yang tertembak di antara dinding-dinding.
Dan sekarang, Fanzy berjalan sendirian menuju Site B, site yang paling dihindari di map ini. rekan-rekannya yang lain menuju berjalan ke site A secara berbarengan. Terlihat tidak ada kekompakan terjadi di dalam komposisi Red Dragon yang bahkan para penonton bisa melihatnya dengan sangat jelas sekarang. Tapi mungkin saja mereka merasa kalau Fanzy akan menjadi bait atau pengecoh agar para pemain High Scholarmen bisa mengantisipasi apa yang terjadi dengannya. Tapi bila memang begitu, seharusnya Fanzy membawa Spike agar bisa memasangnya dengan aman. Penonton cukup kebingungan dengan apa yang terjadi di dalam ronde kali ini.
Kubu High Scholarmen sudah membidik dan mengetahui posisi dari Red Dragon kali ini. Semua pemain di kubu itu menggunakan senjata bernama Odin yaitu sebuah machine gun raksasa dengan fire rate luar biasa namun dengan recoil dan juga waktu reload yang sangat lama. Mereka berhasil membunuh 2 orang dari pihak Red Dragon. Mereka sekarang terpojok, membutuhkan waktu untuk melakukan rotasi, tapi terlalu takut bilamana orang-orang dari kubu High Scholarmen sudah melakukan flanking membunuh mereka dari belakang.
Namun saat ini, High Scholarmen belum sadar kalau tidak ada sosok Fanzy di sana. Dari belakang, Fanzy mulai membunuh orang yang berjaga di haven menggunakan senjata Operator. Saat dia berhasil membunuh orang itu, dia mengambil operator milik musuh. Di bawah ada dua orang yang sedang berjaga-jaga dan tidak sadar kalau Fanzy sudah di atas mereka. Saat mereka sadar dan melihat ke atas, mereka berdua sudah tidak bernyawa karena refleks Fanzy sangat cepat sampai-sampai kepala dua orang tersebut yang berbaris dengan rapi sudah keluar dalam pertandingan sekarang. Tanpa basa-basi, Fanzy pun langsung menggunakan kemampuan ultimatumnya dan memburu para player High Scholarmen yang tersisa.