Chapter 79

1053 Words

Ratih melihat kebelakang. Dia sebenarnya tidak ingin menutup pintu karena takut pria ini akan marah! Pria ini sangat menjaga wibawanya di depan orang lain. Melihat Ratih bergerak ragu-ragu, Tengku Ammar menggertakkan gigi dengan kesal. "Jika aku jadi kamu, aku akan menutup pintu sekarang juga," Ratih tidak punya pilihan selain berbalik dan menutup pintu sebelum berjalan kembali. Tengku Ammar meletakkan satu tangan di atas meja dan mengetuk meja dengan dua jari dari waktu ke waktu, sehingga menimbulkan suara dengan ritme teratur. Setelah beberapa saat, dia perlahan bertanya, "Bagaimana dengan tugas mu?" "Aku sudah pergi ke rumah sakit tempat Helian dirawat, tetapi dia memarahiku begitu melihatku datang. Dia tidak mau memaafkan saya. Adapun ibumu … aku bahkan tidak melihatnya. Dia men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD