Ratih tercengang. Dia bahkan tidak menyadari malam yang mana yang sedang dibicarakannya. Tengku Ammar menatap ekspresinya yang tercengang dan membentak dengan suara rendah, "Dasar bodoh." Gadis ini tidak sadar bahwa dia sudah memberanikan diri membahas topik tabu tentang malam panas itu, namun dia masih pura-pura tidak mengerti. Ratih menelan ludah dengan susah payah, ia berdehem untuk melancarkan tenggorokannya agar tidak tersumbat dan kehabisan napas. “Saya benar-benar minta maaf.” Lirihnya dengan wajah menunduk. Separuhnya karena takut separuh lagi karena malu. Tengku ammar menangkap wajah merah gadis di hadapannya. "Aku akan bertanggung jawab padamu. Bagaimana kau ingin aku bertanggung jawab?" Ratih akhirnya menyadari malam yang mana yang sedang dibicarakannya. Telinganya menj