Elang membukakan matanya ketika telinga mendengar suara azan dari hpnya yang tergeletak di atas nakas. Mengucek mata sembari membalikkan badan, melihat sang istri masih terlelap. Bibir merah tua itu tertarik membentuk senyuman manis. Masih teringat betapa indahnya yang dinamakan malam pertama. Ditambah saat dia mengintip di bawah selimut putih yang menutupi tubuhnya. “Jadi kepingin lagi.” Dia terkekeh pelan, menonaktifkan suara azan di hpnya seraya menegakkan tubuh. “Liana, bangun!” Elang membangunkannya dengan menggesek jari di wajah putih itu, tapi Liana menolak bangun, dia memunggungi Elang sambil merapatkan selimutnya. “Liana, bangun! Udah dzuhur.” Kembali Elang membangunkan Elang. Kini tangannya malah mengusap lengan polos itu berkali-kali sampai pada akhirnya Liana membuka kedua