"Selama tiga hari ke depan aku akan berada di Bandung untuk urusan bisnis. Apa kamu tidak apa-apa kutunggal sendiri?" tanya Brian pada Ayana yang tengah berbaring di ranjang. Dia kurang enak badan hari ini. Sejak pagi perutnya tidak bersahabat.
"Tidak apa-apa, ada Bik Yati yang selalu menemaniku," balas Ayana.
Brian mendekati sang istri lalu duduk di tepi ranjang. Ayana segera terduduk tegak. Selama ini mereka masih saja menjaga jarak. Entah bongkahan es di dalam hatinya belum juga mencair. Diakuinya Brian memang pria baik, namun itu tidak cukup membuatnya percaya dengan cinta.
"Mau apa kamu!" seru Ayana sembari menarik selimut sampai ke d**a.
"Apa aku tidak boleh menyentuh istriku sama sekali?" tanya Brian menggoda.
"Aku sudah menandatangani kontrak pernikahan kita, bukankah kam
