When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Brian memijit keningnya yang terasa pening. Proyek besarnya terpaksa ditunda gara-gara rencana licik Yolanda. Sebenarnya bisa saja dia memperkarakan hal ini, namun Brian masih mempertimbangkan nama baik orang tua Yolanda, bagaimanapun mereka pernah berhubungan baik. Yolanda terlalu mengambil hati perihal hubungannya dengan Brian di masa lalu. Seperti kata pepatah. Orang bisa dengan mudah menemukan tambatan hati yang baru, namun mereka tidak bisa serta merta melenyapkan kenangan yang telah terpatri kuat dalam ingatan. "Direktur, kami baru menemukan fakta baru." Miko - asisten Brian datang melapor. "Ada apa?" tanya Brian dengan malas. "Ini tentang Pak Handy," jawabnya dengan mimik serius. Brian terhenti dari aktivitasnya. Dia meletakkan bolpoin yang dipegangnya. "Pak Handy kenapa?