BAB 24

1072 Words
“Gila! Ini lab punya lo? Di rumah Dean?” Luna masih menganga tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Sebuah laboratorium besar pribadi milik Callista dengan fasilitas yang sangat lengkap itu membuat Luna benar-benar takjub. “Bagaimana Dean dapat mengizinkanmu memiliki labor seperti ini? Kau bilang ia tidak punya hati?” Callista terdiam sebentar dengan wajahnya yang terlihat sedang berpikir, “Hmm… bagaimana ya? Setelah dipikir-pikir ia sedikit murah hati? Tapi kalau berhati baik kurasa itu sangat jauh dan tidak cocok dengannya.” “Iyakah? Tapi dari yang kulihat matamu sedikit berbinar saat memikirkannya?” Luna mencoba menggoda Callista yang sedang labil dengan perasaan miliknya itu. “Maksudmu? Berbinar apanya? Justru aku merasa merinding saat memikirkannya, suara teriakan itu selalu terbayang di kepalaku secara berulang kali. Itu benar-benar mengenaskan.” Callista bergidik ngeri dengan bahunya yang menggeliat, ia terlihat frustasi dengan kegilaan Dean. Tidak dengan Luna yang sekarang merasa semakin terpana, seluruh fasilitas lengkap yang ada di mansion ini membuat dirinya semakin ingin tinggal di sini untuk waktu yang lama. Luna mencoba berjalan-jalan dengan lompatan kecil mengelilingi labor pribadi yang sangat besar milik Callista itu, ia benar-benar sangat senang dengan semua yang dilihatnya sekarang, itu semua karena Luna termasuk seorang yang sangat saintis dan suka meneliti berbagai hal. Ia juga senang dengan semua hal berbau teknologi, terlebih lagi itu dikaitkan dengan makhluk hidup yang bergerak. “Aku melihat mata seorang ilmuwan dari matamu, apa aku salah?” tanya Callista sembari memandang takjub Luna yang terlihat sangat senang saat dibawah ke labor pribadi miliknya itu. “Dahulu saat kuliah aku mengambil dua gelar sarjana, salah satunya jurusan rekayasa genetika, itu yang membuat aku semakin menyukai dunia yang berkaitan dengan laboratorium, terlebih lagi mereka meneliti makhluk hidup dan merekayasanya." Jelas Luna dengan matanya yang terlihat berbinar. “Kalau begitu, kau boleh memakai dan mencoba apapun di dalam sini, aku mengizinkanmu!” seru Callista terlihat senang karena Luna menyukainya. “Baiklah! Apa aku boleh di sini lebih lama lagi?” tanya Luna ingin mencoba melakukan sesuatu saat ia sudah mengecek keseluruhan ruangan bahwa di labor tersebut tidak ada penyadap maupun cctv. “Oh tentu, silahkan! Aku ke dapur dahulu ya, mau nyemil sesuatu.” Callista pamit seraya tangannya yang melambai kepada Luna, lalu keluar melalui pintu utama. Saat Callista sudah benar-benar pergi, Luna langsung dengan cepat mencari semua kebutuhannya karena ia akan membuat cairan bius untuk keperluannya dalam menyerang dan bertahan, ia sangat membutuhkannya. *** Callista keluar dari laboratorium dan menuju ke arah dapur yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berada itu, saat sampai di dapur ia berpapasan dengan Dean dengan tubuh mereka yang nyaris bertabrakan. “Kau ngapain malam-malam begini?” tanya Callista spontan bingung dengan Dean yang masih bangun bahkan wajahnya sangar cerah. “Justru seharusnya aku yang bertanya kepadamu, kenapa kau belum tidur di jam 2 dini hari begini?” Dean melihat tingkah tidak biasa Callista yang membuatnya jadi curiga. “Bukan aku, tapi Luna. Dia insomnia, jadi kami maraton film sampai jam 2 malam, terus karena kurasa ia sangat menyukai sains, aku mencoba membawanya untuk melihat laboratorium pribadiku. Sekarang ia sangat antusias dan menyukainya, hormon adrenalin miliknya justru semakin aktif.” “Oh begitu...” Dean mengangguk-angguk seraya mengelus dagunya. “Ternyata kau minum s**u juga ya?” Callista tidak sengaja melihat sebuah gelas besar bening yang dibawa Dean yang merupakan s**u sapi segar. Dean menatap s**u miliknya itu secara spontan, “Ah ini? Aku hanya ingin saja, aku sedikit sulit tidur, jadi tidak salah kan menambah dopamine secara alami?” ucap Dean dan tersenyum. “Kau tetap saja sama, selalu menjaga kesehatanmu dengan sangat sungguh-sungguh. Aku rasa tidak ada salahnya sesekali mencoba hal yang tidak sehat, Dean. Kau sangat kaku!” ucap Callista terang-terangan dan pergi begitu saja ke arah kulkas untuk mengambil beberapa cemilan yang akan ia makan di dapur. “Baiklah, lain kali akan kucoba.” Setelah berkata seperti itu, Dean langsung pergi dengan kebiasaan langkah cepatnya itu entah menuju ke mana, mungkin ia balik ke kamarnya atau mencoba melihat Luna. Di sisi lain Callista sibuk memilih makanan yang cocok untuk malam hari, ia tidak terlalu membutuhkan banyak kalori dan karbohidrat, tetapi hanya makanan yang ringan saja. “Sial! Aku benar-benar bingung,” gerutu Callista pada dirinya sendiri. Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya Callista memutuskan untuk mengambil sereal gandung, kacang, dan yogurt. Ya, cukup banyak, tetapi Callista cukup lapar, jadi ia tidak akan menahan seleranya. Lagipula hanya sesekali saja ia bergadang seperti ini, itupun dikarenakan Luna yang benar-benar seperti kelelawar. “Apa Luna tidak apa-apa ya aku tinggal sendirian?” Callista mendadak memikirkan Luna yang dimatanya terlihat sangat polos itu meskipun ia sangat cerdas. “Ah biarkan saja, pasti ia akan baik-baik saja.” Callista kembali melanjutkan menyatap makanan malam itu untuk mengisi perut kosongnya. *** “Luna? Kau sedang apa?” Suara tersebut muncul bersamaan dengan suara pintu terbuka di saat Luna sedang asik mengerjakan obat bius buatannya. “Sial! Padahal sedikit lagi aku selesai!” gerutu Luna dengan nada pelannya. “Ah! Aku sedang buat obat bius untuk menangkap binatang, kenapa?” Luna langsung saja jujur kepada Dean tetapi ia tidak menyebut alasan yang sebenarnya. “Kau ingin menangkap binatang?” tanya Dean takjub dan mulai tertarik masuk ke dalam percakapan Luna lebih dalam lagi. Dean perlahan mendekati Luna dengan matanya yang juga meneliti apa yang sedang dilakukan Luna, siapa tau ia juga pernah melakukannya dahulu. “Sebenarnya karena aku melihat sekeliling mansion milikmu terdapat hutan yang sangat luas dan besar, aku sedikit terpikirkan untuk berburu.” Bohong. Ya, Luna sengaja berbohong tapi ia harus yakin dengan kebohongannya agar Dean tidak curiga sama sekali, bisa hancur jika Dean mulai mencurigai tindakannya yang terang-terangan itu. “Benar juga, kau bisa kalau ingin, tapi ditemani oleh Callista ya. Tapi…” Perkataan Dean terhenti saat ia melihat hal yang sedang dikerjakan Luna itu dari dekat, Luna sudah menduga hal ini pasti terjadi, tidak mungkin seorang Dean tidak mengetahui kalau bius yang ia buat sekarang dosisnya sangat besar. “Bukankah ini dosisnya terlalu besar?” lanjut Dean. Perkiraan Luna sangat tepat, Dean curiga dengan dosisnya. “Kalau menurutku jika aku ingin menangkan binatang seperti rusa, bukankah aku harus buat dosis yang besar?” “Kau benar! Tapi untuk rusa justru dosis ini terlalu sedikit, ini kan dosis yang tepat untuk membius satu orang dewasa?” ucap Dean pada akhirnya yang membuat Luna membeku seketika seraya dengan tangan Dean yang menyentuh tabung kimia yang berisi cairan bius buatan Luna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD