Diluar sana, anak buah Leandro yang ditugaskan untuk mengawasi Bella agat tidak kabur. Masih berada di tempat persembunyiannya yang tak terlihat oleh Bella. Anak buah Leandro ini memang ahlinya bersembunyi, karena itulah dijuluki sebagai dark shadow (bayangan hitam). Pria bernama Carlos yang memiliki tubuh tinggi dan kurus ini, awalnya masih anteng saja saat dia sedang mengawasi Bella yang masuk ke rumah sewaannya. Namun, Carlos mulai memusatkan atensinya pada Bella, saat dia melihat seorang pria mabuk datang ke rumah kontrakan Bella.
"Siapa pria mabuk itu? Haruskah aku menyingkirkannya?" gumam Carlos bingung. Tentang apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Selama dia tidak membuat masalah, lebih baik aku biarkan saja dulu!" kata Carlos pada dirinya sendiri.
Pria itu masih berada di tempat persembunyiannya sambil melihat Bella dan Roberto yang terlihat seperti sedang berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan, Carlos juga tak tahu karena jaraknya cukup jauh dari tempatnya berada. Sehingga dia tidak bisa mendengar. Carlos hanya bisa melihat dari raut wajah Bella yang terlihat tak nyaman saat berhadapan dengan pria agak berisi dengan kumis tebal di bawah hidungnya itu.
Beberapa saat kemudian, ketika Bella hendak menutup pintu, Roberto menahannya dan memaksa masuk ke dalam rumah kontrakan Bella. Pintu rumah kontrakan itu dikunci dari dalam.
"Pria itu ... apa yang harus aku lakukan? Tugasku disini hanya mengawasi gadis milik tuan, bukan menjaga atau menyelamatkannya. Tapi ...," lirih Carlos bingung. Pasalnya, selama ini dia selalu melakukan sesuatu atas perintah atasannya.
Carlos tertegun di sana, dia masih berpikir haruskah ia ikut campur atau diam saja di sini?
"TOLONG! TOLONG AKU!"
Teriakan Bella dari dalam rumah, berhasil mengetuk pintu nurani anah buah sang mafia itu. Carlos pun bergerak tanpa perintah, dia berlari menuju ke arah pintu rumah da menendangnya dengan keras. Sampai pintu kayu itu hancur oleh tendangan keras dari satu kaki Carlos.
"Kau ..." Bella yang masih berada di bawah tubuh Roberto, melihat ke arah Carlos yang masih berada di ambang pintu. Bella berusaha mengingat siapa pria ini, karena wajahnya tak asing.
"Dia salah satu anak buah, tuan." Batin Bella yang rupanya mengenali pria itu sebagai salah satu anak buah tuannya.
"Hey! Siapa kau? Berani sekali kau menganggu kami!" sentak Roberto marah kepada Carlos.
"Enyahlah dari sini, sebelum aku memotong salah satu bagian tubuhmu." Aura Carlos, tidak jauh beda dengan Leonardo, bosnya. Wajah Carlos tampak datar, sorot matanya yang tajam, sudah cukup menjelaskan Carlos anak buah siapa.
Roberto pun beranjak dari tubuh Bella dan berdiri di depan Carlos dengan menantang. Sedangkan Carlos masih terlihat datar, tenang, seperti biasa.
"Siapa kau hah? Beraninya kau bicara padaku? Kau memerintahku?" Roberto mendorong-dorong tubuh Carlos ke belakang dengan satu jarinya, sebagai bentuk penghinaan terhadap Carlos.
"ACK!" pekik Roberto saat dia merasakan jari-jarinya dipelintir oleh tangan Carlos. Dia meringis kesakitan dan meminta dilepaskan. Namun, Carlos malah semakin memelintir tangan Roberto ke belakang dan semakin kencang.
"Aargghh ... sakit, bodoh!"
"Lepaskan tanganmu, dariku, sialan!"
"Pergi dari sini, sebelum aku benar-benar mematahkan jari-jarimu." Ancam Carlos tegas. Dia pun mendorong tubuh Roberto sampai pria itu tersungkur dengan kepala yang menabrak kursi.
"Aw! Sialan kau!" Roberto meringis kesakitan, sambil memegang keningnya yang mengeluarkan cairan merah dari sana. Tatapan tajam Carlos, menyala bak elang, berhasil membuat Roberto takut dan akhirnya dia memilih untuk pergi.
"Awas saja kau Bella! Aku akan datang lagi!" teriak Roberto mengancam Bella, bahwasanya dia akan datang lagi. Sedangkan Bella diam saja, dia malas meladeni Roberto.
Disisi lain, dia bersyukur karena Carlos sudah menyelamatkannya dari Roberto sebelum pria tua itu berbuat macam-macam padanya. Bella juga berusaha untuk tetap tenang.
"Terimakasih sudah menolong saya, tuan." Bella berusaha untuk duduk, dia memperbaiki kancing piyamanya yang terbuka. "Maaf, apa tuan bisa berbalik badan?" kata Bella sopan.
Carlos yang peka, langsung memalingkan wajahnya. Meski tadinya dia sempat tak sengaja melihat sedikit dua aset milik Bella.
"Tidak masalah."
"Maaf, tapi ... kenapa tuan ada di sini?" tanya Bella bingung.
"Jangan panggil saya tuan, Nona. Nama saya, Carlos dan saya berada di sini hanya untuk menjalankan perintah." Carlos berbicara formal dan hormat, pada wanita tuannya ini.
"Perintah?"
"Ya, tuan Javier memerintahkan saya untuk mengawasi Nona."
"Mengawasiku?" tanya Bella dengan kening berkerut.
Kemudian Carlos pun menjelaskan, kalau dia diperintahkan Leandro untuk mengawasi Bella agar tidak kabur. Bella kesal mendengarnya, karena Leandro tidak percaya padanya. Lagipula dia mau kabur kemana? Ibunya saja ada di sini dan tidak bisa kemana-mana.
"Sekali lagi, aku ucapkan terimakasih, Tuan."
"Sudah saya bilang, panggil dengan nama saja." Carlos meralat panggilan Bella terhadapnya.
"Iya, Carlos. Eum ... lebih baik panggil kakak saja, karena kurasa itu lebih cocok. Bolehkah?" pikir Bella.
Carlos pun tersenyum mendengar perkataan Bella dan sorot matanya yang polos. Namun, disisi lain dia juga merasa khawatir.
"Tuan, aku harap kau tidak menyakiti Nona Bella. Dia gadis yang baik dan polos." Batin Carlos. Dia tahu seperti apa Leandro pada wanita, Carlos harap tuannya tidak memperlakukan Bella dengan kejam seperti pada wanita yang lain.
***
"Teruskan, lebih dalam lagi sialan!"
Leandro menekan kepala wanita yang sedang memuaskan juniornya semakin dalam, karena sebentar lagi dia akan mencapai puncaknya.
"Cepat! Masukkan semuanya sampai mentok ke dalam mulutmu, jalang!"
Wanita itu terlihat tersiksa, kedua matanya berembun, pipinya memerah dan mulutnya terasa penuh oleh junior Leandro yang keras.