“Kakak tenang aja oke, biar Ras yang urus semuanya.” “Tenang? Irina mati dan lo bilang ke gue TENANG?!” teriak dari seberang sana. “Kalo sampe bokapnya tahu, mati kita!” “Makanya Rashi bilang kakak tenang!” bentaknya tak sabar—karena kakaknya yang menelepon di seberang sana meneriakkinya. Ia menghela nafas—menurunkan tingkat emosi-nya. “Ini murni kecelakaan. Jadi kita pasti selamat.” “Lo pikir mereka bodoh?” Rashilla mengatupkan rahangnya. Ia memejamkan matanya—menormalkan nafasnya yang memburu. “Sekarang kakak gak mau tahu, lo temui Fadli terus ancam dia. Kemudian kita kabur ke luar negeri.” Rashilla menekan giginya kuat-kuat sampai ia meringis sendiri karena giginya ngilu. Ia kesal pada sikap gegabah kakaknya. Jadi dari pada ambil pusing, ia mematikan ponselnya. Sekarang ia tak puny
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books