Perlahan

840 Words

“Gue takut b******k! Lo di mana?!” teriaknya di telepon. Matanya melirik kaca spion dan mobil Fadli masih gencar mengikutinya dari belakang. Ia menginjak pedal gas dengan kencang, mengayunkan setirnya dengan lihai sambil menyalip kendaraan-kendaraan di depannya. Tapi Fadli tetap tak kehilangan jejaknya. “Gedung 165 Jakarta Utara,” jawab di seberang sana dengan kode. Irina mendengus lalu mematikan teleponnya. Ia mendial seseorang lagi. “Gedung 165 Jakarta Utara. Kalo lo gak dateng, gue batal bantuin lo,” ancamnya tapi yang di seberang sana malah cekikikan. “Lo pikir, gue butuh bantuan lo?” tanyanya sinis. Irina menghembus nafas kasar. Tangannya mencengkeram kuat-kuat setirnya. “b******k!” makinya dan kali ini sambil memukul setir dengan kencang. “Bagaimana pun caranya lo ngancem gue,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD