Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, langit bahkan masih gelap. Kali ini aku bangun jauh lebih dulu dari kak Ali. Aku memang selalu seperti ini kalau mau ke mana-mana. Bahkan belum ke Bromo saja mimpiku sudah lebih dulu sampai. Aku masih belum beranjak dari kasur karena memang aku tidak bisa bangun. Kak Ali memelukku dari belakang, erat sekali. Padahal sedang tidur tapi kekuatannya lumayan juga. Mataku sudah segar, padahal biasanya di jam setengah tiga seperti ini aku masih mengantuk. Perlahan-lahan aku mulai menggeser tangan kak Ali dari perutku. Namun, lagi-lagi dia mengeratkan kembali, dan itu berulang tiga kali. Daripada buang-buang waktu, lebih baik sekalian saja aku bangunkan. "Kak, bangun," ucapku pelan. Dia hanya bergumam sambil mengeratkan pelukannya. Kalau sedang tidur itu aku